webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Komik
Peringkat tidak cukup
226 Chs

Bab 205

Menggunakan pensil dan penggaris, Yves menggerakkan tangannya untuk menggambar sketsa di atas kertas putih.

Peggy berdiri di samping sambil melihat dengan tenang. Meskipun sketsa yang di gambar oleh Yves terlihat agak aneh, yang jelas dia tahu bahwa itu adalah sketsa tentang mekanis.

Mengingat pertaruhannya dengan Yves, Peggy mulai berpikir bahwa 'mungkin' tidak buruk untuk menjalin hubungan dengannya. Tapi sayang sekali, pertaruhan itu sudah ditakdirkan bahwa dirinya-lah yang akan menang, Maginot Line tidak akan pernah tertembus!

Taktik Blitzkrieg telah dianalisa dan dipelajari oleh berbagai ahli peperangan dunia, dan taktik itu tidak akan terlalu bekerja pada perbatasan Prancis-Jerman.

Adapun untuk serangan udara, senjata anti-pesawat yang Prancis miliki akan memberi Nazi pelajaran bahwa langit Prancis tidak akan membiarkan pesawat menyerang!

Jika Yves mengetahui apa yang dipikirkan oleh Peggy saat ini, dia pasti akan tertawa.

Setelah seharian sibuk, sudah tiba waktunya baginya untuk pulang kerja. Hari ini dia hanya dapat menggambar seperlima dari desain yang dibutuhkan, sisanya akan dia lanjutkan di kemudian hari.

***

Di medan perang Eropa, tentara Nazi Jerman menghabiskan waktu setengah bulan untuk memusnahkan pasukan perlawanan di seluruh wilayah Polandia.

Alih-alih melanjutkan serangan mereka ke wilayah lain, mereka memutuskan untuk menjarah sumber daya Polandia untuk dibawa kembali. Ketika prajurit-prajurit bertugas dalam penjarahan, para Staf militer mulai merencanakan strategi untuk penyerangan Denmark dan Belanda.

Selain sibuk dalam perencanaan dan penjarahan, Nazi juga sedang sibuk melakukan negosiasi dengan raksasa lain, yaitu Uni Soviet. Sebelum penaklukan total benua Eropa, nazi tidak ingin berperang dengan raksasa yang satu ini.

Pertempuran dua front sama sekali tidak menguntungkan bagi Nazi, mengingat jumlah pasukan dan persediaan mereka, peperangan ini akan ditakdirkan untuk gagal jika dua front menyerang mereka secara bersama-sama.

Pada saat yang sama, reporter bernama Ella (ibu Lois Lane) saat ini berada di Berlin, Jerman. Setelah pindah pekerjaan ke Planet Media, Ella Lane menjadi reporter utama yang akan mewawancarai Jenderal Nazi yang terkenal.

Di ruang konferensi telah ada kamera khusus, kamera ini akan digunakan untuk menyiarkan berita secara real time!

Wanita cantik dengan seragam wanita berkata. "Halo, semuanya, saya Ella, seorang reporter dari Planet Media. Hari ini kita datang ke gedung markas militer tentara Nazi untuk mewawancarai orang-orang yang telah tampil dengan sangat baik dalam peperangan baru-baru ini."

"Halo, Letnan Jenderal Guderian." Ella Lane menyambut orang spesial dalam wawancara.

Pria paruh baya berseragam militer Nazi dengan medali di dadanya duduk dengan tenang. Di belakangnya terdapat peta Eropa yang telah diperbesar, di berbagai titik ada beberapa wilayah yang telah ditandai.

"Halo, reporter Ella." Guderian balik menyapa.

Ini adalah wawancara TV yang telah direncanakan dan diatur oleh kedua pihak sebelumnya.

"Saya yakin semua orang pasti tahu siapa Jenderal Guderian. Pencetus taktik Blitzkrieg yang mengejutkan dunia baru-baru ini. Saya merasa terhormat karena dapat mewawancarai Anda hari ini, pak."

"jadi, saya ingin bertanya kepada Anda, Jenderal. Apa yang menginspirasi serta memungkinkan anda untuk membuat taktik hebat ini?" Ella bertanya dengan antusiasme. Pokok berita besar seperti ini sangat cocok untuknya.

Sebelum dia bekerja di Planet Media, dia sangat ingin menjadi reporter besar yang terkenal di dunia. Ketika Bos Planet Media secara pribadi mengundangnya untuk bergabung, Ella langsung setuju tanpa ragu!

"Taktik ini berhasil dibuat berkat pemimpin negara kita yang hebat. Dialah yang telah menghidupkan kembali ekonomi Jerman, memungkinkan lapangan pekerjaan untuk tumbuh lagi, serta memutakhirkan perkembangan teknologi dengan pesat."

"Setelah munculnya senjata baru serta pelatihan tanpa henti yang telah kita lakukan, kita berpikir bahwa taktik ini sangat cocok untuk pasukan kita." Guderian secara alami akan menyebut nama Hitler serta menyanjungnya. Jika dia tidak meraih hati Hitler, bagaimana dia akan dipromosikan? Semua orang militer atau pekerja di bidang lain tahu bahwa memuji bos adalah suatu keharusan.

"Saya mengerti. Jadi, apa pendapat Jenderal Guderian tentang Perang Polandia?" Setelah melihat buku catatan di tangannya, Ella mengajukan pertanyaan yang telah dinanti-nantikan oleh semua orang.

Benar saja, ketika pertanyaan ini muncul, Guderian secara otomatis memainkan perannya. "Mereka adalah sekelompok penjahat. Mereka menyerang konvoi transportasi tentara kita pada bulan Januari dan membunuh semua tentara dalam kelompok kecil."

"Ketika kita menanyai mereka, pihak lain dengan tegas menolak. Kita semua tahu bahwa mereka telah menjarah peralatan bertanda milik kita."

"Fuhrer mencoba melakukan diplomasi, tapi semuanya mereka hiraukan. Ketika bahasa tidak lagi dapat digunakan, Fuhrer memutuskan untuk menggunakan penyerangan untuk menegakkan keadilan."

"Kami menginginkan keadilan bagi prajurit kita yang telah tewas, dan kita membutuhkan penjelasan!" Guderian berkata dengan suara dalam.

"Third Reich tidak akan dapat diganggu gugat. Siapa pun yang berani melanggar martabat kita, maka kami akan melawan seperti saat kita menyerang Polandia." Guderian meraung marah. Baik Ella dan Guderian sendiri mengacungkan jempol untuk penampilannya.

"Saya mengerti. Jadi seperti ini kebenarannya. Planet Media tentu saja menyatakan sikap netral, kami tidak akan memihak dan kami akan melaporkan semuanya dengan jujur." Ella mengangguk beberapa kali.

"Pertanyaan selanjutnya. Apa pendapat anda tentang tindakan pemerintah Nazi di Polandia. Kami mendengar kabar bahwa tentara Anda membunuh warga sipil tanpa pandang bulu, apakah hal itu benar?" Ella melihat ke buku catatannya secara sekilas, kemudian melanjutkan pertanyaan.

Ketika wawancara berlangsung, para penonton TV terkesiap takjub.

Pendapat setiap penonton sangat berfariasi. Ada yang memuji, ada juga yang merasa tak puas dengan kekejaman mereka. Tapi ada satu yang jelas, setiap penonton nampak menikmati berita langsung dari Planet Media ini.