webnovel

Chapter 001

Alkohol bukan untuk diminum.

Itu yang Lu Li pelajari saat mendapati dirinya mabuk berat karena frustasi mendapati calon suaminya berselingkuh dengan adik sepupunya yang bernama Chen Lili. Padahal minggu depan rencananya Lu Li dan sang pacar akan menikah setelah tiga tahun menjalin hubungan.

Semuanya bermula dari keinginan Lu Li menemui sang pacar setelah pulang bekerja, dia sengaja datang berkunjung ke apartemen sang pacar yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya bekerja meski lelah tapi Lu Li tetap meluangkan waktu menemui pacarnya, selain sedang dilanda perasaan rindu, dia juga ingin bertemu juga menyerahkan surat registrasi menikah untuk di isi bersama tapi segala rencana yang sudah dirancang didalam kepala harus hancur berantakan gara-gara mendapati adik sepupunya dan pacarnya sedang bermesraan di dalam kamar.

Lebih gilanya lagi bukan merasa bersalah keduanya malah secara terang-terangan mengakui hubungan spesial yang ternyata sudah terjalin selama setahun lebih bahkan tanpa malu sang adik sepupu mengatakan dengan lantang kalau saling mencintai.

"Sampah memang cocok bersama sampah," umpat Lu Li pada sang pacar setelah menampar pipinya meluapakan kemarahan sekaligus kekecewaan di hati karena telah di khianati.

Lu Li merasa hubungannya bersama pacarnya tidak bisa diteruskan lagi, dan rencana pernikahan pun dibatalkan saat itu juga oleh Lu Li karena, dirinya sudah benar-benar kecewa sekaligus patah hati.

Lalu ditengah rasa frustasi sekaligus sakit hati tanpa berpikir apapun Lu Li memutuskan pergi seorang diri ke sebuah Club malam terkenal di kota ini, apalagi kalau bukan untuk bersenang-senang.

Dan kedatangannya malam itu ke club malam adalah yang pertama kalinya setelah sebelumnya selalu menolak diajak pergi baik itu oleh teman-temannya juga pacarnya yang sekarang sudah menjadi mantan pacar.

Awalnya Lu Li hanya ingin minum beberapa gelas cocktail tapi baru juga minum segelas, sudah jatuh mabuk karena memang toleransi tubuhnya terhadap alkohol begitu rendah apalagi ini pertama kalinya minum cocktail dimana memiliki kadar alkohol cukup tinggi.

Dengan keadaan mabuk berat Lu Li bangkit dari kursinya, langkah kakinya terhuyung berjalan menghampiri seorang pria yang duduk di ujung meja bar seorang diri. Entah dapat keberanian darimana Lu Li menghampiri pria asing itu tanpa tahu identitasnya yang sebenarnya sebab dari penampilannya saja sudah terlihat kalau pria itu bukanlah orang sembarangan melihat orang-orang didalam club malam begitu menaruh hormat dan tidak ada satupun orang termasuk para wanita disini berani mendekati.

Tapi tidak dengan Lu Li yang malah berbuat nekat mendekati seolah sedang menggali kuburannya sendiri.

Sebab saat ini seluruh pikiran Lu Li dikuasai alkohol jadi semua tindakan maupun sikapnya di luar kendali seperti bukan dirinya sendiri seperti yang dilakukannya sekarang dimana tanpa malu juga ragu mendatangi seorang pria lalu menggodanya.

Jika dalam keadaan sadar tanpa dorongan alkohol mana mungkin Lu Li berani melakukan perbuatan yang menurutnya sendiri sangat tidak pantas apalagi hal tersebut dilakukan pada orang asing.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Ngh~" lenguh Lu Li pelan dengan mata setengah terbuka.

Tubuh mungilnya menggeliat pelan di dalam selimut tebal berwarna putih polos.

Masih setengah sadar Lu Li berusaha bangun dari posisinya lalu matanya menatap heran sekaligus bingung pemandangan yang ditangkap indera penglihatannya karena sadar disini bukanlah tempat tinggalnya.

"Ini dimana?" gumamnya bingung sekaligus bertanya-tanya pada diri sendiri.

Ingatan terakhir Lu Li adalah sedang duduk dibangku meja bar menikmati segelas cocktail sambil merenung memikirkan nasib percintaannya yang begitu tragis karena harus dikhianati dengan harapan setelah puas minum hari-harinya akan terasa jauh lebih baik karena sudah melupakan tentang kesedihannya, tapi kenapa saat membuka mata dirinya malah berada di atas ranjang dalam keadaan tubuh tanpa busana.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya.

