webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · Sejarah
Peringkat tidak cukup
74 Chs

Tiga Puluh Tiga

6 bulan berlalu.

J dari keluarga kolengmerat di sana. Keluarga nya punya bisnis Perdagangan Minyak dan berbagai perusahaan bergerak di bidang properti.

Ayah nya menggeluti di perdagangan Minyak mentah dan untuk saat ini. Semua tanggung jawab kemungkinan besar akan jatuh kepadanya nanti.

Tapi keluarga itu punya masalah internal. Perebutan kekuasaan dan warisan.

Kakek nya 3 tahun yang lalu meninggal dan banyak memberikan warisan yang diperuntukkan pada Jordan! Karena Jordan satu satu nya kandidat kepercayaan kakek nya dalam ruang lingkup keluarga besar itu.

J dianggap sebagai parasit juga ketamakan keluarga nya yang lain yang tidak terima ia mendapat bagian terbesar,  nyawa nya sering kali diincar. Salah satunya kecelakaan 3 tahun lalu yang merenggut nyawa Devi.

Itu salah satu bagian serangan dari salah satu internal keluarga nya.

Syarat mutlak J mendapatkan warisan dan kekuasaan yang ditinggalkan mediang kakek nya adalah ia harus menikah.

Dan itu yang sekarang jadi beban untuk ku.

J bilang pada keluarga nya aku adalah calon istri nya.

Keluar dari sarang Macan malah masuk sarang Singa!

" J.. Aku bukan calon istri mu" Protes ku kesal setelah meninggalkan jamuan mengerikan yang baru aku temui tadi. Seluruh keluarga besar nya menatap ku seperti tikus kecil disarang kucing yang kelaparan yang siap menerkamku.

Bahkan aku kesal dengan nya. Ia tak bilang sama sekali dengan jamuan yang ia katakan. Ia bilang hanya menemui Ayah dan Ibu nya tidak tau nya semua keluarga besar nya kumpul.

" Ya kamu calon ibu anak anak anak ku" Jawab nya tanpa beban.

Aku semakin memandangi nya kesal

" Aku bahkan belum bercerai! Tadi kamu liat kan bagaimana sepupu mu memandang ku???"

Cecar ku kesal.

Ada sepupu nya seorang wanita menyebut ku sebagai wanita tidak baik baik.

" Mungkin karena mereka tau aku ke Indonesia mencari mu Len.. Jadi mereka mempersiapkan  hari ini"

Aku berputar kearah nya.

" 3 tahun yang lalu aku sudah bilang kalau aku punya calon, dan itu yang memicu mereka bergerak! Dan mungkin mereka sudah mengetahui siapa kamu, maka nya maaf tadi sangat membuat mu tidak nyaman.."

Aku melihat J horor yang tetap tenang menceritakan nya.

" Bergerak? Maksud mu kecelakaan itu? Apa aku juga di intai? Jadi aku tidak aman? Kamu membuat aku mau mati konyol???"

Jordan menarik tangan ku saat aku berbalik.

" Kamu hanya akan mati konyol dengan ku saja" Jawab nya masih dengan suasana bercanda. Ku tendang tulang kering nya sampai ia menggaduh keras.

" Rasakan!!

Ku tinggal J di sana  dan segera masuk kedalam mobil.

Ia menyusul ku kemudian dengan wajah masih meringis.

" J... Kalau kamu mau memanfaatkan ku! Menikah karena warisan. Maaf saja aku ga mau" Kata ku lugas masih mode kesal 100%.

Ia menyalakan mesin mobil dan menghidupkan radio disana, ada tembang music yang terdengar kuno tapi mengasikan. Anak itu malah joget joget dan menyanyi dalam bahasa itali. Melihat itu aku makin kesal.

Langsung saja aku cubit lengan nya yang masih dalam penyembuhan total dari luka tembak 6 bulan yang lalu.

Anak itu meringis dan mencicit kesakitan.

" Yaaa yaaaa sakit sakiit.. Hentikaaan"

" Mau lagi?" Ancam ku dengan kuku runcing ku.

