webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
368 Chs

20. Sebelum Kembali

"Keluar." Adam berucap. Melirik Davina dengan akhir sebuah tatapan tajam untuk gadis yang ada di sisinya itu.

Davina menghembuskan napasnya singkat. Tak percaya bahwa Adam akan menurunkannya di tengah-tengah perjalanan begini. Halte bus masih jauh dari sini, kiranya kalau berjalan dengan kaki maka menghabiskan dua puluh hingga tiga puluh menit lamanya.

"Lo ngusir gue setelah maksa gue masuk ke dalam?" Ia memincingkan matanya. Tegas menatap lawan bicara yang hanya diam sembari menganggukkan kepalanya samar.

"Gue udah dapat jawaban dari apa yang mengganjal di dalam hati gue selama ini. Tentang mengapa lo pergi begitu saja ninggalin gue?" tukasnya mempersingkat. Yang diajak berbicara hanya diam. Membisu sembari menatap paras Adam dengan amarah yang meluap-luap.

"Cepetan. Gue harus pulang," ucap Adam memalingkan wajahnya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com