webnovel

Pasca Perang

Westian tertawan di tangan Larsson dan menunggu keputusan Voran yang masih terbaring lemah. Seluruh situasi di dalam Kerajaan Arannor dikendalikan oleh Veus. Dia memanggil setiap orang yang memiliki posisi penting di kerajaan, tentunya mereka yang masih hidup. Mayoritas dari para menteri telah tewas di tangan Larsson sewaktu dia melakukan pembantaian berdarah.

Veus tidak lantas mengabaikan masalah yang ada saat ini. Dia mengirim surat ke kerajaan untuk memberitakan kemenangan ini dan mencoba untuk meningkatkan hubungan mereka dengan Kerajaan Elaydric. Meski dia selalu berkutat dalam kemiliteran tidak berarti dia buta akan situasi politik. Oleh sebab itu, dia meminta Fasuk untuk meningkatkan hubungan mereka agar situasi bisa menjadi lebih kondusif.

Kemenangan yang mereka raih saat ini akan menjadi ancaman untuk kerajaan lain dan sekarang mereka sedang berada dalam posisi yang cukup lemah. Perang ini telah memakan banyak korban jiwa dan melemahkan kekuatan kerajaan. Jadi, mereka perlu meningkatkan hubungan dengan Kerajaan Elaydric dan mengurangi ancaman dari kerajaan lain.

"Semoga kau bisa melakukannya Fasuk. Jika kita tidak berhasil menjalin hubungan dengan Kerajaan Elaydric. Kita akan terancam oleh tiga kerajaan. Saat ini kita sedang berada dalam posisi yang kurang diuntungkan bila kita memiliki perang lain dengan salah satu dari ketiga kerajaan itu. Saat ini kita hanya bisa berbaring rendah dan mencerna wilayah yang baru saja kita dapatkan sebelum benar-benar bergerak dan melanjutkan apa yang ingin Yang Mulia lakukan."

Veus berbicara sendiri di ruang yang tertutup. Larsson tak berada di sisinya karena dia sedang menjaga dua tawanan penting. Para pejabat di Kerajaan Arannor mulai berdatangan dan mayoritas dari mereka hanya pejabat biasa. Tidak ada dari mereka yang berasal dari Keluarga Bangsawan tingkat atas. Kebanyakan dari mereka terbunuh sewaktu Larsson melakukan pembantaian.

Veus menemui para pejabat tersebut dengan tenang. Ekspresinya tak berubah sedikitpun saat dia menemui para pejabat itu. Mereka yang melihatnya tampak gugup dan tidak berani menatap mata Veus. Seluruh situasi menjadi tidak menentu setelah kekalahan mereka dapatkan. Para pejabat menunggu apa yang akan dikatakan oleh Veus.

"Tenang saja, aku tidak akan membunuh kalian selama kalian melayani raja kami dan mengabdikan diri kalian untuk Kerajaan Salauster. Tidak ada tempat lain untuk kalian selain mengabdi pada kerajaan. Sekarang, aku ingin tahu apa yang kalian pikirkan tentang situasi yang menimpa kerajaan ini dan bagaimana kalian akan menyelesaikannya. Lima wilayah yang kacau, aku ingin tahu apa solusi kalian!" Sambil mengatakannya, Veus memperhatikan setiap perubahan ekspresi yang ada pada wajah para pejabat itu.

Suasana hening bertahan untuk beberapa puluh detik. Tidak ada satupun orang yang berani berbicara ataupun memberikan jawaban atas apa yang ditanyakan oleh Veus. Mereka semua takut bila mereka menjawab mereka akan segera dieksekusi. Veus yang melihatnya tak melakukan tindakan apapun dan hanya menontonnya dengan tenang.

Ia sudah memiliki rencana tersendiri untuk menyapu sisa dari wilayah yang belum mereka taklukkan. Tak akan membutuhkan banyak waktu untuk mengambil alih sisa dari wilayah itu. Saat ini, dia hanya ingin menguji mereka dan siapa tahu mungkin dia akan mendapatkan sebuah cara yang mudah untuk mengambil alih wilayah-wilayah tersebut.