" Ga deh jangan. Sakit tau..

" Aku lagi ngomong serius! Kamu ni ih..

" Tau. Ini juga sambil serius.." Sahut nya lalu menarik pipi ku keras keras membuat ku murka lagi. Ku jambak rambut bergelombang nya dengan kasar.

" Aa aampuuun aaaampuuun " Teriak J disana.

Aku melepaskan nya dan membuang muka keluar jendela.

Kudengar ia masih menyanyi nyanyi ga karuan disana, memang susah kalau bicara dengan J. Ia bisa serius dan sangat serius, bisa juga serius sambil bercanda. Intinya J susah ditebak meski easy going.

1 jam kemudian kami sampai di depan rumah kayu sederhana dengan toko bunga disamping nya dan di belakang ada kebun bunga, banyak jenis bunga cantik hidup disana.

J memberi ku rumah ini rumah impian ku ditengah pedesaan di kaki gunung yang sangat sejuk juga tenang. Dan ini menjiwai aku sekali. Bahkan tinggal disini membuat ku enggan pergi.

Tampak Elara melambaikan tangan dari etalase Toko, ia gadis asli desa itu yang masih 17 tahun ia teman cerita ku juga membantu ku mengurus bunga bunga itu.

Kami segera masuk kedalam rumah sambil membawa beberapa makanan instan yang sebelum nya di beli sebelum ke penjamuan di keluarga nya di kota.

" Letakkan di kulkas, yang rapi" Kata ku sambil melepas tas,syal dan cardigan lalu menghidupkan pemanas ruangan. Cuaca diluar cukup dingin meski masih siang.

Aku duduk sebentar di atas kursi kayu dengan alas empuk bernuansa bunga bunga kecil. Pantat ku benar benar pegal.

" Apa lagi nyonya..." Teriak J di dalam.

Aku speech mendengar nya. " Aku mau kopi" Teriak ku.

Dan benar saja J membuatkan kopi untuk ku. Tidak 1 tapi 2.

Ia mengenakan luaran kemeja fanel kotak kotak dengan kaus didalam nya. Pria ini duduk di sebelah ku menyuguhkan kopi panas di depan ku.

" Aku capek sekali! Ah lebih tegang urat leher ku... Keluarga mu punya bakat di perfilman hantu J.. Semua nya serem banged.  Terkecuali Ibu mu.. Dia manis sekali  " Kata ku langsung di sambut tawa oleh J.

Aku tak bohong  ibu J asli Indonesia, kelahiran Jawa Tengah. Wajah nya saja sangat keindonesian. Kulit nya sawo matang dan sangat ramah kalau bicara. Tidak jauh berbeda dengan Mami. Ah kenapa aku membandingkan dengan Mami.

" So! Bagaimana..

Aku mengesap kopi yang pelan pelan  aku dingin kan dengan meniup asap asap kepulan nya.

J duduk santai dengan satu sikuk menumpu pada bagan kursi. Bibir nya terlihat sangat pink dengan kulit pucat yang ia miliki. Apalagi saat terpapar cahaya matahari dari jendala ini yang malu malu mengintip dibalik tirai.

"Bagaimana yang mana???" Tanya ku.

" Kamu takut dengan mereka?

" Siapa? Keluarga mu???

Ia mengendik lalu mengambil kopi punya nya.

" Kalau kamu takut aku akan menemani mu malam ini bagaimana???"

Kulihat wajahnya, senyum jahil nya terpatry.

" Boleh! Kamu tidur di toko atau di belakang" Sahut ku langsung di cecarinya dengan tawa.

" Aku mau buat pancake. Apa kamu mau?"

Aku mengangguk. Walau tdi sudah makan tapi selama perjalanan yang cukup bikin pegel pantat membuat ku lapar juga.

