webnovel

Hancur II

Sementara itu, dunia luar saat ini mengalami gejolak, setiap kerajaan menerima satu berita yang menggemparkan, monumen telah hancur.

Tidak peduli apa yang sedang mereka lakukan, semua orang segera meninggalkan semua aktivitas mereka sebelum berlari ke tempat monumen itu berada.

Saat ini tempat di mana monumen berada seperti lautan mendidih penuh sesak dengan kerumunan orang, setiap orang memenuhi tempat itu mengecualikan panggung di mana monumen itu berdiri.

Mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, monumen di depan mereka sekarang tidak lebih dari sekedar batu tua biasa yang tidak memiliki kilauan di atasnya.

Dan di samping setiap monumen di benua, seorang anak kecil yang tidak lebih tua dari dua belas tahun, berdiri mematung seolah tidak memiliki nyawa. Kondisi mereka bisa dikatakan sangat parah, mereka pucat seperti mayat dan napas mereka sangat lemah tampak dalam kondisi mati suri.

Meskipun begitu, tidak ada satu orang pun yang mempedulikan mereka, setiap orang masih ngeri mendapati monumen itu tidak bisa digunakan lagi, mereka tidak menyangka situasi tak terduga tiba-tiba terjadi.

Di sisi lain, ketika para ahli mendengar situasi itu terjadi, mereka segera menuju monumen tanpa peduli dengan jarak dan penampilan mereka saat ini. Yang ada di pikiran mereka saat ini hanyalah monumen, karena serius atau tidaknya situasi akan tergantung pada bagaimana kondisi monumen tersebut.

Di alun-alun sebuah kota kecil yang jaraknya beberapa kota dari Kota Celis, Anna saat ini keluar dari restoran dengan penuh keraguan mengikuti kerumunan orang yang sedang menuju ke alun-alun kota.

"Apa yang terjadi?"

"Entah, aku hanya dengar monumen telah rusak."

"Apa! Bagaimana mungkin!?"

"Itu nyata, monumen memang telah rusak."

"Bagaimana itu terjadi?"

"Aku hanya mendengar itu terjadi saat jenius kota kita, Yonghan memulai kontraknya dan suara retak kemudian terdengar dari monumen."

"Tak hanya itu, aku juga melihat cahaya monumen tiba-tiba redup dan Yonghan menjadi seperti mayat."

Anna berdiri di kerumunan dan dengan tenang mendengarkan obrolan melewati telinganya. Dia terkejut menemukan peristiwa tak terduga ini terjadi, insiden ini pasti membuat setiap kerajaan bahkan seluruh benua terguncang.

Ini tidak sesederhana monumen itu rusak, dengan tidak adanya monumen seluruh kerajaan dan bahkan benua akan kekurangan ahli masa depan mereka. Meskipun mereka masih bisa merasakan energi spiritual tanpanya, namun butuh beberapa tahun untuk satu peningkatan apalagi masa yang paling sempurna untuk berlatih adalah masa anak-anak sampai remaja.

Jika monumen rusak maka anak-anak dan remaja akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk peningkatan mereka dibandingkan ketika mereka memiliki kontrak, dan pastinya itu akan menyia-nyiakan waktu emas mereka. Namun, pertanyaan yang paling penting sekarang adalah apakah itu akan mempengaruhi mereka yang memiliki kontrak atau tidak.

Anna merenung dalam diam sambil melirik monumen beserta anak kecil yang berdiri di sampingnya, dia memutuskan untuk pergi ketika dia tiba-tiba melirik kejauhan.

"Apa yang sedang terjadi!!"

Suara tua bergemuruh keras di telinga mereka semua, membuat kerumunan menjadi diam. Mereka kemudian memandang ke atas, menyaksikan sosok tua yang mendekati mereka dari langit.

"Cepat jelaskan padaku apa yang terjadi."

Sosok itu mendarat dan melihat monumen di depannya dengan muram, melirik ke samping dia melihat anak kecil yang seharusnya melakukan kontrak masih berdiri mematung tak bergerak.

"Te..tetua." Tidak jauh darinya, seorang pria gemuk berlari ke arahnya ketika melihatnya telah sampai.

"Kamu yang mengirimku pesan?" Menatapnya dengan dingin, dia tidak tahu masalah apa yang menyebabkan dia harus mengatasinya secara langsung.

"Y..ya." Mengangguk gugup, Walikota menjadi gelisah takut dia akan disalahkan sebagai kambing hitam.

"Jelaskan apa yang terjadi, apa yang salah dengan monumennya." Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan monumennya, dia hanya diberitahu ada yang salah dengan monumen.

Sekarang, melihatnya secara langsung dia tahu ini bukan hanya masalah kecil dan mungkin masalah ini tidak di bawah kuasanya bahkan orang-orang di atasnya tidak bisa mengatasinya sendiri.

Melihat tetua menatapnya dengan mengancam, Walikota dengan gugup menjelaskan keseluruhan situasinya dari awal hingga akhir. Tetua itu mengerutkan keningnya setelah mendengar situasi ini terjadi, dia masih tidak tahu apa yang menyebabkan masalah ini terjadi.

