webnovel

Lubang Kebohongan

"Ayah aku bersungguh-sungguh ingin bersamanya, aku minta ayah merestui kami, " mohon Lediya.

"Apakah tekadmu benar-benar sudah bulat Diya ingin menikah dengan putra dari keluarga Lee? asal kamu tahu pernikahan itu bukan hal yang mudah terutama bila dijalankan oleh pasangan yang tidak saling mencintai, pada akhirnya kalian berdua lah yang akan terluka, " Hardian menjelaskan.

"Ya ayah aku sudah memikirkannya dan memantapkan hati untuk menikahi pria itu!" ucap wanita itu serius.

Hardian menatap dan menyelisik mata putrinya untuk mencari-cari apa ada jejak kebohongan dimata putrinya itu, namun dia merasa kalau putrinya serius menyukai putra dari keluarga Lee itu.

"Baiklah nak asalkan kalian sungguh saling menyukai satu dengan lainnya, ayah juga tidak bisa berbuat apapun. hanya 1 yang ayah inginkan adalah melihat kebahagiaanmu nak ayah percaya padamu, kau tidak akan pernah membohongi ayahkan?" tanya Hardian, walaupun masih ada keraguan dalam hatinya.

"Ya ayah, aku sungguh menyukai pria itu, " jawab Lediya sembari tersenyum.

"O ya ayah, besok malam suruh mbok Inah masak banyakan ya soalnya Tjhin juga Asisten nya akan makan malam bersama kita," ucap Lediya senang, biarpun hanya pura-pura.

"Oh ya, ayah tidak menyangka General Manager dan Asistennya akan secepat ini datang kerumah kita, berarti besok ayah harus secepatnya menyelesaikan meeting supaya bisa segera pulang kerumah untuk menyambut mereka," ucap Hardian terlihat terkejut.

-Apakah benar mereka saling mencintai, atau putriku ini hanya berbohong demi menyelamatkan perusahaan, ah sudahlah aku percaya putriku tidak akan pernah membohongi ku. (batin Hardian).

Malam sudah semakin larut, Lediya dan ayahnya Hardian kembali kekamarnya masing-masing untuk beristirahat.

Keesokannya....

Pagi hari yang cerah, dengan matahari yang menerangi jendela kamar Lediya terbangun sembari merenggangkan tubuhnya.

"Huaaaah nyenyak sekali tidurku semalam, mungkin karena terlalu banyak bersandiwara kemarin, sepertinya aku bisa mendaftarkan diri jadi aktris," ucap Lediya terkekeh.

Selesai merenggang kan tubuhnya wanita itu segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi Lediya pun menuruni tangga.

Mbok Inah sedang sibuk didapur membuat sarapan pagi.

"Good Morning mbok pagi ini kita sarapan apa nih harum sekali?" tanya Lediya sembari menghampiri mbok Inah.

"Mbok, masak nasi goreng sea food nih kesukaan non Diya," jawab mbok Inah dengan senyuman.

"Asyik makasih mbok, hari ini aku memang harus makan banyak untuk memulihkan tenagaku yang terkuras kemarin, " ucap Lediya.

Tak lama Hardian pun keluar dari kamarnya, dan menuruni tangga.

"Pagi ayah, gimana tidur nya semalam nyenyak gak yah?" tanya Lediya sembari melangkah menuju meja makan.

"Tentu ayah harus tidur nyenyak, karena hari ini ayah akan menghadiri meeting penting, " jawab Hardian, sembari duduk di meja makan.

"Silakan dinikmati tuan dan nona, mbok tinggal dulu ya karena harus menyiangi sayur mayur untuk makan malam nanti," ucap mbok Inah berlalu kembali ke dapur.

"Hari ini kamu kelihatan ceria sekali Diya, apa karena GM itu akan datang malam ini?" tanya Hardian.

"Tuhkan mulai deh ayah ledekin Diya," ucap wanita itu tersipu malu.

"Ayah tidak menyangka di zaman modern gini ternyata masih ada yang namanya cinta pada pandangan pertama, padahal selama ini kamu menolak semua pria yang mendekatimu, kenapa kamu bisa jatuh cinta dengan putra dari keluarga Lee itu hanya dengan sekali pertemuan, ayah sungguh masih tak percaya," ucap Hardian sembari mengelengkan kepala nya.

