"Kau berharap ini adalah kontrak semacam itu?" tanya Ramon sambil menaikkan sebelah alisnya. "Aku bisa membuatkan kontrak lain kalau kau memang menginginkannya. Lagipula kehidupan seks pun penting dalam sebuah pernikahan." Ramon mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh.
Mendengar kata- katanya yang berani itu, Hailee yakin kalau wajah, kuping dan lehernya memerah. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan hal- hal semacam itu dengan santai?
Tapi, tunggu dulu… kalau mereka benar akan menikah, hal tersebut tidak dapat dihindari bukan?
Di sisi lain, Ramon menikmati apa yang dia lihat; wajah Hailee yang memerah seperti sebuah apel tampak menarik di matanya, sampai dia kembali mengatakan hal yang tidak masuk akal.
"Bagaimana kalau kita buat perjanjian nikah. Kontrak nikah saja." Hailee memberi usul, tapi senyumnya yang manis hanya membuat Ramon mengerutkan dahi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com