*Akan segera di edit*
Liam dan Soraya memang sudah lama tidak bertemu. Keduanya terbakar api amarah, yang kemudian dipicu oleh rasa ketidakpercayaan diri masing-masing untuk tidak kembali saling bertegur sapa. Entah itu melalui telepon ataupun sekedar lewat pesan singkat.
Keduanya pun sudah lupa apa yang menyebabkan mereka tidak lagi seperti dulu. Dan saat ini mereka seakan hanyut dalam perasaan masing-masing. Soraya yang merindukan sosok lelaki itu, di mana tempatnya berkeluh-kesah. Dan begitu pula dengan Liam, yang merindukan wanita itu, wanita yang selalu terlihat rapuh di matanya. Seperti saat ini, tersedu dalam dekapannya.
"Ssstt ... udah ya, udah udah." Liam mencoba menghentikan tangisan itu, sebab Soraya sudah mulai sesegukan. Kesulitan untuk bernapas akibat tangisannya sendiri.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com