"Tuhkan mulai lagi, ayah aku beneran jatuh cinta sama pria itu. Jujur awalnya aku bertemu dengannya sengaja merahasiakannya dari ayah karena hanya ingin menegosiasikan persyaratannya, tapi tak di sangka Lee Tjhin Won itu sungguh tipe pria yang memang aku idam-idamkan selama ini, " cerita Lediya.

"Tapi bagaimana dengan pria itu, apakah dia merasakan hal yang sama dengan dirimu?" tanya Hardian menyelidik.

"I.. iya ayah, tentu saja dia juga menyukaiku, " jawab Diya sembari memaksakan senyum.

-Maaf ayah aku harus berbohong, pria itu tidak pernah menyukaiku. Tapi demi ayah dan perusahaan apapun akan kulakukan, walaupun harus menikah dengan pria yang tidak mencintaiku. (batin Lediya)

"Syukurlah kalau memang seperti itu, yang terpenting kalian sudah saling menyukai. Untuk masalah cinta itu akan datang dengan sendirinya seiring seringnya kalian bersama. Ayah senang akhirnya kau menemukan jodohmu nak, " ucap Hardian sembari membelai lembut pangkal kepala putrinya.

"Tentu dong ayah, jadi kalau aku sudah menikah nanti ayah tidak perlu khawatir lagi dengan diriku karena sudah ada suami yang akan menjagaku," ucap Lediya.

-Cih, pria itu menjagaku? itu suatu hal yang mustahil, dia itu manusia srigala yang bisa sewaktu-waktu mencabik-cabik diriku. (batin Lediya).

"Baiklah, ayah sudah selesai makan. Ayah berangkat kerja dulu ya, bye nak," ucap Hardian sembari mencium kening putrinya, dan melangkah keluar rumah.

Lediya termenung di meja makan,

"Semakin hari aktingmu semakin baik Diya!, saat ini aku sudah semakin jatuh ke dalam lubang kebohongan, tak ada seorang pun yang bisa menarik ku kembali dari lubang ini, ayah maafkan putrimu ini, " gumam Lediya, tak terasa air mata mengalir di pipinya.

Selesai makan wanita itu pun segera berangkat ke Bridal miliknya.

"Mbok, aku berangkat dulu yaaa!, jangan lupa masak yang enak buat nanti malam, bye, " ucap Diya.

Mbok Inah pun keluar dari dapur,

" Hati-hati di jalan ya non, " ucap mbok Inah.

Sementara itu di kediaman keluarga Lee, seorang pria muda tampan sedang duduk di ruang tamu sembari melihat berkas-berkas di tangannya, ia memakai setelan kemeja putih dipadu dengan blazer, celana, vest, juga dasi slim panjang berwarna grey, jam tangan Rolex Submariner melingkar di pergelangan tangan kanannya, menambah pesona ketampanannya.

Dekat ruangan kerja Lee Tjhin Won ada 3 pelayan muda remaja yang baru mulai bekerja hari itu, mereka memandang dengan penuh pemujaan pada sosok tampan yang sedang serius bekerja di ruangan yang pintunya saat ini sedikit terbuka sehingga mereka bisa mengintip sosok tuan muda mereka.

" Keren banget tuan muda kita ya?" bisik salah satu pelayan muda yang sedang mengintip kedalam ruangan dimana Lee Tjhin Won berada.

" Seandainya aku bisa menghabiskan 1 malam saja dengan tuan muda, kalaupun besok nyawaku dicabut oleh malaikat maut tidak sekalipun membuatku menyesal, " ucap pelayan muda lainnya yang ikut mengintip dengan gagang sapu ditangannya.

" Ngehayal tuh jangan ketinggian kali, mana mungkin tuan muda tertarik dengan pelayan seperti kalian, " tiba-tiba seorang pelayan paruh bayu menarik telinga mereka bertiga yang sedang mengintip.

"Aw... aw... aw sakit..sakit, " ucap ketiganya serempak.

Wanita paruh baya itu pun segera melepaskan jewerannya, ke tiga pelayan muda itu segera mengelus telinga mereka yang merah karena terkena jeweran.

" Udah lanjut kerja sana, bisa gaswat kalau nyonya Kim datang memergoki kalian memandang tuan muda seperti itu bukannya bekerja, lagian kalian mesti tahu tuan muda sudah punya calon istri jadi berhentilah mengkhayal sesuatu yang tidak akan mungkin terjadi!" ucap pelayan paruh baya yang sudah cukup lama bekerja di kediaman keluarga Lee itu, setelah mengatakan hal itu segera berlalu lah wanita paruh baya itu untuk kembali ke pekerjaannya.

