webnovel

Chapter 12: Pertandingan Bola Basket

Pada jam 2 siang, bel sekolah berbunyi menandakan waktunya pulang sekolah. Aku seperti biasa mengemas barang barangku. Namun aku mendengar beberapa teman temanku yang sedang berkumpul. Aku tidak peduli dan mulai berjalan meninggalkan kelas. Tapi ketika aku ingin keluar, mereka menahanku. (Aruta)

"Hey Aruta, kami ingin meminta bantuan," ujar Kevin salah satu teman sekelas Aruta.

"Bantuan apa?" tanya Aruta.

"Pertandingan basket dengan kakak kelas. Kami akan melawan mereka sebentar lagi. Tapi Bryan sedang cedera. Kau adalah salah satu yang paling atletis di kelas ini. Tolong, kami butuh bantuanmu," mohon Kevin.

"Hmm... tapi aku..."

"Aku punya komik Ultra X volume zero yang langka. Kau bisa memilikinya jika kau-"

"Ayo hajar mereka," ujar Aruta serius sembari memegangi tangan Kevin dan membawanya keluar kelas.

"Yeh gitu. Giliran ada imbalannya langsung mau," gumam Kevin.

Aruta bersama teman temannya berjalan menuju lapangan basket. Setibanya mereka di lapangan basket, mereka melihat kakak kelas yang sudah berada di lapangan. Aruta melihat Katsuo yang juga berada di sana. Katsuo adalah anggota dari klub basket sekolah. Katsuo sangat terkenal di kalangan murid murid karena dia juga ikut dalam tim nasional basket remaja.

"Bukannya itu Katsuo. Kenapa dia juga ikut?" tanya Aruta.

"Ya, kami sedikit memiliki masalah dengannya," jawab Kevin.

"Masalah?"

"Ya, kami bentrok dengannya kemarin. Kami memperebutkan sesuatu yang penting dan itu dipertaruhkan dalam pertandingan ini," ujar Kevin dengan nada serius.

"Apa itu?" tanya Aruta.

"Kami... memperebutkan kupon terakhir promo paket combo dari Rumah Makan Terang Rembulan yang terkenal itu. Kapan lagi kita bisa membeli paket combo dengan diskon enam puluh persen ," ujar Kevin.

"Oh gitu," ujar Aruta yang agak heran karena dia mengira masalahnya adalah masalah serius.

"Yang penting bisa dapet komik Ultra X aja lah," gumam Aruta.

Tim Kevin memasuki lapangan bertemu dengan tim kakak kelas. Kevin berjalan maju berhadapap hadapan dengan Katsuo. Mereka berdua saling menatap dengan tatapan yang sangat tajam. Kedua tim ini terlihat sangat serius hanya untuk memperebutkan sebuah kupon.

"Kau siap?" tanya Katsuo.

"Ya. Yang menang akan mendapatkannya," jawab Kevin.

"Pertandingan ini satu kuarter saja. Aku tidak ingin berlama lama disini," ujar Katsuo.

Pertandingan akan dimulai dan para pemain mulai menempati posisi masing masing. Ketika Aruta bersiap, dia melihat Kevin yang menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Aruta.

"Kau yang saja yang jump ball sana," ujar Kevin.

"Oh ok."

Aruta berjalan ke dalam lingkaran tengah dan berhadapan dengan Katsuo. 

"Aku belum pernah melihatmu. Kau cukup berani juga beradu jump ball denganku," ujar Katsuo.

Wasit berada di tengah tengah mereka siap melempar bola. Pertandingan dimulai dan wasit melempar bola itu keatas. Katsuo langsung melompat meraih bola itu. Namun secara mengejutkan, Aruta mampu melompat lebih tinggi dari Katsuo dan berhasil mengambil bola terlebih dahulu.

Aruta melakukan passing kepada Kevin dan berlari sangat cepat melewati pemain pemain tim kakak kelas. Kevin melakukan passing atas ke arah Aruta. Pemain tim kakak kelas melompat berusaha merebut bola itu namun Aruta melompat lebih tinggi dari mereka yang membuat Aruta berhasil menerima bola itu. Aruta men-dribble bola itu dan berlari sangat cepat. Aruta berhasil mencetak poin dengan melakukan lay-up. Seluruh orang di lapangan itu membulatkan mata dan membuka mulut mereka dengan lebar tak percaya dengan kecepatan Aruta dan kemampuannya.

"Apa itu barusan?" gumam Katsuo yang terkejut.

"Memang Aruta secepat itu?" gumam Kevin yang terkejut.

Aruta berjalan mendekati Kevin dan menepuk pundaknya sembari berkata, "Jangan lupa komiknya."

"Iya iya," Jawab Kevin dengan senyum tipis.

