"Selamat malam, Adam."
Remaja itu diam mematung kala tak menyangka siapa yang kini datang dan berdiri di depannya. Arka Aditya.
"Ngapain lo ke sini? Malam-malam begini?" Adam mencecar dengan pertanyaan yang terlontar keluar dari celah bibirnya. Terdengar begitu ketus dan dingin. Ia tak mau menerima Arka sebagai tamunya malam ini. Remaja itu adalah musuhnya. Sebaik apapun seorang tuan tamu, tetap tak akan bisa mengijinkan musuh bebuyutannya untuk datang dan bertamu masuk hingga mengotori ubin lantai rumahnya.
"Ada daftar yang harus lo tanda tangani." Remaja itu menyodorkan selembar kertas tepat mengarah pada remaja jangkung yang ada di depannya. Adam diam sesaat. Matanya tak lagi untuk Arka, namun mengarah pada lembar kertas yang ada di depannya sekarang ini.
"Terima aja gak usah banyak mikir," susul Arka kala Adam hanya diam bak patung jalanan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com