Mendengar hal yang dikatakan wanita itu, para pelayan muda remaja yang memang baru bekerja hari itupun medapatkan serangan patah hati massal.

" Beruntung sekali wanita yang menjadi calon istri tuan muda, tapi wanita itu juga pasti bukan orang biasa, kekayaannya tentu setara dengan keluarga ini, " ucap salah satu pelayan muda remaja itu.

" Yaaah hilang sudah harapan kita," celetuk pelayan lainnya.

Ke tiga pelayan muda remaja itu bukannya kembali bekerja seperti yang di intruksikan pelayan tadi, malah kembali mengintip tuan muda mereka melalui celah pintu yang masih terbuka.

" Ehem. "

Terdengar deheman dibelakang para pelayan remaja yang sedang mengagumi sosok tampan yang berada didalam ruangan itu.

Seorang wanita paruh baya yang sangat mereka kenal sedang melipat kedua tangannya di dada dengan tatapan mengintimidasi.

"Kalau kalian ingin segera dipecat silakan lanjutkan apa yang kalian lakukan saat ini,tidak perlu bekerja!" ucapnya penuh dengan ketegasan.

Semua pelayan muda remaja itupun kaget lalu segera berbalik badan dan berdiri sejajar, mereka bertiga menunduk ketakutan.

" Nyo-nyonya Kim ma-maaf kami tidak akan mengulanginya lagi, jangan pecat kami, " ucap salah satu pelayan yang disambut dengan anggukan pelayan lainnya.

"Disini semua pelayan lainnya sedang serius bekerja, tapi kalian malah asyik mengintip di hari pertama bekerja, apa kalian ingin makan gaji buta disini?"

Mereka bertiga menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Cepat kembali ke pekerjaan kalian masing-masing, " tegas nyonya Kim.

Ke tiga pelayan itupun segera melangkah pergi dan kembali mengerjakan apa yang menjadi tugas mereka.

" Jangan terlalu keras dengan mereka Kim, namanya juga gadis remaja, " Tiba-tiba Almira berada di belakang dan menepuk lembut punggung nyonya Kim.

" Oh Nyonya selamat pagi, maaf saya tidak sadar akan kehadiran anda. Mereka harus diajarkan disiplin apalagi memandang tuan muda seperti itu adalah tindakan yang tidak sopan mereka harus tahu batasannya, itu sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai kepala pelayan nyonya, saya akan merasa bersalah pada nyonya, tuan, dan juga tuan muda kalau para pelayan berlaku kurang ajar" nyonya Kim menjelaskan.

" Hah, kau terlalu keras dengan dirimu sendiri Kim, kau adalah ibu asuh anakku mana mungkin kami menyalahkanmu atas semua kesalahan yang dilakukan para pelayan, lagipula tidak ada manusia yang sempurna, " jawab Almira lembut.

" Terimakasih nyonya, O ya nyonya pasti ingin menemui tuan muda. Saya pamit undur diri, " Nyonya Kim menunduk hormat dan segera berlalu pergi meninggalkan Almira.

Masuklah Almira ke dalam ruang kerja putranya, dilihatnya Tjhin sedang sibuk meneliti berkas-berkas ditangan nya.

"Kamu belum berangkat ke hotel nak?, apakah kehadiran mama saat ini mengganggumu sayang?" tanya Almira.

"Belum sebentar lagi ma, kehadiran mama cantikku ini tidak akan pernah mengganguku" ucap Tjhin tersenyum saat melihat Almira menghampirinya.

Almira pun duduk persis di sebelah putranya.

" Ada apa ma?" tanya Tjhin.

" Ish kamu tuh to the point banget sih nak, dari mana kamu tahu kalau ada sesuatu yang mama ingin tanyakan?"

" Tentu saja tahu aku inikan putranya mama, kalau mama sampai datang keruanganku ini pasti ada hal penting yang ingin mama tanyakan atau minta, " Tjhin tersenyum tipis.

" Baiklah anak mama ini memang top deh intuisi mu tidak kalah dengan papamu. Tjhin weekend ajak Diya kesini ya mama ingin pergi belanja bersama calon mantu mama. "

"Kalau weekend pasti Diya sibuk ma, karena beda sama yang kerja kantoran, " jawab Tjhin santai.

