webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
368 Chs

92. Derana Dua Gadis

Semilir hawa bayu membelai lembut permukaan kulit gadis yang kini menatap tegas pancuran air kecil yang ada di depannya. Ikan berenang dengan bebas. Sesekali menyembulkan kepalanya di atas permukaan air. Gemercik suara air menjadi melodi penenang yang didukung oleh suasana damai nan tenang. Ada satu kalimat yang membuat gadis itu memutuskan untuk datang dan menemui adik tirinya. Kata Arka, Davira dan Alia mempunyai satu kemiripan. Pandai menyembunyikan apa yang sedang dirasa olehnya.

"Kakak udah makan?" Gadis kecil itu memulai percakapan. Membuat sebuah suasana canggung terasa kala suara lirih yang asing untuknya masuk ke dalam lubang telinga Davira.

Gadis itu menoleh. "Kenapa peduli dengan itu? Aku yang seharusnya tanya itu 'kan?" sahut Davira tersenyum kecut. Ia membuat helaan napas berat mengiringinya. Kesan canggung seakan hilang selepas gadis cantik yang ada di sisinya menoleh dan tersenyum.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com