webnovel

Chapter 18: Pukulan Penentu

"Ayo berdiri!" ujar Mono.

Mono menendang Aruta hingga membuat Aruta sedikit terlempar ke belakang.

"Ayo bangun!" ujar Mono sembari kembali menendang Aruta.

Mono terus menendangi Aruta hingga membuat Aruta babak belur.

"Kau pikir kau bisa melindungi orang lain jika kau sendiri payah seperti ini?" ujar Mono yang terus menendangi Aruta. Aruta masih tergeletak dan hanya menerima tendangan dari Mono.

"Orang yang kuat bisa melindungi yang lemah. Tapi yang lemah hanya akan menjadi beban bagi orang yang kuat," ujar Mono. Kali ini Mono menendang Aruta dengan energi LYNK yang membuat Aruta terlempar jauh ke belakang.

"Tak kusangka Pak Kuroto merekrut orang lemah sepertimu." Mono mulai berjalan pergi meninggalkan Aruta.

"Hey," suara seseorang memanggil Mono.

Mono berbalik dan melihat Aruta yang mulai berdiri. Mono cukup terkejut karena seluruh tubuh Aruta sudah dipenuhi luka namun Aruta masih mampu berdiri.

"Bisakah kau berhenti meremehkanku," ujar Aruta kepada Mono. Aruta beridiri dan melihat Mono dengan tatapan tajam yang sangat menusuk.

"Ekspresi apa itu?" gumam Mono bertanya tanya.

Mono mulai memasang kuda kuda bersiap dengan apa yang Aruta akan lakukan. Aruta mulai berlari menerjang Mono dan mendaratkan pukulan dengan tangan kanannya. Mono dengan cepat menangkap tangan kanan Aruta. Mono memegang tangan kanan Aruta dengan kedua tangannya dan membanting Aruta kebelakang. Mono langsung melompat mundur setelah membanting Aruta.

"Ayo! jika sebatas teknik dasar saja kau tidak bisa, kau tidak akan bisa melukaiku," ujar Mono.

Aruta berdiri dan kembali berlari menerjang Mono. Aruta berteriak dan memukul Mono dengan tangan kanannya. Mono menahan tangan kanan Aruta dengan tangan kirinya yang dialiri energi LYNK. Mono langsung memukul pipi Aruta dengan tangan kanannya yang juga dilapisi energi LYNK. Tidak memakan waktu lama setelah terpukul, Aruta langsung melawan balik dan melakukan tandukan menuju kepala Mono. Aruta memanfaatkan tangannya yang masih ditahan Mono sebagai tumpuan untuk kembali berdiri dan balik menyerang Mono dengan tandukan. Mono sempat terkejut dan balik menanduk kepala Aruta. Mono melapisi keningnya dengan energi LYNK yang membuat kening Mono lebih kuat yang membuat kepala Aruta terhempas karena tandukan Mono.

Mono melapisi kakinya dengan energi LYNK dan menendang Aruta yang membuat Aruta terpental. Aruta mendarat dengan kedua kakinya dan balik menerjang Mono. Aruta melompat dan mengarahkan tendangan kepada Mono. Mono menahan tendangan Aruta dengan tangan kirinya. Aruta langsung mendarat dan memukuli Mono. Mono cukup kewalahan untuk menangkap dan menahan semua pukulan Aruta. Mono baik menyerang dengan menendang perut Aruta yang membuat Aruta sedikit terpental ke belakang. Mono langsung melompat mundur setelah melakukan tendangan kepada Aruta.

"Fisiknya kuat sekali! Dia masih bisa berdiri bahkan dengan luka seperti itu. Pergerakannya semakin cepat. Tendangan barusan, seperti memiliki sensasi yang sedikit berbeda," gumam Mono.

"Kau memang benar," ujar Aruta.

"Huh?"

"Aku harus menjadi kuat. Semakin aku kuat, semakin banyak yang bisa ku lindungi. Aku harus menjadi lebih kuat!" ujar Aruta.

Aruta mulai memasang kuda kuda siap menerjang Mono. Aruta menghembuskan nafas dan sangat berkonsentrasi. Aruta menatap Mono dengan sangat tajam seperti seekor singa yang melihat mangsanya.

"Apa dia... mulai bisa mengendalikan energi LYNK nya?" gumam Mono.

"Aku merasakannya... ya aku merasakannya... huff... aku merasakannya!!"

Aruta kembali berlari menerjang Mono. Kali ini, kakinya mengeluarkan percikan energi LYNK ketika Aruta berlari. Aruta sampai di depan Mono dengan sangat cepat. Mono terkejut dan melakukan pukulan ke wajah Aruta. Aruta dengan cepat menghindarinya dengan berseluncur ke belakang Mono.