"Berarti mama tidak bisa pergi belanja sama calon mantu dong, padahal mama ingin belanja baju dan sepatu buat acara peresmian Rabu nanti", ucap Almira dengan raut wajah kecewa.

"Segitu sukanya kah mama dengan Diya?" tanya Tjhin.

"Tentu, Diya itu imut, cantik, dan sangat baik dia udah mama anggap seperti putri mama sendiri, " Jawab Almira, terlihat kebahagiaan di wajahnya.

"Ma aku ingin bertanya, ini cuma seandainya ya ma jadi jangan sampai kaget, inget jantung mama."

"Iya mau tanya apa sih nak, kok sampe jantung mama di bawa-bawa?"

" Seandainya setelah menjalani pernikahan kami, ternyata aku dan Diya tidak cocok boleh kah aku menceraikan nya?" tanya Tjhin.

" Tidaaak boleh!!!, di kamus keluarga mama dan papamu tidak ada yang namanya perceraian, kalau kamu sudah menikahi seorang wanita selamanya kamu harus bertanggung jawab dengannya, apalagi kalau kalian sudah memiliki anak, itu tidak boleh terjadi!" ucap Almira tegas.

"Tapi bentar, kenapa kau bertanya seperti itu apa ada masalah dengan kalian berdua, atau Diya marah karena tiba-tiba keluarga kita langsung memutuskan kalian menikah 3 Minggu lagi tanpa memberitahu nya, semalam kalian bertengkar ya karena masalah ini?" ucap Almira cemas.

Tjhin melihat kecemasan di wajah wanita yang melahirkannya itu.

"Ma itu cuma seumpama aku hanya bercanda jangan di anggap serius, kami tidak bertengkar kok kita tetap akan melangsungkan pernikahan sesuai tanggal yang papa mama sudah tentukan, malam ini aku diundang untuk makan malam dirumah Diya," ucap pria itu dengan memaksa senyum.

"Oh ya, kalau begitu kamu malam ini kasih tau ke keluarga calon istrimu, besok kami akan kerumahnya untuk meminang Diya secara resmi untukmu," ucap Almira.

"Iya ma, malam ini aku akan memberitahu ayahnya, " jawab Tjhin.

-Bodoh, sepertinya aku telah salah mengambil keputusan untuk menikahi putri si pembunuh itu, awalnya aku ingin menjeratnya tapi malah aku yang terjerat perempuan g**a itu, cih. (batin Tjhin).

"Tjhin, biasanya kapan calon mantu mama libur?" tanya Almira.

-Mana ku tahu kapan perempuan itu libur, kita saja baru 2x bertemu. Seperti nya aku harus menanyakan nya ke si Jhon, kalau aku sampai tidak tahu mama pasti curiga. (batin Tjhin)

Pria itu segera mengambil ponsel nya, dan mengechat asistennya itu.

Tjhin : Jhon si Diya biasa kalau libur hari apa?

Jhon : Setau aku senin, emg kenapa?

Tjhin : Mama tanyain, ya udah nanti malam jangan lupa temenin aku menemui om Hardian ayah Diya!

Jhon : iye siap boss.

Tjhin pun mengakhiri chatnya dengan Jhon, dan menaruh ponselnya di sofa sebelah kanannya, lalu lanjut melihat berkas-berkasnya.

"Tjhin kamu tuh kalau mama bertanya bo segera di jawab jangan main ponsel terus, kapan Diya libur?" tanya Almira lagi.

"Senin ma, " jawab Tjhin

"Ok, kalau gitu kamu tanyakan ke Diya ya, bisa kah dia menemani mama pergi belanja di hari senin nanti," ucap Almira.

"besokkan papa mama juga bakalan kerumah Diya, lebih baik mama memberitahunya langsung," jawab Tjhin.

- Males bener tanyain tuh cewe, bisa ke ge er an dia nanti. (batin Tjhin).

"O iya mama lupa, baiklah biar mama sendiri nanti yang bertanya kepada calon istrimu," ucap Almira sembari tersenyum.

-Dari tadi yang ditanyain mama cuma Diya dan Diya, sebenernya anaknya tuh aku apa si Diya sih. (batin Tjhin).

Bersambung....

Suka itu ? Tambahkan ke perpustakaan!

Hadiah Anda adalah motivasi untuk kreasi saya.

Beri saya lebih banyak motivasi! Punya ide tentang ceritaku? Beri komentar dan beri tahu saya.