J beranjak dari sana. Ini rumah sudah seperti rumah kedua nya. Ia bebas keluar masuk tapi bukan berarti dia bebas melakukan apa saja padaku. j tetap Jord yang aku kenal ia sangat menghargai wanita. Meski di negara ini bebas saja tapi tata krama ketimuran masih melekat padanya. Dan seharusnya ia mendapatkan wanita baik yang sepantasnya. Aku kadang merasa sungkan dengan kebaikan J, terlebih status ku. Kami pernah berkasih tapi itu dulu meski sekarang kami berusaha kembali menghidupkan masa yang terlewat.

Aku masuk ke dapur kecil yang hanya diisi kitchen kecil dan kulkas.

J tampak sibuk memainkan penekuk disana.

Sedangkan aku mengambil beras, untuk memasak nya buat malam dan besok. walau bagaimana pun nasi adalah makanan ku.

Aroma vanila menguar saat 1 pancake selesai ia buat.  Aroma nya wangi sekali sampai aku melirik melihat hasil karya nya

Karya nya sempurna tidak gosong dan warna nya cantik.

Hidung ku malah di colek dengan adonan pancake, J langsung ketawa melihat ku.

" Kamu cantik sekali dengan itu Len...

Aku balas menaburi tepung ke rambut nya membuat J memekik dan lari kari dari sana. Tawa kami pecah. Saling membalas hingga bau gosong tercipta. Mata J melebar dan segera melompat menyelamatkan pancake nya disna tapi telat kue bunder itu sudah jadi gosong.

Aku menepuk bahu nya " Sabar ya...

Ia hanya tersenyum dan tertawa saja.

" Biar aku! Tangan mu mungkin masih sakit" Ku ambil alih spatulla ditangam nya dan menggeser nya. Membersihkan sebentar wajan yang menghitam. Lalu kembali meletakkan nya ke atas api. Mengolesi dengan mentega dan membuat adonan bulat didalam nya. Kamu mau toping apa? Es krim atau madu?

Tanya nya di belakang ku.

" Es krim saja" Jawab ku seraya membalik pancake itu.

Kulihat J membuka kulkas dan mengambil persedian es krim disana.

Kalau melihat seperti ini rasanya kami benar benar pasangan yang kompak, kepribadian J juga sangat baik  ia tenang dalam bersikap, punya selera humor yang sama dan tak ada cela dalam ia mencintai.

Harus nya aku bahagia kan

Ya aku sudah bahagia dengan J di sini.

Aku harap Devan juga bahagia disana.

Kami berselisih karena hal yang tak bisa kuterima tapi ini sudah 6 bulan berlalu. Aku lepas dari nya seperti yang aku mau dari dulu hanya saja....

" Alena... Gosong" Teriak J membuyarkan lamunan ku. Aku panik dan langsung mematikan api.

Lagi! Kue bulat itu berubah menjadi hitam.

Kulihat J dengan cengiran kuda.

*

*

*

Malam yang indah di desa Grindelwald, sebuah desa cantik di Swiss yang berada di kaki gunung Eiger. Tak hanya pagi yang membuat hati selalu tentram melihat pemandangan indah di depan rumah tapi juga malam. Kerlipan bintang di angkasa yang sangat menakjubkan dan udara sejuk yang tak ada habis nya.

Ini tempat surga terindah yang pernah aku rasakan.

Seperti malam ini. Aku berayun di ayunan Hammock yang terbuat dari tali. Sambil membaca novel. Salah satu rutinitas ku agar tak bosan sendirian di pedesaan ini.

Jordan sudah kembali tadi pagi. Ia bilang akan kembali 2 hari lagi.

Jordan rutin bolak balik ke kota-desa untuk menemui ku.

Ia bekerja di salah satu perusahaan orang tua nya.

Suara mesin truk kecil berhenti, itu pasti Elara, dia bilang nanti malam mau mengajak ku ke pasar malam. Harus nya ia datang 30 menit yang lalu, aku pikir batal ternyata gadis itu muncul dengan dandanan lebih mencolok. Rambut merah nya di kuncir dan ia memakai boots tinggi yang terselip di mantel panjang nya, dan tampak juga baju pendek dengan celanan ketat dari kulit.

" Sorella..,scusa il ritardo" Seru gadis ini dengan panik ia bilang maaf aku terlambat kakak.