"Cepatnya!" gumam Mono terkejut sembari menoleh ke arah Aruta yang ada di belakangnya.

Aruta langsung melompat ke arah Mono. Aruta mengeluarkan energi LYNK yang membara di tangan kanannya. Mono tidak sempat menghindar dan pukulan Aruta mengenai pipi kiri Mono. Energi LYNK di tangan kanan Aruta semakin menyala nyala di pipi Mono. Aruta berteriak dan Mono mengerang kesakitan. Energi LYNK di tangan kanan Aruta meledak langsung di pipi Mono. Kepala Mono langsung terbanting ke tanah setelah menerima serangan itu. Mata Mono memutih, hidung dan mulut Mono mengeluarkan darah dan terdapat lebam besar di pipi nya.

"Argh rasanya seperti pukulannya kakak." Mono terkapar di tanah setelah terkena serangan itu. Aruta terengah engah kelelahan setelah menyerang Mono barusan.

"Prok prok prok," suara seseorang bertepuk tangan.

Aruta menoleh dan melihat Kuroto yang datang bersama Mona. Kuroto bertepuk tangan menghampiri Aruta.

"Kau sepertinya berhasil mengalahkan Mono. Duel kalian lama juga," ujar Kuroto.

"Kau cepat belajar juga," ujar seseorang.

Aruta menoleh lagi ke arah yang berbeda dan melihat Wise, Gren, dan Haruki yang datang.

"Kekuatanmu boleh juga," ujar Gren.

"Kau sepertinya memang pantas," ujar Wise.

"WOAAHH!! ternyata Aruta kuat banget!!" suara seorang perempuan.

Aruta melihat Bela yang berlari menghampirinya. Bela berhenti di depan Aruta.

"Aku jadi penasaran saja yang akan kau lakukan setelah ini!" ujar Bela.

"Uh... terima kasih," jawab Aruta. Aruta melihat ke arah Mona dan melihat benjolan di kepalanya.

"Uh... kepala Kak Mona kenapa?" tanya Aruta.

"Oh Mona. Dia tadi berlari sangat kencang dan terpeleset. Dia menabrak tong sampah keras sekali hingga tong sampahnya hancur. Untung tidak ada isinya," ujar Kuroto.

"Hey jangan terang terangan begitu!" ujar Mona dengan wajahnya yang memerah.

Kuroto tertawa kecil kepada Mona. Tidak lama kemudian, Kuroto menyadari Oliver, Zaka, dan Raven tidak ada.

Kuroto menoleh noleh dan bertanya, "Mana tiga bocah itu?"

Haruki yang ada di dekat Kuroto menjawab, "Maksudmu Oliver, Zaka, dan Raven? Oliver sudah pulang. Dia bilang tugas sekolahnya belum selesai. Zaka sedang makan kue di dalam. Raven tidur di sebelahnya."

"Begitu ya. Baiklah mungkin sudah waktunya," ujar Kuroto.

Kuroto berjalan mendekati Aruta dengan tersenyum kepadanya.

"Kau memang pantas untuk menjadi penyihir juntoshi." Kuroto mengambil sebuah pin baju di sakunya.

"Huh? sebuah pin?" tanya Aruta.

"Ya. Gunakan ini jika kau sedang menjalankan misi," ujar Kuroto.

"Huh? apa ini sungguhan?" tanya Aruta.

"Ya, kau salah satu dari kami sekarang," jawab Kuroto.

Semua orang di sana mengeluarkan pin penyihir juntoshi mereka dan menunjukkannya kepada Aruta. Dengan pin itu, Aruta resmi menjadi penyihir juntoshi sekarang. Aruta yang kegirangan langsung memakai pin itu di bajunya.

"W-w-w-w-woah keren sekali!!" ujar Aruta.

"Ahaha kau semangat sekali. Apa kau tidak merasa sakit dengan luka lukamu?" ujar Kuroto kepada Aruta.

"Yeay anggota kita bertambah satu. Mono pasti senang memiliki teman baru, iya kan?" ujar Bela kepada Mono.

Mono yang baru bangun masih ling lung dan bingung dengan apa yang terjadi. Kepala Mono masih terasa sakit karena pukulan Aruta.

"Hehe sepertinya kau memiliki teman baru," ujar Mona kepada Mono sembari merangkul Mono dengan tangan kanannya.

"Huh?"

"Ahahaha, oh ya." Kuroto kembali meraba sakunya dan mengeluarkan sebuah kalung. Mata kalung itu terdapat sebuah permata biru. Permata itu sedikit bewarna gelap.

"Ambillah," ujar Kuroto kepada Aruta.

"Sebuah kalung?" tanya Aruta sembari menerima kalung itu.

"Anggap saja kalung itu hadiah dariku karena kau bergabung menjadi penyihir juntoshi."