webnovel

Hantu Atau Manusia?

Editor: Wave Literature

Cahaya bulan semakin redup, membuat suasana malam menjadi semakin mencekam. Pemuda berbaju biru muda lengan panjang itu menggigit bibirnya sambil menelan ludah. Kedua matanya melihat ke sekeliling, dia terus berjalan ke depan dengan hati-hati. Dia takut kalau tiba-tiba ada sesuatu yang muncul.

Tiba-tiba angin yang berhembus, meniup daun-daun yang berada di tanah, lalu terbang ke wajahnya, memburamkan penglihatan kedua matanya.  

 "Wah!" Pemuda itu langsung berteriak, lalu menggenggam erat batang pohon yang ada di sampingnya. Kemudian berkata, "Saya di sini hanya mampir lewat saja, saya mohon jangan menakut-nakutiku!"

Angin yang tadi datangnya sangat cepat, tiba-tiba juga pergi dengan sangat cepat.

Pemuda itu pun mencondongkan kepalanya dan mencoba melihat sekeliling, di hutan yang sangat gelap dan juga berkabut itu. Hanya terlihat langit yang berwarna biru gelap akibat cahaya bulan membuat suasananya semakin mencekam. Lalu dengan segera, dia mengulurkan tangannya untuk membuang dedaunan yang ada di wajahnya, dan memuntahkan lumpur dari mulutnya.

"Huwek" terdengar suara saat dia memuntahkan lumpur itu. Pemuda itu kembali melihat ke sekelilingnya, dengan suara pelan dia berkata, "Saudara Fang, bagaimana kalau kita lewat jalan yang tadi saja, ya?" Namun, tidak ada seorangpun yang menjawabnya.

"Saudara Fang…!" Sekali lagi dia memanggil temannya sambil menengok ke belakang. Tapi, di belakangnya tidak ada bayangan seorangpun di sana, membuat pemuda itu sampai takut gemetaran. Kemudian, dengan suara yang gemetaran dia berkata lagi, "Saudara Fang, aku mohon kamu jangan menakut-nakuti aku...!"  

Kini, di dalam hutan hanya terdengar suara pemuda itu yang saat ini terdengar sangat ketakutan. "Aku mengaku memang nyaliku ciut, Aku mohon kamu jangan menakuti-nakutiku! Saudara Fang!" kata pemuda itu lagi.

Di hutan hanya ada dia seorang, tapi di sekelilingnya dia seperti mendengar suara-suara aneh dari jauh. Sehingga, menakuti dirinya sampai dia tidak berani untuk melangkah. Kedua tangannya dengan erat memegang sebuah ranting pohon, dan mulutnya terus-terusan membaca Mantra Prajna Paramita Sutra.

Saat itu juga, tiba-tiba muncul sebuah tangan yang keluar dari lumpur, pemuda itu hampir saja berteriak. Tetapi dengan segera dia menutup mulutnya, dan dengan pelan merangkak ke rerumputan di dekatnya. Dia tidak berani berjalan terlalu jauh, dia takut kalau hantu itu bisa mendengar suaranya, lalu mengejarnya secara tiba-tiba.

Lalu pemuda itu melihat, tangan yang satunya juga keluar dari dalam lumpur dengan cepat. Disusul dengan kepalanya, lalu setengah badannya, dan yang terakhir adalah setengah badannya yang lain. Walaupun seluruh tubuhnya penuh dengan lumpur, tapi dapat dilihat bahwa dia seorang hantu wanita, dan itu adalah hantu wanita yang sedang memakai pakaian pernikahan.

Pemuda itu menutup mulut dan hidungnya dengan tangannya. Seketika dia mengingat kata-kata orang tua dulu, bahwa hantu bisa merasakan seseorang dari bau napas mereka. Jadi, dia pun mencoba untuk tidak bernapas saat ini.

Terlihat Ning Mojian perlahan keluar dari kuburan, dia mengeluarkan kepalanya dari dalam tanah dan melihat ke arah bulan di atas kepalanya. Saat ini terlihat senyuman penuh makna dari sudut bibirnya, seakan-akan memperlihatkan kelegaan karena dirinya belum meninggal dan masih hidup.

Pemuda itu melihat senyum aneh di bibir hantu wanita itu, sehingga membuatnya takut gemetaran sampai terkencing-kencing.

"Ziyuan, Bai Ziyuan...?!" Saat ini, di hutan tersebut terdengar suara seseorang sedang memanggil-manggil nama pemuda yang sedang ketakutan itu.

Bai Ziyuan yang saat ini sedang dalam ketegangan berkata dalam hati, Saudara Fang ini... kenapa di saat seperti ini dia baru muncul? Sebenarnya saat ini dia ingin berteriak untuk menghentikan teriakan Saudara Fang yang terus-terusan memanggil namanya. Namun dia takut ketahuan oleh hantu wanita itu, perasaannya saat ini mulai dipenuhi dengan rasa khawatir.

Di antara kebingungannya saat ini, Fang Kang memilih untuk terus berjalan. Namun, tiba-tiba dia melihat Ning Mojian yang saat ini sedang berdiri di atas sebuah kuburan. Sial!, kata Fang Kang dalam hati.

Bai Ziyuan yang juga melihat kejadian itu, di dalam hati berkata, Mampus kau Saudara Fang!

Fang Kang yang saat ini sedang melihat Ning Mojian juga ikut tercengang, pandangannya langsung menuju ke kaki wanita itu. Cahaya bulan membuat bayangan wanita itu terlihat panjang, perasaan Fang Kang saat itu langsung merasa sangat tenang.

"Nona, mengapa anda di hutan sendirian? Apakah anda tersesat?" Fang Kang bertanya kepada wanita tersebut, "Jika nona percaya kepada saya, saya bisa membawa nona keluar dari hutan ini." katanya lagi.

Ning Mojian menatap pemuda yang sangat sopan itu, dengan segera dia juga membalas tawarannya dengan sopan, "Baiklah kalau begitu, maaf sudah merepotkan pangeran."

Bai Ziyuan yang melihat semua itu dari rerumputan mulai merasa cemas, Dasar Fang Kang bodoh, saat bertemu dengan wanita yang seperti itu harusnya dia langsung tidak bergerak. Di pegunungan yang tandus seperti ini mana mungkin ada wanita? Adanya ya hantu wanita! walaupun berkata seperti itu dalam hati, tapi sebenarnya dia tidak berani mengatakannya secara langsung. Bai Ziyuan sangat mahir menyembunyikan suatu hal dengan sangat baik.

"Masih ada teman saya yang tersesat, tunggu sampai saya menemukannya, kemudian kita keluar bersama-sama." Fang Kang tersenyum dan berbicara dengan suara pelan, kemudian melanjutkan ucapannya, "Nona, kamu beristirahatlah disini dulu, saya akan mencari teman saya, kemudian akan segera kembali ke sini..."