Karena sebuah kebohongan, aku harus berhasil membujuk Carlos Santana--seorang Fotografer terkenal, untuk berpura-pura menjadi pacarku. Aku tidak berpikir panjang apakah Carlos adalah pria yang baik. Namun, keesokan harinya Carlos menawarkan hubungan persahabatan padaku, tetapi bagiku itu adalah hal yang tidak masuk akal. Bagimu, tatapan Carlos mencerminkan omong kosong dalam dirinya. Aku tahu bahwa pria tampan itu tak pernah tertolak siapa pun dan di manapun. Dari yang awalnya hanya persahabatan, Carlos menawarkan diri untuk menjadi kekasihku. Siapalah diriku jika ercaya diri menolak tawaran tersebut? Apalagi saat kami sedang berada di tengah-tengah hubungan intim dan sudah seperti layaknya sepasang kekasih. Aku tidak menyangka bahwa hubungan kami menjadi semakin dalam. Bahkan, meski tanpa status aku tetap bahagia. Ruang kosong dalam hatiku telah terisi selama berhubungan dengan Carlos. Namun, suatu hari penyakitku kambuh dan itu membuatku memutuskan untuk menjadi antagonis dalam kisah cinta kami. Aku terpaksa pergi meninggalkannya. Apa yang tidak terpikirkan olehku, adalah kenangan saat bersama Carlos dan itu menjadi beban dalam hidupku, di kemudian hari. Pada akhirnya, aku kembali. Namun, apakah Carlos mampu membuktikan kebenaran pepatah yang mengatakan, "Hati melihat apa yang tidak terlihat mata"?