webnovel

MARRY THE TWINS

Perkotaan
Sedang berlangsung · 715.9K Dilihat
  • 424 Bab
    Konten
  • 5.0
    106 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Warning! (21+) Cerita ini, untuk kalian yang sudah berusia di atas 21 tahun. Harap bijak memilih bacaan, karena novel ini mengandung unsur kekerasan, adegan dewasa, dan kata-kata yang kurang pantas. Tokoh, latar, alur, dan segala unsur di dalamnya, merupakan hasil murni imajinasi penulis dan tidak terkait dengan apapun atau siapapun. Kenalan dengan tokoh Marry The Twins di Instagram yuk! Follow ig : zoyaalicia_dmitrovka Selamat membaca dan terima kasih! Illustrated by SHI_lunaticblue Cover designed by Deedesign Owned by Zoya Dmitrovka Silakan mampir juga ke novel Zoya yang lain: 1. My Immortal Store: Leveling Up System in Zombie Apocalypse 2. The Dominant Wife Of Young Master 3. The Romanov Diadem (Trilogi 1) 4. The Romanov Diadem: 100 RUB (Trilogi 2) 5. The Richman System 6. Istri Kontrak Tuan Nathan ** "Bagiku, hidup bagaikan bola salju. Semakin menggelinding, tentu akan semakin membesar!" (Kleiner Rutherford Stonevrustarios) Kleiner Rutherford Stonevrustarios, si tuan muda keluarga Stonevrustarios yang mewarisi kerajaan bisnis keluarga hingga ke Asia. Orang-orang menyebutnya dengan The Sexiest Demon. Ia menjalin cinta dengan Villearisa Cyra Demougust, si kembar dari keluarga Demougust yang hampir bangkrut. Di hari pernikahan mereka, Villearisa lari bersama selingkuhannya. Lalu sebagai gantinya, keluarga Demougust meminta putri kedua mereka alias saudara kembar Villearisa untuk menggantikan posisi sang kakak. But, who is she? Apakah The Sexiest Demon menyadarinya? Kemanakah perginya sang pengantin wanita? Dan, apakah si pengantin pengganti berhasil membuat Kleiner jatuh cinta? You may never know when love blossomed between them, but you may know how it feels like to lose someone you love and you realized it too late!

tagar
4 tagar
Chapter 1The Wedding

Seorang pria tampan dengan bentuk tubuh sempurna pujaan kaum wanita terlihat gagah ketika memakai setelan tuxedo putih. Yes, today is a big day! Karena bagaimana tidak, hari ini merupakan hari yang sudah pria itu tunggu-tunggu selama lima tahun belakangan ini.

"Perfect!"

Pria tampan itu pun berseru ketika melihat pantulan dirinya di cermin besar, tepat di ruang ganti pengantin pria.

"Perfect! Anda terlihat sangat tampan, Tuan."

Sang penata rias pun memuji ketampanan calon pengantin pria itu.

Kleiner Rutherford Stonevrustarios, adalah seorang pewaris tunggal perusahaan keluarga yang bergerak di bidang perhotelan, kasino dan fashion. Bisnisnya tidak hanya sukses di dalam negeri, tetapi merambah dari benua Eropa hingga Asia.

Hari ini, tepatnya jatuh pada tanggal 14 September, Kleiner akan menikahi seorang wanita pujaan hatinya yang telah ia jaga dalam ikatan pertunangan selama lima tahun.

**

Rutherford Hotel yang berlokasi di ibukota Inggris akan menjadi saksi pernikahan sang pewaris keluarga Stonevrustarios siang ini. Rambut hitamnya tersisir rapi dan kini, ia sudah berdiri di depan ruang rias pengantin wanita.

Dengan wajah berseri-seri, pria yang kini berusia dua puluh tujuh tahun itu memegang gagang pintu ruang rias pengantin wanita. Ia hendak membuka pintu tersebut, tetapi dengan cepat ia pun mengurungkan niatnya ketika mendengar suara gaduh dari dalam ruangan tersebut.