Sorella, panggilan kakak untuk kakak perempuan.

Sebenarnya aku tak begitu lancar berbahasa itali, tapi Elara dan J sering mengajari ku. Semula kami berkomunikasi dengan bahasa Inggris Elara cukup lancar berbahasa inggis dan aku sering memgandalkan aplikasi berbahasa di smartphone kalau sendirian pergi ke tempat umun. Tapi semakin kesini aku cukup mengerti terlebih mereka juga menggunakan bahasa tubuh.

"va bene" Jawab ku artinya tidak apa apa.

" Mobil nya mogok jadi aku perbaiki sebentar " Sambung Elara kali ini ia pakai bahasa inggris.

Elara ini sedikit tomboy, ia sangat suka mekanik tapi juga mencintai bunga.

" Benarkah, sebaiknya kalau ga bisa jangan di paksakan, bagaimana kalau kita nonton film saja?"

Mata Elara membesar" Ayolah, aku jamin truk buntut itu tidak bikin ulah lagi. Menonton kapan saja bisa kak, cepat siap siap! Aku akan tunggu di depan" Cecar nya membabi buta. Dan ia segera kembali menarik diri dari sana.

Mau tak mau aku bangkir dari ayunan. Menyeret diri ke kamar mengambil mantel tebal dan syal juga sarung tangan.

Iklim di sini lebih dingin kalau malam hari.

Sebelum nya aku menghububgi J dulu.

Aku sudah janji dengan nya selalu bilang saat bepergian  mengingat disini aku seorang diri dan dia di kota.

" J.. Elara menjemput ku! Kami akan ke pesta malam..

" Apa ga kemalaman len?"

" Ya.. Aku rasa Elara sangat ingin kesana. Aku akan hubungi kamu lagi. Bye...

Setelah menutup telepon ku tutup pintu rumah dan suara bising truk kecil Elara memekikan telinga.

Gadis itu juga menyetel music keras. Ia joget joget tidak jelas disana.

Kami segera meninggalkan rumah kayu ku. Menuju perbatasan kota. Aku pernah sekali kesana dengan J.

Pasar malam yanh cantik. Banyak makanan, atraksi hiburan dan tentunya di bawah kemerlap bintang.

Kali ini aku paham kenapa Elara sangat antusias.

Ini malam minggu di mana ada pertunjukan music disana.  Untuk masa seperti Elara tentu saat begini yang mengasikan.

Sebenar nya Elara punya banyak teman di kota  ia kembali kedesa karena ingin merawat bibi nya yang sakit. Elara tumbuh di rawat oleh pasangan disana sejak kecil. Ia kekota hanya untuk menyelesaikan study nya. Dan setahun yang lalu ia sudah lulus namun tak meneruskan ke perguruan tinggi. Alasan nya ya karena merawat Bibi nya.

" Kita masih belum terlambat" Kata nya sambil mematikan mesin truk yang bisa di bilang cukup tua ini.

Aku segera turun setelah gadis energic itu mendahului ku.

Aku segera mengirim pesan pada J kalau aku sudab tiba.

" Disana, mereka tampil disana" Teriak Elara lalu menarik ku yang baru selesai mengirim pesan.

Suara music rocker langsung menggema saat kami mendekati area panggung. Cukup memekikan telinga.

Disebelah ku Elara sudah sangat antusias. Mata nya kesana kemari mencari seseorang.

Padahal kalau jujur ini bukan wahana ku lagi, ya walau usia ku belum genap 25 tahun tapi aku lebih suka mengitari pasar malam disana. Bermain gula gula dan ikut permainan yang membuat adrenalin naik. Terlebih bisa banyak jajan makanan.

" Yaaa..." Teriak Elara melompat lompat dengan wajah seperti menemukan yang ia cari. Kulihat kedepan ada perempuan sebaya dengan nya dengan pakaian ala rocker.

" Di teman ku! Kita kesana ka" Ajak Elara lagi memboyongku ke kawanan teman teman nya.

Bisa kulihat teman temn Elara seperti nya musisi yang akan tampil disana. Terlihat dari pakaian mereka.

