webnovel

Tipe Seperti Ini yang Disukai

Editor: Wave Literature

Kulit kepala Dion Gu terasa tegang dan tubuhnya berkeringat dingin.

Dion Gu berjalan ke arah pintu masuk lift, ia masih bisa melihat Emily Ling yang berjongkok di lantai sambil tersenyum dan berbicara dengan paman ketiganya, dalam hati tiba-tiba ia merasa ada yang aneh. Dalam benak Dion Gu muncul banyak sekali pertanyaan.

Bagaimana mungkin?

Selera paman ketiga begitu tinggi, bagaimana mungkin ia bisa tertarik dengan wanita seperti Emily Ling?

Tapi wanita ini sangat pandai berakting di depan paman ketiga.

Dion Gu harus bisa menunjukkan bagaimana sifat asli si gadis yang sombong dan pemuja uang itu, supaya paman ketiga bisa melihat dengan jelas bahwa Emily Ling dekat dengannya hanya untuk mendapatkan uang!

"Apakah kamu menyukainya?" Tanya Emily Ling sambil tersenyum.

Evan Jun menganggukkan kepalanya, bibir tipisnya terbuka. Kemudian suaranya yang menarik perhatian mulai terdengar, "Suka."

Andy An melihat dasi tersebut, lalu melihat gadis itu sedang tersenyum. Tuan ketiganya benar-benar memanjakan gadis ini!

Andy An telah mengikuti Tuan ketiga selama beberapa dekade, dan tidak ada satupun wanita yang ditemui Tuan ketiga.

Mulai dari wanita dari keluarga bangsawan yang terkenal, seorang model wanita, wanita yang terkenal di internet, wanita dewasa, gadis remaja, dan berbagai macam jenis penampilan dan kepribadian seorang wanita yang ingin bersamanya.

Dari sekian banyak wanita yang mengenalnya, entah berapa banyak orang yang ingin naik ke tempat tidur Tuan ketiga dan ingin menjadi istrinya. Tapi, Tuan ketiga sama sekali tidak pernah melirik mereka.

Andy An diam-diam memikirkan apakah Tuan ketiga tidak menyukai wanita, dan apa mungkin paman ketiga benar-benar menyukai tipe gadis seperti Emily Ling.

Dari pertemuan Tuan ketiga dengan gadis ini hingga sekarang, mereka hanya bertemu sebanyak lima kali. Dan setiap pertemuan itu menantang garis Tuan ketiga.

Terakhir kali Emily Ling makan di dalam mobil, Tuan ketiga pun tidak mengatakan apa-apa. Tapi malah melukai Tuan ke tiga sampai pergi ke rumah sakit karena sakit perut.

Kali ini, gadis itu bahkan berpura-pura di depan Tuan ketiga. Sedangkan Tuan ketiga sangat kooperatif dan menikmatinya, dari sikapnya sepertinya tidak ada tanda-tanda kebencian sama sekali pada Emily Ling.

Jika membicarakan tentang kamar istirahat, sebenarnya adalah ruangan suite mewah dengan kamar tidur lengkap, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi.

Evan Jun memperhatikan gadis kecil itu meletakkan kue yang rusak di atas piring, memakannya dengan sendok. Kemudian Evan Jun menelan ludahnya dan berkata, "Apa rasanya sangat enak?"

"Sangat enak." Jawab Emily Ling sambil mengangguk penuh semangat. Kepala kecilnya sedikit miring sambil tersenyum ke arah Evan Jun, "Kamu ingin mencicipinya?"

Kue ini sebenarnya untuk putranya. Semuanya sudah rusak, tidak enak juga jika dibawa pulang dengan keadaan demikian.

Emily Ling tidak punya kebiasaan membuang-buang makanan, sehingga ia harus memakan semuanya sendiri.

Evan Jun melihat krim di sudut mulut Emily Ling. Kedua mata hitam Emily Ling bersinar seperti bintang. Setiap kali Emily Ling menawarkan makanan padanya, ia tidak bisa menolak, lalu ia sedikit mengangguk.

"Mau rasa vanilla atau mangga?" Tanya Emily Ling.

"Vanilla saja!" Jawab Evan Jun. Gadis kecil ini menyendokkan kue rasa vanilla dengan sendok yang ia pakai, kemudian menyerahkannya ke mulut Evan Jun, seolah-olah sudah terbiasa melakukannya, mulutnya pun ikut terbuka, "Aa…"

 "…" Evan Jun hanya diam.

Setelah Emily Ling menyuruh Evan Jun untuk membuka mulutnya, tiba-tiba ia baru menyadari bahwa dirinya telah melakukan hal bodoh.

Wajah kecilnya seketika langsung tampak berubah menjadi merah, Emily Ling merasa sangat malu. Ia terbiasa melakukan ini ketika menyuapi putranya. Karena terbiasa, tindakannya begitu alami dengan mengeluarkan suara. Ia menundukkan kepala karena malu.

Orang di depan Emily Ling ini adalah Tuan ketiga! Ekspresi wajahnya yang dingin seperti iblis itu ditakuti oleh semua orang yang ada di ibukota.

Bahkan Dion Gu yang awalnya sangat sombong pada Emily Ling, namun begitu ada Evan JUn di depannya, sikapnya seketika langsung berubah layaknya seorang cucu kepada kakeknya.

Evan Jun membuka mulutnya dan memakan kue itu. Ia sedikit mengernyitkan ketika melihat wajah merah Emily Ling yang sampai ke telinga itu. Kemudian Evan Jun segera memalingkan pandangan, dan dengan suara seksi ia berkata, "Enak."

Emily Ling sepertinya mendengar suara tawa yang rendah dari dada pria itu. Tapi Emily Ling ingin menggoda Tuan ketiga supaya ia bisa menjadi wanitanya. Sehingga ia tidak boleh merasa ketakutan. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Evan Jun dengan alis tertekuk, "Apakah kamu masih ingin makan?"

Evan Jun menggelengkan kepalanya, ia berkata sambil tersenyum, "Kamu saja!"

Evan Jun selalu merasa bahwa apapun yang dimakan Emily Ling terlihat sangat enak. Melihat Emily Ling makan, ia mulai memiliki nafsu untuk ikut makan. Mau tidak mau ia ingin merasakan betapa manisnya makanan milik Emily Ling itu.