Pertandingan berlanjut dan Aruta berhasil mengobrak abrik tim kakak kelas. Aruta terus mencetak poin dengan lemparan lemparan yang tidak biasa. 10 menit berlalu dan satu kuarter selesai. Tim Kevin berhasil menang telak dengan poin 60-0. Aruta sendiri telah mencetak 50 poin. Karena pertandingan ini hanya satu kuarter, maka tim Kevin dinyatakan menang.

Kevin berjalan kearah Katsuo dan menagihnya, "Mana kuponnya?"

"Tidak! Ini masih belum selesai. Aku memang sengaja tidak serius kepada kalian. Ayo lanjut ke kuarter dua," ujar Katsuo.

"Hey kau sudah berjanji hanya bermain satu kuarter di pertandingan ini," ujar Kevin. Kevin mulai terpancing emosi.

"Kau takut?" ejek Katsuo.

"Kau menginginkan kupon ini kan," Katsuo mengangkat tangannya namun tidak ada apa apa di genggamannya.

"Loh kuponnya mana?"

Tiba tiba ada tangan seseorang yang memegang pundak Katsuo dan terdengar suara seorang perempuan, "Sudahlah, kau itu sudah kalah."

Katsuo menoleh kebelakang dengan ketakutan. "M-M-M-Mona? Kenapa kau disini?"

"Kau ini selalu mencari gara gara ya," ujar Mona.

"Ketua Osis Mona?" gumam Kevin.

Mona berjalan menghampiri Kevin dan memberinya kupon yang menjadi hadiah dari pertandingan itu. "Maafkan temanku ya," ujar Mona kepada Kevin.

"Omong omong kau yang disana," seru Mona menunjuk Aruta.

"Kau mempunyai fisik yang luar biasa. Siapa namamu?"

"Aku? aku Aruta."

"Aruta ya. Kau tidak ikut di tim olah raga kan. Kenapa kau tidak ikut saja? Aku melihat pertandinganmu tadi. Kau sangat berbakat loh," ujar Mona.

"Uh... sepertinya tidak dulu," jawab Aruta.

"Begitu ya. Senang berkenalan denganmu," ujar Mona dengan senyuman lebar.

Di pinggir lapangan ada Mono yang berjalan melewati lapangan itu. Mono melihat ke lapangan dan melihat kakaknya sedang berbicara dengan seseorang.

"Kakak? sedang berbicara dengan siapa dia?" gumam Mono. Mono menyipitkan matanya dan melihat Mona sedang berbicara dengan Aruta, orang yang tadi berlari melewatinya. Mono ingat dia merasakan aura benda yang dia cari muncul dari Aruta ketika Aruta berlari melewatinya.

"Orang itu, aku harus menemuinya!"

Beberapa saat kemudian beberapa anak di lapangan itu sudah pergi. Mona juga ikut pergi. Di lapangan itu hanya tersisa Aruta dan Kevin sekarang.

"Ini komiknya." Kevin memberikan komiknya ke Aruta.

"Terima kasih ya."

"Uh... iya," ujar Aruta sembari menerima komiknya.

"Tapi apa kau yakin memberikan komik ini untuk sebuah kupon? Ini komik langka loh," ujar Aruta.

"Tidak apa. Aku sudah jarang membacanya. Terimalah," ujar Kevin dengan nada rendah. Aruta tersenyum dan menerima komik itu.

"Kau mau ikut makan di bersama teman teman yang lain? Kau sudah membantu kami untuk mendapat kupon ini," tawar Kevin.

"Terima kasih, tapi sepertinya tidak dulu. Ini saja sudah cukup," jawab Aruta.

Aruta dan Kevin berjalan keluar dari sekolah bersama. Sepanjang perjalanan, Aruta melihat beberapa makhluk makhluk aneh di area gelap dan tempat tempat sempit di sekolah itu.

"Banyak sekali. Biasanya jarang ada mereka. Pura pura gak lihat aja dah," gumam Aruta.

Ketika aku dan Kevin keluar dari sekolah, kami berpisah dan berjalan pulang kearah yang berbeda. Hari ini aku libur dari pekerjaan sampinganku. Karena tadi Kevin menawariku makan bersama aku jadi lapar. Aku jadi ingin memakan sesuatu sebelum pulang. Aku memutuskan untuk pergi ke rumah makan favoritku sebelum pulang. Ketika aku sampai, tempat itu lebih ramai dari biasanya. Aku mengantri berjam jam disana. Aku sekalian makan malam saja di sana. (Aruta)

Ketika Aruta berjalan pulang, dia mendengar suara yang memanggilnya. "Hey kau!" seru seseorang.

Aruta berbalik dan dia melihat seorang laki laki di belakangnya. "Iya? ada perlu apa?"

"Apa kau Aruta dari SMA Starmind?" tanya orang itu.

"Iya," jawab Aruta.

"Namaku Mono, murid satu sekolah denganmu. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan. Aku meminta waktumu sebentar," ujar Mono dengan nada serius.