Mereka saling menyapa dan bercakap cakap dengan heboh  Elara juga mengenalkan ku sebagai kakak nya. Ya walau dari mana juga wajah ku ga ada unsur Itali nya. Asian grils..

Mentok! Indonesia tulen.

Tapi anak anak yang masih belia ini cukup ramah walau gaya fashion mereka bisa dibilang nyetrik.

" Mereka ini salah satu musisi jalanan yang rame di Youtube " Kata Elara menjelaskan. Aku cukup terkesan bisa bertemu langsung dengan mereka, walau sekarang dunia ku dengan internet ga dekat lagi. Aku menghindari menyentuh internet takut jiwa kepo ku muncul. Bisa saja aku kepo mencari cari kabar tentang Susan, Nita dari sana dan dengan menghubungkan nya aku dengan mereka lagi pasti mengingatkan ku dengan Devan.

Elara kembali ngobrol dengan teman teman nya itu hingga ke 5 anak band itu beranjak dari sana. Untuk tampil di panggung kecil tapi penonton nya cukup berjibun.

Dan music yang dibawakan teman teman Elara memang seru. Bisa memecahkan gendang telinga saat sang vocal nya teriak teriak dalam bahasa itali yang aku ga paham. Walau kudet bahasa aku tetap menikmati pertunjukan music disana.

Bahkan aku merekam nya dan mengirimkan pada J.

Ia langsung mengirim emoticon menutup telinga.

Aku dan Elara disana mungkin sampai 1 jam hingga rasa lapar menggerogoti kami.

Pasar malam ini sudah mulai sepi pengunjung tapi foodtruck masih ada dan pembeli nya sudah menipis

" Hotdog" Kata ku menyampaikan menu ku pada Elara yang memesan.

Aku duduk di salah satu meja outdoor disana.

Melihat beberapa orang yang sedang menikmati makan. Ada yang sepasang, sendirian ada juga yang bersama anak anak nya.

Bocah laki laki dengan hidung merah, mata hitam dan rambut ikal berwarna cokelat madu. Melahap burger didepan nya dengan riang bersama orang tua nya, mereka terlihat sangat bahagia.

Anak pasangan itu sangat mirip anak Devan.

Mengingat itu rasanya ada yang mencubit di benak sini.

Ada rasa sedih menyusup.

Bagaimana pun aku berpikir kejutan Devan sangat luar biasa. Ia punya anak dengan Jessy! Ogggh..

Rasanya aku mau makan orang kalau mengingat nya.

" Manyones pedas habis" Suara Elara membuyarkan ingatan buruk ku.

Ia duduk lalu memberikan pesanan ku lengkap dengan minuman nya.

" Hmm enak sekali! Aku belum makan sejak tadi siang" Kata anak ini sambil terus mengunyah. Mata hijau nya tampak memuja pada Hotdog level jumbo ditangan nya,

" Seingat ku kamu tadi makan nasi goreng deh"

Wajah Elara memerah. Ia lupa atau pura pura lupa.

Elara suka makan dan ia bilang nasi goreng ala Indonesia buatan ku yang terlezat.

" Benar kah aku benar benar lupa" Cengir nya dengan mulut masih penuh makanan.

Elara lalu terperanjat.

" Jack.. Alice..." Teriak nya antusias.

Aku melihat kebelakang dan menemukan 2 personil band temannya tadi yang menuju arah foodtruck. Kali ini mereka mehapus riasan warna gelap di wajah nya. Pakaian nya pun lebih santai tak ada duri duri runcing ala ala anak punk.

" Kalian belum kembali?" Kata wanita rambut pendek dengan bahasa itali.

" Yaach, kami kelaparan jadi makan dulu. Di mana yang lain?" Tanya Elara sambil terus mengunyah makan nya.

" Mereka ke club Vegas, aku lapar sekali, aku pesan dulu. Jack kamu mau sekalian aku pesan kan?" Alice mengarah pada Jack yang gabung duduk dimeja ini.

" Boleh, pesan kan saja sama seperti mu!"