Mendekati monumen, tetua berencana menyentuhnya ketika sudut kecil monumen tiba-tiba jatuh dan berubah menjadi debu. Mengurungkan niatnya, dia mendapati anak kecil yang berdiri di sampingnya bergetar ringan sebelum jatuh ke tanah sambil terengah-engah.

Menangkap bocah itu, tetua dengan tergesa-gesa mendesaknya mencoba mengetahui dari mulutnya. "Apa yang terjadi di sana? Ada apa denganmu? Apa kamu ketahui?"

"A..ah." Bocah itu, Yonghan dengan gugup menatap wajah tua di depannya. Dia tidak tahu apa yang terjadi menyebabkan kakek tua di depannya menatapnya dengan mengancam.

Namun, dia cukup pintar mengetahui bahwa kakek tua di depannya sangat kuat, cukup kuat untuk membuatnya mati hanya dengan satu tamparan. Meskipun dia tahu bahwa sosok yang memanggil dirinya tuan muda lebih kuat darinya tapi saat ini dia tidak ada di sini.

"Waktu itu..." Yonghan dengan gugup menjelaskan apa yang dia alami, ketika dia ingin mengungkapkan sosok tuan muda itu tanpa mengungkapkan keseluruhan ceritanya, tiba-tiba dia merasakan perutnya menggeram.

*Fart*

Dan tidak menunggu lama, suara kentut terdengar keras menyelimuti alun-alun. Melihat ke atas menatap wajah tua itu, Yonghan merasa ingin menangis, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi namun perutnya tiba-tiba menggeram dan dia tidak bisa menahan untuk tidak kentut.

Alis tetua itu berkedut mendengar suara kentutnya, sebelum dia bisa menciumnya dia melambaikan tangannya dan kemudian bau itu terbang bersama angin.

"Lanjutkan." Melirik bocah di depannya, dia tidak mempermasalahkannya karena masalah yang di depannya lebih penting daripada harga dirinya.

"Ba..baik." Yonghan dengan gugup meliriknya sebelum menundukkan kepalanya dan melanjutkan narasinya. Namun..

*Fart*

Kentut tiba-tiba terdengar sekali lagi, dan kali ini suaranya lebih keras dan lebih busuk dari sebelumnya. Kecepatan di mana kentut itu menyebar bisa dikatakan sangat mustahil karena sebelum suara itu menyebar bau busuk sudah memenuhi alun-alun.

"Bajingan!" Merasakan bau busuk yang keluar dari bocah di genggamannya, tetua itu hampir saja menamparnya ketika dia ingat bahwa saksi mata ini akan mati jika terkena tamparannya.

Dia kemudian melemparnya ke tanah sebelum dia menjauh dan menyebarkan bau busuk di alun-alun. Di sisi lain, Yonghan mendapati dirinya bingung dengan situasinya sendiri, dia dengan linglung menatap kerumunan orang yang melihatnya dengan pandangan jijik dan merendahkan.

Namun tanpa dia sadari bukan hanya dirinya yang mengalami situasi memalukan ini, setiap anak yang menyerap gumpalan energi murni mendapati kejadian serupa. Masing-masing dari mereka merasa bingung, malu, murung, dan terhina mengalami situasi memalukan ini.

Mereka menyadari, saat ini mereka bukan lagi jenius yang berdiri dengan bangga di atas massa, mereka hanya anak-anak lumpuh yang tidak memiliki satu kontrak pun di tangan mereka. Ketika segudang emosi kompleks berputar di benak mereka, tiba-tiba mereka mendengar suara gembira di pikiran mereka.

"Tes tes, hallo. Apakah ada dari kalian yang merindukan tuan muda ini. Tidak usah malu jika kalian merindukanku." Ketika mereka mendengar suaranya, mereka dengan ngeri melirik sekeliling mereka seolah sudah gila. "Ah jangan khawatir, ini hanya pesan yang akan tersampaikan kepada kalian jika salah satu dari kalian memicu pemicunya."

"Ngomong-ngomong adakah dari kalian yang merasakan perut menggeram, mulas, dan kehilangan kontrol kandung kemih. Jika kalian mengalaminya, Selamat, kalian telah membuka hadiah bonus dariku."

"Hahahaha.... apakah kalian bocah bau kencur terlalu meremehkan tuan muda ini? Berani mengungkapkan keberadaan tuan muda ini. Ck ck ck, kalian terlalu beruntung aku baik hati."

"Apakah kalian melihat tatapan jijik dan merendahkan di sekeliling kalian? Apakah kalian melihat tatapan membunuh dari sesepuh di depan kalian? Jika kamu melihat yang terakhir kamu tidak perlu khawatir, karena dalam sebulan ini kamu tidak akan mati."

"Jika kamu melihat yang pertama, maaf tuan muda ini sengaja hahaha... yah kesampingkan itu, aku memberi kalian waktu sebulan agar kalian menyelesaikan keperluan kalian saat ini, kalian tidak perlu khawatir dengan kerabat kalian, ini janji dariku."

"Setelah satu bulan, kalian bisa memilih jalan kalian sendiri. Aku tidak peduli dengan jalan yang kalian pilih namun." Suara gembira dan sembrono itu tiba-tiba berubah dingin dan mengancam. "Jika kalian memilih untuk melawanku aku tidak akan segan-segan lagi, camkan itu. Baiklah sampai jumpa lagi, aku menantikan peningkatanmu."