"Cia! Berhentilah menangis!"

Terdengar suara teriakan seorang wanita paruh baya yang mengenakan gaun merah maroon terbaik di sepanjang hidupnya, Villiana Deslivear Demougust atau yang biasa disapa Lily.

"Karena itu hanya akan merusak riasan wajahmu yang kusam itu!"

Kleiner sibuk mendengarkan seorang wanita yang sedang berteriak dan memaki seseorang, tetapi entah siapa yang sedang dimaki oleh wanita itu. Samar-samar ia pun mulai mendengar teriakan yang memekakkan gendang telinga bagi siapapun yang mendengarnya.

"Cukup, Ma. Apakah pengorbanan ku ini tidak membuat Mama dan Papa puas?"

Vyschella Ciara Demougust bertanya pada ibu yang sudah melahirkannya dengan suara bergetar.

"Aku pun tidak menginginkan pernikahan ini!"

Air mata gadis dua puluh satu tahun itu pun mengalir deras di kedua pipinya yang kemerahan.

"Cyra jauh lebih cantik dan pintar darimu! Tentu saja ... kau tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dirinya!" hardik Villiana.

"Ya, aku memang tidak sebanding dengannya, tapi setidaknya ... aku tidak mencoreng nama baik keluarga di depan umum!"

Vyschella berseru membela dirinya dengan kedua matanya yang sembab dan tidak terlihat adanya pancaran kehidupan di kedua matanya itu.

"Apa kau bilang?!"

Villiana pun naik pitam. Dengan wajah memerah, tangan kanannya sudah melayang di udara dan siap untuk mendarat di pipi anak kedua keluarga Demougust. Namun, hal yang tidak terduga pun terjadi.

Brak!

Seseorang membuka pintu ruang rias dengan kasar, siapa lagi kalau bukan Kleiner.

"TuーTuan Kley!"

Villiana gugup, raut wajahnya berubah lembut dan tegang ketika melihat sosok itu masuk ke ruang rias. Ia segera menarik dan menyembunyikan tangannya tadi. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga anak keduanya.

"Cia, cepat sembunyikan wajahmu dan hapus air mata busukmu itu!"

"Apakah pengantin wanita saya sudah siap?"

Kleiner bertanya dengan sorot mata menyapu seluruh ruangan dan ia pun mendapatkan sesuatu yang menarik dan membuatnya penasaran sejak tadi.

"Seーsebentar lagi, Tuan muda."

Villiana menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Kleiner sembari menutupi badan Vyschella agar tidak terlihat oleh Kleiner. Entah apakah Villiana lupa atau memang bodoh? Karena pantulan diri Vyschella terlihat di cermin besar, tempat Kleiner berdiri menatap sosok cantik itu.

"Baiklah, saya akan menunggu."

Kleiner meraih kursi yang berada di dekatnya. Ia duduk dengan tenang sambil terus menatap ke arah cermin.

Villiana bertambah gugup ketika Kleiner mengucapkan kalimat terakhir. Ia berjalan mendekati sosok pujian kaum hawa sejagad negeri ini dan mencoba untuk mengusirnya dari ruang rias pengantin wanita bagaimanapun caranya.

"TuーTuan muda, tidak baik jika sepasang calon pengantin bertemu. Sebaiknya Anda menunggu di ruang tunggu saja!"

Villiana berusaha meyakinkan Kleiner. Ia harus mampu membawa Kleiner pergi dari ruangan ini atau rencananya akan gagal total.

"Oh, oke."

Kleiner pasrah terhadap perlakuan Villiana, tetapi tidak pasrah begitu saja saat ia melihat sosok wanita cantik yang berbeda yang akan menikah dengannya sebentar lagi.

"Sampai bertemu di altar, Ra."

Kleiner berpura-pura tidak mengetahui rencana keluarga Demougust. Dan, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Vyschella.

