"Aura..." panggil Ibunya,
"Ternyata tadi hanya awal dari mimpi? Tidak mungkin aku bertemu orang-orang ganteng dan hanya aku cueki, bosku, dosen, dan pria pengantar bunga, kenapa Fahri terlihat lebih keren di mimpi ku. Oh, Anehnya..., tapi soal lamaran. Apa itu hanya mimpi juga?" Aura segera beranjak dari kamarnya, ia mengikat rambutnya dan segera menemui Ibunya yang sibuk memasak di dapur.
"Bu..., masak banyak?"
"kamu bagaimana sih, keluarga Faisal akan datang!" jawab Ibu yang sedang sibuk sendiri di dapur.
"Ibu yang benar? Berarti Aku tadi nggak mimpi Bu?" tanya Aura untuk lebih meyakinkan dirinya bahwa itu semua kenyataan bukan cuma mimpi.
"Uumb ... sudah sekarang kamu cepat sana bersihin itu daging sapinya, di potong tipis-tipis tapi lebar, nanti mau ibu masak buat rawon," jawab ibunya menunjukkan daging di kantongan hitam yang baru saja ia beli.
"Siap Bu," ucapnya.
"Cintai aku karna Allah, sayangi aku karna Allah, bukan langit, bukan bumi ... bukan juga matahari," Aura terus bernyanyi karna ia merasa sangat bahagia.
'Akhirnya penantian ku selama 5 tahun tidak sia-sia, Faisal tetap berjuang untuk cinta kita' batinnya dengan tersenyum-senyum.
"Jangan kebiasaan ersenyum-senyum sendiri Ndok, kayak bocah gak waras saja Kamu," cetus Ibu yang melihat anak perawan nya yang aneh.
"Aku merasa sangat bahagia Bu, rasanya Aku mekar, yang bertahun-tahun Aku tunggu Akhirnya melamarku juga," jawab nya dengan wajah berseri-seri.
"Semoga ini benar-benar jodohmu dunia akhirat Ndok," ucap ibu.
Aura dengan semangat membantu ibu nya memasak, ia juga tidak berhenti bernyanyi, karna hobinya menyanyi.
Setelah semua masakan selesai tidak terasa sudah jam lima sore, dan Aura masih terlihat kotor dan bau dapur.
"Uuh ... ueek ... baumu Ndok, kok bisa toh perawan baunya busuk kayak gitu," cetus Ibu menggoda Aura.
"La wong aroma nya orang mau di lamar kok gakada sedep-sedepnya," lanjut Ibu.
"Iiih ... Ibu ini ... ngeledek Aku terus dari tadi, ya udah Aku mau mandi dulu, Aura mau mandi kembang tujuh rupa biar wangi," ucapnya sembari meninggalkan dapur.
"Hih iya ... bauku kokbm bisa separah ini sih ... uweek," gumam nya sambil mencium badan nya.
Kemudian ia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Setelah 29 menit ia keluar dari kamar mandi badan nya pun sudah wangi.
Iya bingung memilih baju yang bagus untuk dia gunakan nanti malam.
"Haduuh pakek baju apa ya ... ini kan pertama kali aku ketemu Faisal setelah 5 tahun kita gak ketemu, ini momen yang sangat spesial jadi Aku harus berpenampilan yang spesial juga, Hih bingung deh," gumam nya sambil membolak-balik baju yang ada di lemarinya.
"Auraa ..." panggil Ibu.
"Iya Bu ... ada apa?" jawabnya dari kamar.
"Kesini dulu sebentar Nak,"
"Hiih ... Ibuk apaan sih teriak-teriak" gumamnya sambil berjalan ke arah Ibunya.
"Ada apa toh Bu," jawab Siska yang masih mengenakan handuk baju.
"Ya Allah ... dari tadi kamu belum pakai baju Nak?" Ibu heran melihat nya masih mengenakan handuk.
"He he ... Aura bingung Bu mau pakai baju apa,"
"Baju banyak kok Yo masih bingung to ndok, ndok" sahut bapk yang sedang duduk santai di ruang tamu.
"Bapak ... ini tuh hari spesial,paling spesial dalam hidup aku, jadii ya Aku harus berpenampilan spesial juga dong," jawabnya.