Gadis berambut pendek itu lalu segera menuju kasir.

" Aku pikir kalian sudah pulang! " Kata Jack lagi." Bagus lah kalau kalian belum pulang! Aku boleh bertanya pada mu?

Jack mehadap kearah ku. Tentu hal itu membuat ku kaget.

" Ya " Jawab ku masih kagok, secara pengartian bahasa Jack masih awut awutan di kepala ku.

" Dia bilang dia mau nanya sama kaka" Kata Alera menjelaskan lebih detail

Aku melepas makanan di tangan ku.

" Sure.. Yaa.. Ada apa?" Aku siap mendengarkan pertanyaan anak muda di depan ku ini.

" Apa kamu yang punya toko bunga tempat kerja nya Alera?" Kali ini Jack mengganti bahasanya dengan bahasa inggris.

" Ya, itu aku? Ada apa?"

" Aku punya keperluan mendesak besok! Apakah kalian jug menerima jasa rangkain bunga, besok Ibu ku ulang tahun aku ingin memberi nya kejutan, dia suka sekali bunga mawar putih dan bunga cantik lain nya. Aku bingung mau kasih kado apa! Sampai melihat Alera aku baru kepikiran" Kata anak laki laki ini dengan antusias.

Alera memekik" Kamu datang ke spesialis yang tepat"

" Tentu, Jack! Kami akan bantu buat kado yang cantik untuk ibu mu! Kamu bisa langsung chat Alera. Besok kami janji pesanan kamu akan selesai" Kata ku menjanjikan. Ini bukan sekali aku dan Alera merangkai bunga bunga segar nan cantik sebagai hadiah seseorang.

Wajah Jack berseri." Oh terimakasih.. Aku akan kasih detail ucapan nya ke nomor Alera, tapi kalian bisa kan mengantar nya ke tempat Ibu ku. Nanti aku akan kasih alamat nya juga"

Aku dan Alera mengangguk.

Dan besok pagi pagi Alera sudah muncul di depan rumah, Alera dan aku saling diskusi dengan desain untuk hadiah Ibu Jack, Jack menginginkan desain yang cantik. Bunga sebagai kotak pembungkus hadiah didalam nya.

Jam 10 pagi Jack mengirim kado yang ingin ia taruh di dalam bunga bunga itu.

Dan kami kembali sibuk membuat kado untuk Ibu Jack.

" Apa kaka ikut mengantar? Jack minta kado nya di antar di kantor Ibu nya jam 12 siang ini"

" Apa jauh?" Tanya ku sambil melihat hasil kreasi aku dan Elara. Sebuah kotak berbentuh amor dengan bunga bunga bunga menempel di sana dan di dalam juga rajutan tangkai yang kami buat untuk menimbun kado milik Jack.

" Di kota! Kalau kakak ikut kita bisa sekalian  belanja, bagaimana" Kata Elara dengan semangat.

Aku setengah berpikir, Jordan bilang ia nanti akan kesini tapi tidak tau kapan. Ia masih ada urusan di pekerjaan nya.

" Baiklah.. , kalau begitu aku siap siap dulu" Sahut ku seraya beranjak dari sana.

" Oke siap madam. Kado nya ku taruh di dalam mobil dulu ya...

Aku berteriak mengiyakan sambil menuju kedalam rumah.

Dan kali ini kami menggunakan mobil minibus ku, bukan truk Alera, takut nya truk itu akan mati di tengah jalan dan membuat perjalanan terlambat.

Kami tiba 1 jam lebih di perusahaan Ibu Jack bekerja.

" Jack bilang dia minta kita masuk kedalam juga, lebih banyak orang lebih meriah" Kata Alera lagi selesai menelepon Jack untuk memberitahu kami sudah ada di parkiran.

" Oke baiklah" Kata ku juga ingin melepas penat ini. Tentu berada di tempat baru di Negara ini aku masih antusias.

Perusahaan yang kami masuki perusahaan besar yang seperti nya bergerak di bidang Entertainment. Ini semacam perusahaan sebuah station televisi.

