webnovel

Kelebihan dan Kekurangan

Anthoni yang memiliki pendengaran tajam bisa mendengarkan semua percakapan Nicholas dan teman-temannya.

Anthoni sebenarnya sudah merasa ada yang salah dengan Nicholas. Ia meras aroma Nicholas berbeda dengan manusia dan juga manusia serigala.

Namun aroma Nicholas berbeda dengan bangsa vampir yang lainnya. Dan setelah mendengar percakapan mereka, Anthoni akhirnya yakin jika Nicholas adalah vampir dan dia adalah calon penerus raja.

'Aku tidak bisa membiarkan mereka bertemu dengan Putri Ulrica terlebih dahulu atau bangsa serigala akan mengalami kehancuran lagi! Tetapi sebenarnya Putri ada di mana?' batin Anthoni yang bingung.

Anthoni tidak bisa mengetahui keberadaan Ulrica karena Ulrica belum menyadari jika dirinya adalah manusia serigala.

Jadi aromanya hanya sebagai manusia biasa saja. Keberadaan Anthoni sebagai seorang manusia serigala tidak diketahui oleh bangsa vampir karena bisa menyembunyikan aroma mereka.

Itulah kelebihan bangsa serigala yang bisa mencium aroma bangsa lain dan menyamarkan aroma mereka sendiri.

Sedangkan bangsa vampir tidak bisa menyamarkan aroma mereka. Namun bangsa vampir bisa mengetahui keberadaan bangsa serigala jika mereka melewati cermin.

Bangsa vampir bisa melihat wujud asli bangsa serigala dari balik cermin. Mereka memiliki keahlian masing-masing dan juga ada kelemahan masing-masing.

Ulrica yang sedari tadi merasa diamati yakin jika Nicholas lah pelakunya. Tiba-tiba saja Ulrica yang tadinya makan sambil menundukkan kepalanya, langsung menatap tajam ke arah Nicholas.

Nicholas langsung kepergok oleh Ulrica. Tetapi bukannya mengalihkan pandangan, Nicholas justru melambaikan tangan pada Ulrica dan memberikan sebuah wink.

Rasanya Ulrica ingin muntah karena kelakuan Nicholas. Ingin sekali Ulrica menghajar wajah Nicholas yang sok keren dan sok tampan.

Namun ia tidak bisa melakukannya saat masih berada di lingkungan sekolah yang mana dapat membuat dirinya mendapatkan teguran dari guru.

'Kau selamat kali ini! Namun, jangan harap lain kali kau bisa lolos dari kenyamanan pukulan tanganku!' batin Ulrica sambil mengepalkan tangan kanannya dengan erat.

Ulrica pun kembali fokus ke makanannya dari pada mengamati Nicholas yang hanya bisa membuat dirinya kesal dan sakit kepala.

Lagi-lagi Jessica kembali kesal melihat interaksi antara Ulrica dengan Nicholas. Dan ia kembali menggerutu.

"Sungguh membuat sakit mata! Aku benar-benar tidak tahan melihatnya!" gerutu Jessica yang iri, dengki dan kesal.

Silvia ingat jika Jessica ingin memberikan Ulrica sebuah pelajaran. Jadi Silvia mencoba mengingatkan Jessica mengenai rencananya.

"Jessica, bagaimana jika setelah makan kamu datangi dia? Kamu katakan jika kamu ingin meminta maaf padanya sepulang sekolah dan ingin memberikan sesuatu sebagai permintaan maaf?" tanya Silvia yang memberi saran.

Nina tahu jika Silvia berusaha untuk mengompori Jessica. Meski Nina tidak tahu apa rencana SIlvia dan Jessica, namun dia sudah paham jika pasti akan ada hal buruk yang terjadi.

"Sudahlah, kalian kenapa selalu mencari masalah sendiri? Selama dia tidak melukai kita, jadi biarkan saja dia," ujar Nina yang menginginkan sebuah ketenangan.

Silvia sebenarnya tidak suka dengan sifat Nina yang terlalu flat dan seperti tidak memiliki gairah untuk hidup.

"Hei! Kamu itu selalu begitu! Kapan kamu akan bisa beradaptasi? Hidupmu pasti sangat membosankan!" sahut Silvia dengan ketus.

Bukan hal yang aneh bagi Jessica jika Silvia dan Nina berdebat. Meski sifat keduanya berbanding terbalik, namun mereka selalu ada untuk Jessica begitu juga sebaliknya.

