[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
"Ada baiknya dan ada kurangnya," jawab Gea mengulum senyum. "Oh, bisakah kita mulai pemotretannya sekarang? Aku takut make up-nya luntur," sambungnya menghindari pembicaraan itu lebih lanjut.
"Hati-hati dengan mulutmu, Gea! Aku menggunakan make up terbaik, ya!" protes Hafizah dari sudut ruangan karena dialah yang mendandani gadis itu.
Gea terkikik geli. Mengangkat gaunnya yang menyeret sampai ke lantai, gadis itu masuk ke photoshoot. "Mulai sekarang?" tanyanya pada sang fotografer, Xavier.
"Ya. Coba bergaya seperti biasa. Nanti ku arahkan kalau ada yang kurang," ujar Xavier melihat Gea dari kamera. Pria itu menghitung mundur seiring dengan Gea yang berubah menjelma dan terlihat seperti model profesional dengan bayaran termahal. Padahal, Gea sama sekali tak pernah meminta atau menerima bayaran dari Ivana dan teman-temannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com