**

Villiana membawa Kleiner pergi ke ruang tunggu dengan langkah cepat. Jantungnya seakan ingin terlepas dari tempatnya.

"Silakan, Tuan muda!"

Ceklek!

Villiana membuka pintu dengan sangat hati-hati. Ia berjalan mengikuti Kleiner ke dalam ruang tunggu yang berada tepat di sebelah ruang rias pengantin wanita.

"Tuan muda, maafkan sikap saya barusan. Tapi memang tidak baik, jika kalian berdua saling bertemu satu sama lain,"

Villiana menjelaskan dengan sangat berhati-hati agar sang tuan muda tidak tersinggung. Ia memasang raut wajah empati sebagai topengnya kali ini.

"Pergilah dan bawa Cyra ke hadapan saya di altar nanti, saya sudah tidak sabar!"

Kleiner memerintahkan Villiana dengan tenang.

"Ya, Tuan muda."

"Hmm, Nyonya Lily, apa tidak ada yang ingin Anda bicarakan kepada saya?"

Kleiner mencoba menguak kejahatan keluarga Demougust terhadap dirinya.

Villiana merasa dirinya terancam, ia pun segera menggeleng.

"Tidak, Tuan. Tidak ada yang perlu saya bicarakan dengan Anda saat ini."

"Bagus, saya berharap untuk ke depannya, tidak ada lagi momen-momen seperti ini!"

Kleiner mengancam Villiana. Kedua mata tajamnya melirik Villiana dan mendapatkan tubuh wanita itu bergetar.

Villiana bimbang dan ketakutan. Kini, ia hanya bisa mengangguk pelan.

"Ya, saya permisi, Tuan."

**

Sepuluh menit berlalu sejak kepergian Villiana dari ruang tunggu. Saat ini, orang-orang dari pihak pengantin pria sedang sibuk. Bukan sibuk mempersiapkan acara besar hari ini, tetapi sibuk mencari pengantin wanita yang kabur di hari pernikahan mereka yaitu Villearisa Cyra Demougust.

"Oscar, apa ada progres?"

Kleiner bertanya kepada asistennya dengan ketus sambil mengembuskan asap rokok ke udara. Ia menatap ke luar jendela ruang tunggu dan berharap orang-orang suruhannya menemukan keberadaan Villearisa.

"Belum, Tuan. Para detektif sedang menelusuri setiap halte bus, stasiun hingga bandar udara di kota ini."

Sang asisten yang sudah mengabdi kepada Kleiner lebih dari sepuluh tahun terakhir iniーOscarーmencoba menjelaskan duduk perkara hal ini kepada Kleiner.

"Temukan dia hidup-hidup!"

Kleiner memerintahkannya sambil melirik sang asisten.

"Ya, Tuan."

Oscar menjawab dengan sedikit takut. Takut jika tuannya benar-benar akan memecatnya karena belum menemukan sang tunangan.

"Mari, Tuan. Sudah saatnya!"

"Ya," sahut Kleiner.

Mereka berjalan ke luar menuju altar yang sudah dihias sedemikian rupa. Suasana syahdu menyelimuti ruangan itu. Semua orang terlihat cemas menantikan ikrar suci pasangan yang akan sah sebentar lagi.

Kini, Kleiner berdiri di hadapan pendeta yang akan menikahkan dirinya dengan seseorang pengantin wanita pengganti.

Ceklek!

Masuklah pengantin wanita bersama dengan sang ayahーDrake Carrington Demougust. Mereka berjalan pelan diiringi oleh sekumpulan pengiring pengantin. Semua pasang mata tertuju pada pengantin wanita yang terlihat sangat cantik memesona.

Deg deg deg!

Detak jantung Kleiner bertambah cepat seiiring langkah pengantin wanita yang mulai mendekat padanya. Ia bisa melihat dan membedakan dengan jelas, siapa pengantin wanita yang akan ia nikahi dan ia tahu bahwa semua orang yang berada di sini telah tertipu oleh keluarga Demougust.