Selang beberapa saat tak ada yang bersuara, salah seorang pejabat yang memiliki wajah penuh energi melangkah ke depan dan bersuara. "Apakah Tuan yakin tidak akan membunuh kita selama kita mematuhi perintah Raja? Jika Tuan bisa menjamin hal itu, aku bisa memberikan saran untuk mengambil alih wilayah-wilayah yang Tuan inginkan."

Setelah pria itu mengatakannya ada beberapa pejabat yang memiliki perubahan ekspresi dan menampilkan wajah yang tak sedap pandang. Meski raut wajah itu hanya muncul beberapa detik, ekspresi mereka tak dilewatkan oleh Veus. Lalu dia mengangkat dagunya dan beberapa prajurit yang ada di sana langsung mengeksekusi mereka dengan memenggal kepalanya.

Semua pejabat terkejut dan mereka ketakutan. Kegugupan memenuhi ruangan itu dan setiap dari para pejabat semakin menyusut hawa keberadaannya. Kecemasan dan ketakutan memenuhi diri mereka termasuk pria yang berbicara sebelumnya. Dia tidak tahu mengapa ada adegan pemenggalan setelah dia selesai berbicara. Tindakan itu membuat dia gugup dan tak lagi berani bersuara seperti sebelumnya.

"Kalian tidak perlu takut seperti ini. Sesuai perkataanku tadi, selama kalian mematuhi dan mengabdi pada Kerajaan Salauster. Nyawa kalian akan tetap berada di tempatnya. Sedangkan, untuk mereka yang baru saja aku eksekusi. Mereka telah menunjukkan ketidakpatuhan dan mereka sudah memikirkan beberapa hal buruk setelah mendengar ucapanmu. Jadi, katakan saran apa yang kau miliki untuk mengambil wilayah-wilayah itu?" Veus mengatakannya dengan nada yang tak berubah sedikitpun dan menunjukkan ketenangan yang luar biasa.

Pria itu menelan ludahnya beberapa kali dan keringat dingin memenuhi punggungnya. Wajahnya mulai memucat dan dia menunduk cukup lama sebelum tekadnya membulat. Begitu dia membulatkan tekadnya, dia mendongak dan menatap Veus sambil memberikan saran yang dia anggap mudah untuk dilakukan dan tak akan memakan banyak waktu.

"Jadi! Mengirim seorang Kultivator yang kuat untuk membunuh pemimpin wilayah lalu menenangkan situasi dengan mengirim pasukan ke sana. Selain itu, kau juga memberikan saran untuk membiarkan mereka menikmati posisi mereka untuk beberapa saat sebelum mencabut posisi mereka begitu seluruh situasi sudah berada di tangan? Menarik dua saran ini cukup baik."

Veus tidak hanya mendengarkannya saja tapi juga memikirkan saran yang diberikan pria itu matang-matang. Tidak mungkin dia menerima sarannya begitu saja dan mengeksekusinya tanpa memikirkan timbal balik apa yang akan terjadi nantinya. Dia benar-benar menenangkan pikirannya dan menelaah saran yang diberikan pria itu dengan cermat.

Setelah itu, dia membiarkan mereka untuk tetap di istana dan membantunya mengendalikan situasi di kerajaan dan membuatnya kondusif. Veus tak beristirahat setelah pertemuan dengan para pejabat. Dia menghitung korban di pihaknya sekaligus tawanan yang mereka dapatkan. Meski dia harus menunggu persetujuan dari Voran. Veus tetap merencanakan untuk memperluas militer dan mengisi kekosongan yang muncul setelah perang berakhir.

"Sebesar ini? Dengan wilayah yang bertambah luas. Mau tidak mau militer harus diperkuat dan diperluas. Bandit-bandir pasti akan merajalela dan beberapa kerajaan akan memulai infiltrasi ke wilayah perbatasan. Dengan perluasan militer, kita bisa mengantisipasi semua itu. Sembari memperkuat pertahanan kita bisa melancarkan serangan dan pembersihan skala kecil hingga besar di setiap wilayah sehingga keamanan akan meningkat tajam. Aku harus melaporkan semua ini setelah Yang Mulia sadar."