Apakah dirinya melakukan one night stand?

Tapi dengan siapa?

Seingatnya tidak ada pria yang mencoba menggodanya sebab merasa baik wajah maupun penampilannya tidak begitu menarik di mata laki-laki.

Ataukah dirinya menggoda seorang pria saat didalam club malam?

Jika benar begitu, tapi pria gila mana yang mau diajak tidur olehnya?

Kepala Lu Li seketika berdenyut sakit karena terus berpikir tentang kemungkinan yang terjadi padanya.

Dalam keadaan bingung bercampur panik terdengar suara langkah kaki seseorang dari arah samping ranjang.

"Rupanya kau sudah bangun," sapa seorang pria tinggi kurus dan berwajah luar biasa tampan dalam balutan pakaian formal, seperti hendak pergi bekerja ke kantor.

Dari penampilan saja sudah terlihat jelas kalau pria bertubuh tinggi itu pastinya bukan orang biasa karena aura yang terpancar darinya sungguh luar biasa.

Kedua mata Lu Li tidak berkedip menatap sosok pria di hadapannya yang menurutnya sungguh luar biasa tampan, seakan-akan dirinya sedang bermimpi melihat seorang Pangeran dari dunia dongeng.

"Jika dia seorang artis pastinya akan digilai jutaan gadis diluar sana," batin Lu Li mengagumi sosok pria itu yang entah siapa.

Kekaguman Lu Li berganti rasa kaget saat pria itu mendudukkan diri dipinggir ranjang sambil melemparkan senyuman hangat. Tangan Lu Li langsung mencengkeram erat selimut yang menutupi tubuh polosnya dimana disekitar area leher dan dadanya terdapat banyak bercak kemerahan.

Harus di akui oleh Lu Li kalau pria itu sangat luar biasa tampan tapi naluri hatinya memberitahu kalau ada bahaya yang mengancamnya.

"Apa kepalamu masih terasa pusing atau kau ingin muntah lagi?" tanyanya penuh perhatian layaknya seorang suami atau kekasih pada pasangannya.

Meski perkataannya terdengar lembut dan penuh perhatian tapi Lu Li merasa takut.

"A-anda siapa? Dan dimana aku?" Lu Li balik bertanya dipenuhi perasaan takut karena berpikir kalau pria didekatnya sepertinya bukanlah orang baik-baik.

Pria bertubuh tinggi tegap itu tersenyum sekilas, "Sepertinya aku harus mengingatkanmu kembali, dan kali ini jangan sampai kau melupakannya,"

Lu Li diam memperhatikan.

"Namaku Zhang Ziyi, suamimu," ujarnya memperkenalkan diri sekaligus statusnya pada Lu Li.

"Su-suami?" tanya Lu Li kaget bercampur bingung karena tiba-tiba saja pria asing ini mengaku sebagai suaminya.

Memang kapan mereka berdua menikah, setahunya kalau mereka baru saja bertemu juga mengenal.

Apa dirinya tidak salah dengar?

Tersenyum sekilas pria asing tersebut memperlihatkan selembar surat pada Lu Li sebagai bukti, "Lihatlah ini, semalam kau dan aku sudah mengisi surat registrasi menikah, lalu rencananya hari ini kita akan pergi untuk mendaftarkan pernikahan kita ke kantor catatan sipil," terangnya dengan perasaan antusias bercampur senang.

Tubuh Lu Li seketika menegang kaku, dengan kedua mata melebar sempurna.

Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong.

Otak Lu Li masih berusaha mencerna kata-kata pria tersebut, serta surat registrasi nikah yang seingatnya memang ikut dibawa saat pergi ke club malam karena niat awalnya memang ingin di isi oleh calon suaminya tapi tidak jadi.

"Padahal kau sendiri yang mengajak ku menikah dan memintaku mengisi surat registrasi nikah," ucap pria tersebut dimana menambah keterkejutan Lu Li.

"Hah?!" seru Lu Li kaget.

Bagaimana bisa disaat sedang mabuk berat dirinya malah mengajak menikah pria asing yang tak dikenal dan lebih gilanya lagi pria tersebut malah menerima ajakannya tanpa menolak bahkan sampai bersedia mengisi surat registrasi nikah.

Jadi menurut kalian siapa yang lebih gila dan aneh, dirinya atau pria bernama Zhang Ziyi tersebut.

"Dewa di atas langit, cobaan apa lagi ini!!!!" jerit Lu Li dalam hati.

Bersambung