"Kembar tapi tak sama," ucap Kleiner pelan nyaris tak terdengar. "Mungkin mereka pikir, saya buta!"

Kleiner mengulurkan tangan kanannya kepada Vyschella dan wanita yang akan menjadi istrinya tersebut pun menyambut uluran tangannya. Kleiner terus menatap Vyschella tanpa berkedip. Cantik, puji Kleiner dalam benaknya. Lebih cantik dari batu permata manapun, pujinya lagi.

Tanpa disadari, Vyschella pun menatap Kleiner lekat-lekat sebelum akhirnya wanita itu tertunduk malu.

Dengan wajah datar dan suara yang berat, Kleiner mengucapkan janji setia sehidup semati dan begitu pun sebaliknya. Kleiner tahu, bahwa wanita di sampingnya itu sedang menangis, tetapi ia tetap memasangkan cincin berlian di jari manis kanannya.

Para tamu berbaris untuk mengucapkan selamat kepada pasangan pengantin yang baru saja melewati masa mendebarkan yaitu mengucapkan sumpah setia. Senyum palsu pun terlihat di bibir keduanya.

"Congratulation, Cyra!"

Para sahabat, entah itu sahabat Villearisa maupun sahabat Kleiner, saling bergantian memberikan ucapan selamat kepada mempelai wanita.

"Thank you."

Vyschella membalas ucapan para sahabat dengan sedikit senyum. Gugup dan bingung, itulah yang dirasakan olehnya saat ini.

Kleiner tidak pernah melepaskan pandangannya dari Vyschella yang menurutnya lebih cantik jika dibandingkan dengan tunangannya, Villearisa. Kenapa saya mikir yang aneh-aneh, sih? Jelas-jelas wanita saya hanya Cyra! hujatnya pada diri sendiri.

**

Kleiner pergi meninggalkan Vyschella seorang diri di acara resepsi pernikahan mereka. Sejak beberapa teman dekat mereka mengucapkan selamat, ia menghilang begitu saja hingga acara berakhir dengan kesedihan yang mendalam bagi Vyschella.

"Tuan muda?"

Oscar berdiri di samping tuannya sambil sedikit membungkuk.

"Ada apa? Apa acara gila yang membosankan itu sudah selesai?"

"Benar, para tamu sudah pergi dan acara pun sudah selesai. Lalu, apa Anda ingin menemui Nona Cia sekarang?"

"Jangan gila, Oscar! Saya tidak cinta dia!"

Kleiner tidak berhenti berteriak menyalahkan asistennya sambil menenggak anggur terakhir yang sudah ia pegang di tangannya.

"Maaf, Tuan muda karena bagaimanapun, Nona Cia merupakan istri sah Anda, hitam di atas putih," ujar Oscar berusaha menyadarkan tuannya.

Kepala Kleiner mulai terasa pusing, bukan pusing karena permasalahan hidup yang datang silih berganti namun pusing karena masih teringat akan pesona kecantikan yang dimiliki oleh Vyschella tadi.

"Siapa namanya?"

"Vyschella Ciara Demougust," jawab Oscar tegas.

"Siapa nama panggilannya?"

Kleiner memijit pelan dahinya. Ia mulai merasakan efek alkohol pada dirinya.

"Nona Cia," jawab Oscar lagi.

"Siapa mantan pacarnya?"

"Hmm, tidak ada, Tuan muda."

"Hah? Apa? Maksudmu, dia belum pernah menjalin hubungan dengan pria lain sama sekali?"

"Benar, itulah sebagian data yang saya terima dari para detektif kita."

"Lalu, bagaimana dengan data lainnya?"

"Saya sudah mengirimkannya sepuluh menit yang lalu ke tab Anda, Tuan," jelas Oscar dengan penuh kesabaran.

"Oh ya? Saya belum buka."

