webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
368 Chs

26. Dialog Bersama Saudara

Laju mobil itu tegas membelah padatnya jalanan. Dua gadis dengan rentang usia yang tak bisa dibilang dekat itu masih diam sembari terus menatap ke jalanan luar. Sejenak tak ada percakapan di antara mereka saat ini. Hanya musik jazz yang memecah keheningan. Meskipun tak saling menatap, namun Davira tegas merasakan hangatnya genggaman tangan Alia. Gadis itu tak mau melepaskannya. Setengah jam kiranya ia menggenggam tangan Davira tak mau melepasnya. Pergerakan ringan yang dilakukan olehnya tak mampu membuat erat dan rapatnya genggaman itu terlepas dari punggung tangannya.

Alia terlalu bahagia. Nyaman tak ingin kembali kehilangan. Seakan-akan kalau ia melepaskan genggaman itu, Davira akan hilang ditelan udara yang berembus.

"Boleh kakak tanya sesuatu?" Davira menyela. Menatap Alia yang menoleh cepat ke arahnya. Gadis itu melirik genggaman tangannya sendiri. Posisinya nyaman, hingga ia tak merasakan genggaman itu lagi.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com