Herlyn terbangun dari tidurnya setelah menangis hampir sepanjang malam. Dengan mengerjapkan matanya beberapa kali, Herlyn melangkah malas kedalam kamar mandi.
Ia melihat kantung matanya yang menghitam serta wajahnya yang menggelap tidak bercahaya.
Bisma membuatnya menangis lagi sepanjang malam, lelaki itu dapat dengan mudah mengatakan jika ia tidak mencintainya lalu kemudian ia mengatakan jika tidak ada yang lebih pasti dari pada cintanya. Lantas sebenarnya bagaimana perasaan Bisma kepadanya?
Cincin pertunangannya yang melingkar dijari manisnya sama sekali tidak terlihat indah. Pikirannya tentang Sandi yang mengatakan akan mempercepat pernikahan mereka kembali mengusik benaknya.
"Kamu akan menikah..."
"Jika aku berjanji akan kembali apa kamu akan menungguku?"
Sampai kapan? Sampai kapan aku harus menunggu? Sampai kapan aku harus hanyut dan tenggelam dalam rasa sakit ini...
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com