Kami menebak nebak ibu nya Jack disana kerja nya sebagai apa. Mungkin kah ibu Jack seorang artis?

Alera membantah nya. Ia bilang Ibu Jack hanya sebagai Manager Model.

Sepanjang masuk ke sana aku selalu mengagumi interior gedung itu lengkap dengan orang orang nya, orang Itali memang rata rata punya wajah yang rupawan.

Namun aku tidak pernah menyangka kalau melihat sepupu Jordan di dalam lift yang sama.

Sepupu Jordan wanita, wanita tinggi, cantik dan memiliki body model. Barangkali dia memang model sungguhan apalagi berada di lingkungan ini.

Aku langsung merapatkan diri ke sisi Alera dan meninggikan syal untuk menutupi sebagian wajah ku. Semoga saja wanita yang kemaren mengatai ku di depan keluarga Jordan tak melihat ku disini. Beruntung wanita itu baru masuk ke lift jadi ia mengambil tempat di depan. Dan dewi fortuna berpihak padaku. Sepupu nya tak melihat ku sampai ia keluar dari sana.

Kami sampai di lantai tempat Jack dan keluarga nya menunggu untuk memberikan kejutan kepada Ibu nya.

Mereka tampak puas dengan desain yang kami buat untuk hadiah Ibu Jack.

Hingga surprise mereka benar benar membuat wanita 42 tahun itu terharu. Keluarga nya memberi kejutan saat sang Ibu lagi di kerjai di dalam ruangan atasan nya. Semacam prank membuat sang ibu di marahi atasan lalu serbuan tak terduga dari anak anak nya serta teman teman Jack.

Acara yang sukses dan cukup menghibur. Aku jadi dapat kenalan kenalan baru di sana.

" Aku mau ke toilet, " Bisik ku pada Alera yang masih sibuk membantu mengabadikan keluarga itu dalam sebuah foto.

Alera mengangguk.

Aku mencari cari keberadaan toilet hingga menemukan nya di ujung sana dekat sebuah ruangan latihan agency ini.

Mengeluarkan isi di kandung kemih ku yang terasa poll. Dan itu benar benar lega.

" Apa kamu sudah dengar janda itu hanya akan menguras harta Jord...

Tangan ku berhenti saat mau membuka knop pintu. Entah kenapa kalimat itu seolah pas untuk posisi aku dan nama Jord di sebut. Mungkin kan yang bicara ini???

Suara nya mirip.

Tapi aku belum janda!!! Teriak urat kemarahan ku tidak terima.

" Yaa dia disini kan semua fasilitas Jord! Bodoh sekali anak itu! Bahkan wanita jelek seperti dia tidak ada istimewanya! "

Sahut seorang lagi dengan suara berbeda.

Mereka lalu tertawa. " Dia jelek sekali ya, selera Jord kenapa sama dengan ayah nya!!

Mata ku melebar kaget. Apa ini diskriminasi ras!!!

" Aku rasa juga uncle Bob ga akan tinggal diam! Apalagi dia ingin Valentina yang jadi istri Jord!"

" Valen.. ? Apa itu Valen yang sama??"

" Ya!! Dia Valentina! Anak sepupu istri nya! Picik juga kan Uncle Bob! Tau sendiri lah. Uncle mau mengontrol Jord melalui Valen...

Mereka kembali terkikik. " Yaa aku rasa Valen dan Jord lebih serasi dari janda itu!!

Nafas ku naik turun. Darah ku membeku di dalam otak ini Aku ingin jelaskan pada mereka kalau aku bukan wanita matrealistis! Benar aku memang di bawa ke sini tapi sekarang pun aku punya usaha sendiri dan semua jauh dari kesan mewah.

Aku keluar dengan mendobrak pintu nyaring.

Di depan wastafel memang benar 2 wanita yang menggosip itu ada disana. Mata mereka nyaris keluar melihat ku ada disana.

Pasti ini kebetulan yang menarik bukan.

Kita lihat bagaimana cara orang indonesia menyelesaikan ini dengan mudah.

Kuku kuku ku siap untuk mengiris wajah indah dua wanita ini.