Semilir hawa bayu membelai lembut permukaan kulit gadis yang kini menatap tegas pancuran air kecil yang ada di depannya. Ikan berenang dengan bebas. Sesekali menyembulkan kepalanya di atas permukaan air. Gemercik suara air menjadi melodi penenang yang didukung oleh suasana damai nan tenang. Ada satu kalimat yang membuat gadis itu memutuskan untuk datang dan menemui adik tirinya. Kata Arka, Davira dan Alia mempunyai satu kemiripan. Pandai menyembunyikan apa yang sedang dirasa olehnya.
"Kakak udah makan?" Gadis kecil itu memulai percakapan. Membuat sebuah suasana canggung terasa kala suara lirih yang asing untuknya masuk ke dalam lubang telinga Davira.
Gadis itu menoleh. "Kenapa peduli dengan itu? Aku yang seharusnya tanya itu 'kan?" sahut Davira tersenyum kecut. Ia membuat helaan napas berat mengiringinya. Kesan canggung seakan hilang selepas gadis cantik yang ada di sisinya menoleh dan tersenyum.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com