"Ini pakek baju yang baru Ibu beli tadi," Ibu menyodorkan dress baru berwarna pink Salem, sangat kalem dan adem di lihatnya.
"Ya Allah Ibuu, ini beneran buat Aku?" Aura terbaru melihat baju pemberian Ibunya yang sangat anggun di pandang.
"Iya ... Ibu tahu kalau kamu pasti bakal bingung pakai baju apa, makanya Ibu kefikiran untuk membelikan mu baju tadi pass ibu belanja ke Pasar," jawab Ibu. Aura pun terlibat sangat bahagia, tidak pernah ia melihat Putri nya itu sebahagia sekarang.
"Ya udah Aura mah ganti baju, dulu ya Ibu," Aura pergi ke kamar dengan bernyanyi bahagia.
"Inikah namanya cinta, Oh inikah cinta, cinta pada pandangan pertama,"
"Bahagia Aku bila bersamamu, peluk diriku dalam pelukan mu, hiduplah bersamku hingga ajal nanti menjemput ku" sambil memakai baju ia bercermin dan terus bernyanyi.
Magrib pun tiba, Aura semakin dag Dig dug, hatinya semakin gak karuan, ia merasakan sangat bahagia. tiba-tiba handphone nya berbunyi.
"Hih, ni hanponde bikin kaget aja, lagian siapa ini yang nelvon," setelah ia lihat ternyata itu telvon dari nomor tidak di kenal.
"Halo, dengan siapa ya," cetus Aura.
"Assalamualaikum Cantik," jawab Fahri berniat menggoda Aura.
"Waalaikum salam, ih ganjen banget sih, belum kenal aja panggil cantik-cantik," cetus Aura dengan sinis.
"Jangan galak-galak dulu dong, sudah mau di khotbah dengan kekasih pujaan hatinya kok masih galak aja sih, 5 tahun penantian itu bukan waktu yang sebentar kan" jawab cowok yang ada di telvon.
"Hei, maaf ya, anda siapa, gak usah sok kenal dengan say," cetus nya kembali. Namun pria itu malah tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ... Aura ... Aura, kamu kalau galak Aku malah semakin gemas tau gak lihatnya," jawba Pria itu.
Aura merasa geli dan ia tidak mau basa basi. "Hei, cepat sebutin nama kamu atau saya blokir ini nomor kamu dari hp saya," cetus nya.
"Iya .. iya .. masak lupa sih sama Aku Ra, Aku yang tadi pagi ke rumah antar bunga, Fahri," jawabnya.
"Ya Allah kamu, hih, pakek acara goadain lagi, panggil cantik-cantik lagi, tapi .. memang iya sih Aku cantik, ha ha," jawab Aura dengan percaya diri.
"Memang ya cewek satu ini idaman Aku banget" jawab Fahri pelan.
"Apa kak? Ngomong apa ya tadi, Aku gak denger" Aura pura-pura tidak mendengar nya.
"Haha ... enggak kok gak ada apa-apa, badway, selamat ya, akhirnya kamu bisa bersatu sama Faisal, ikut seneng deh Aku dengernya,"
"Aah ... bisa aja, ya Alhamdulillah Kak, aku juga seneng banget, akhirnya ada titik terang dari penantian ku selama ini," ucapnya.
"Ya ... semoga kalian berjodoh dunia sampai akhiat nanti, Faisal anak yang baik, dia juga cocok kalau di jadikan imam dalam keluarga, jadi kamu sangat beruntung mendapatkan nya," suasana mulai mellow, seperti ada sesuatu keanehan yang di rasakan oleh Aura.
"Iya Kak, ya sudah Kak ini kan sudah selesai magrib, dia bentar lagi datang, dan Aku gak sabar menanti itu, Aku juga sudah berdandan cantik, semua ini special untuk Faisal seorang, aduuh," ucap Putri dengan nada bahagia nya.
"Ya sudah, semoga lancar ya acaranya," meskipun Fahri menyimpan rasa untuk Aura karna kecantikan yang alami di wajahnya namun ia lebih memilih untuk mengikhlaskan yang Aura bersama Faisal, karna mereka saling mencintai.