"Sudahlah, jangan berdebat lagi! Aku suka idemu, Silvia! Mari kita lakukan! Aku juga ingin memberikan pelajaran pada si gatel itu agar tidak kecentilan! Aku juga ingin memperlihatkan pada Nicholas jika aku jauh lebih segalanya dibandingkan dengan si gatel!" ujar Jessica dengan yakin.

Silvia senang karena Jessica setuju dengan dirinya. Sementara Nina sudah tahu jika akan ada hal buruk yang terjadi.

Ulrica yang makanannya sudah habis ingin segera kembali ke kelas karena tidak tahan lagi terus ditatap oleh Nicholas.

Namun baru saja Ulrica berdiri, Jessica dan kawan-kawannya menmanggilnya sehingga Ulrica menghentikan langkahnya.

"Ulrica, apakah ada waktu sepulang sekolah nanti?" tanya Jessica yang memulai aktingnya.

Ulrica merasa ada yang aneh dan tidak beres dengen Jessica dan teman-temannya. Tidak biasanya mereka baik seperti itu padanya.

'Apapun yang kamu rencanakan, jangan harap aku akan tertipu dengan trik murahan kalian! Memangnya aku sebodoh itu?' batin Ulrica yang sudah curiga dari awal.

Anthhoni pun juga sudah bisa merasakan jika Jessica hanya ingin menyakiti Ulrica. Namun Anthoni tidak bisa ikut campur secara langsung.

Jadi, Anthoni akan berbuat seperti biasa jika Jessica berani macam-macam, yakni melindungi Ulrica diam-diam.

"Memangnya ada perlu apa?" tanya Ulrica.

"Yah, kamu tahu, kan, selama ini aku bersikap buruk padamu! Aku hanya ingin meminta maaf padamu dan pergi ke suatu tempat untuk merayakannya jika kamu mau memaafkan aku. Tetapi aku yakin kalau kamu pasti akan memaafkan aku! Benar, kan?" ucap Jessica laluberpura-pura bersedih.

Perkataan Jessica ini semakin membuat Ulrica yakin jika Jessica akan melakukan hal yang buruk padanya.

Padahal Ulrica masih ingat dengan jelas jika dirinya sudah mengingatkan Jessica untuk tidak berbuat macam-macam.

Namun kenyataannya Jessica tidak menghiraukan peringatan Ulrica dan malah mencoba untuk menantang dirinya.

'Baiklah, karena kamu sendiri yang memaksaku maka aku akan menurutinya,' batin Ulrica yang sudah siap untuk memberikan pelajaran pada Jessica.

Anthoni sebenarnya berharap jika Ulrica tidak akan menerima permintaan maaf Jessica. Namun Anthoni tidak bisa membaca isi hari seseorang.

Ia hanya bisa mendengarkan sesuatu yang terucap dari mulut meski dari kejauhan. Jadi Anthoni tidak tahu apakah yang Ulrica putuskan.

"Baiklah, aku akan memaafkanmu! Jadi sepulang sekolah mari kita rayakan," ucap Ulrica lalu tersenyum ramah.

Anthoni tidak menyangka jika Ulrica akan memaafkannya. Meski Ulrica juga bisa menjaga dirinya, namun dengan tindakan Jessica, Anthoni khawatir jika Jessica akan bertindak lebih buruk.

Jessica tentu senang dengan jawaban Ulrica. Ia jadi tidak sabar untuk menantikan pertunjukan yang akan segera terjadi.

"Benarkah? Terima kasih, Ulrica! Aku tahu kamu sangat baik! Kalau begitu sampai bertemu sepulang sekolah nanti!" Jessica melambaikan tangannya pada Ulrica lalu pergi meninggalkannya menuju ke kelas.

Sebelum Jessica beranjak pergi, ia menoleh dan melirik Nicholas untuk melihat apakah Nicholas memperhatikan dirinya atau tidak.

Dan Jessica memergoki Nicholas yang memperhatikan mereka. Hal ini membuat Jessica semakin senang dan bersemangat.

Jessica pun langsung pergi dengan perasaan berseri. Ia tidak sabar menunggu sampai waktu pulang sekolah tiba.

"Aku akan membuat Nicholas terkesan dengan keberanianku! Dan Ulrica, kita lihat siapa yang benar-benar primadona!" gumam Jessica yang sangat senang.

Kini Nicholas yang melihat ekspresi Jessica tadi juga merasa jika akan ada sesuatu yang menarik nantinya, "Sepertinya akan ada sebuah show."

TBC...