Kleiner tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Oscar. Ia meraih tab yang diletakkan di atas meja, tepat di samping botol anggur yang telah kosong. Dengan cekatan, ia membuka tab miliknya dan kedua matanya mulai membaca tulisan demi tulisan yang terdapat di sana.

Kedua matanya tertuju pada satu kalimat dan membulat dengan sempurna.

"Oscar?"

"Ya, Tuan muda?"

Anda Mungkin Juga Menyukai

TERJERAT OLEH BOS TAMPAN

Warning! Mohon bijak dalam membaca konten ini mengandung konten 21+. Anak di bawah umur dilarang membaca. Gangguan kecemasan yang ditandai perasaan cemas, khawatir atau ketakutan yang berlebihan. Saat itulah yang sedang di alami oleh Banin Kin Danandjaya, seorang CEO muda di perusahan Star Corp. Tidak bisa berinteraksi layaknya manusia lain dan selalu ketakutan bila berada di keramaian. Tidak sengaja bertemu dengan wanita bernama Sea Edrea Auristelle seorang Office Girl yang sudah dipecat karena sudah menumpahkan minuman ke baju Banin sebagai tamu kehormatan. Dan pertemuan yang tidak disengaja itu kembali terjadi ketika Sea melamar pekerjaan di Star Corp. Disaat itu Sea, gadis muda itu bekerja diterima sebagai Asisten Pribadi oleh bosnya, Banin Kin Danandjaya. Selama mempekerjakan Sea sebagai Asisten Pribadinya, Banin merasa nyaman dan anehnya semua alergi yang selama ini dialaminya hilang begitu saja mana kala bersentuhan dengan gadis itu. Berharap Sea adalah gadis di masa kecilnya ketika mereka tumbuh bersama sampe pada akhirnya terpisah oleh kondisi. Orang tua Sea kecelakaan dan meninggal. Menghilangnya Sea membuat Banin lebih menutup diri dan tidak pernah berinteraksi dengan dunia luar. Sampai pada akhirnya ada seorang gadis yang mengaku teman di masa kecilnya bernama Eudrie Lethan. Dengan berbekal segala masa lalunya, Eudrie mendekati Banin dan menjadikan Banin sebagai kekasihnya. Namun pada akhirnya ternyata Eudrie adalah seorang gadis yang sangat jahat dan hanya menginginkan hanya kekayaan Banin. Bekerja sama dengan ibu paman dari Banin mereka berusaha menghancurkan dan merebut Perusahaan Banin. Terlepas dari ada sebuah dendam di masa lalu Eudrie yang diperuntukan untuk seorang Sea Edrea Auriestella. Dan faktanya mereka bertiga sangat erat hubungannya di masa lalu. Berkali-kali Eudrie ingin menghancurkan Sea apalagi diketahuinya ternyata sangat mencintai Sea dan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Eudrie gadis cantik namun licik dan jahat. pada akhirnya sebuah kejahatan akan berakhir mengenaskan. Dan di manapun teorinya, kebaikan akan selalu mengalahkan kejahatan. Sea dan Banin di persatukan dalam ikatan janji suci setelah melewati berbagai cobaan. Yang lebih membahagiakan lagi, Sea adalah gadis kecil masa lalunya yang menjadi obat sakit dari seorang Banin.

Asri_Rahayu_5161 · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
320 Chs
Indeks
Jilid 0 :Auxiliary Volume
Jilid 1 :And the Stories has Just Begun
Jilid 2 :Love is
Jilid 3 :Undisclosed Desire
Jilid 4 :You're Something I Can't Be Without
Jilid 5 :New Life in Moscow, Russia
Jilid 6 :Seize the Day
Jilid 7 :Stuck With You
Jilid 8 :Buried Alive
Jilid 9 :Have Loved You Like Summer
Jilid 10 :Life is Always a Surprise
Jilid 11 :Marry the Twins

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru
mu_san
mu_sanLv2

DUKUNG