webnovel

fitting baju pengantin

Aura pun tersipu malu.

"Kamu baru sadar ya kalau Aku cantik," cetus nya.

"He he ... iya iya, Adek memang cantik sejak dulu, tapi sekarang lebih cantik lagi dengan balutan hijabnya," puji Faisal, Meski asyik ngobrol namun Faisal tetap fokus nyetir.

"He he ... Kamu berarti nggak marah ya Aku pakai celana gini," ujarnya lirih.

"Kamu pakai celana tapi yang penting tidak membentuk lekukan tubuhmu itu tidak masalah Dek, yang menjadi masalah itu ketika Kamu mengenakan pakaian yang begitu ketat sampai membentuk lekukan-lekukan di tubuh Kamu, jadi bagi Mas sih Kamu masih terlihat sopan kok, apalagi sekarang Kamu menggunakan jilbab warna pink Salem, huumb ... rasanya adem banget di pandang Dek, aura kecantikan Kamu semakin terpancar," Faisal tiada hentinya memuji Aura sehingga membuat nya merasa malu.

Jalanan sudah mulai ramai, semua orang sudah mulai beraktivitas di jalanan, ada yang berangkat sekolah, ada yang berangkat kerja, sehingga membuat jalanan macet.

"Haduuh ... macet banget ya jalan nya," gumam Aura yang sudah mulai lelah.

"Sabar ... namanya juga waktunya beraktivitas, gak boleh mengeluh ya," tegur Faisal dengan lembut.

"Bokongku wes panas ini loh mas," cetus Aura, Faisal hanya tertawa melihat tingkah lucu Aura.

Setelah melewati kemacetan di jalan yang cukup lama akhirnya mereka sampai juga.

"Disini?" tanya Aura.

"Iya, kenapa?" jawab Faisal sembari menatap Aura dengan tatapan yang begitu dalam.

Aura jadi salah tingkah, ia pun cepat-cepat membuka pintu mobilnya.

"Oh, oke," Aura segera turun dan berjalan masuk ke butik nya.

"Eh ... tunggu Dek," teriak Faisal dari dalam mobil.

"Aura, Aura," gumam nya sambil tersenyum.

'Humb ... Mas Faisal, rasanya jantungku mau copot dibuatnya, dikira Aku gak malu apa di lihatin kayak gitu, haduh, ini jantung gak bisa di ajak kompromi lagi' gumam Aura dalam hati.

"Selamat siang mbak, ada yang bisa kami bantu," sapa salah satu karyawan di butik tersebut.

"Umb ... iya mbak sebentar ya," jawab Aura sembari tersenyum malu.

'Haduh ... kan jadi bingung deh mau ngapain kalau gak barengan sama Mas Faisal masuk nya, kan yang sudah buat janji dia, Hufh, bodoh banget sih Kamu Aura' batin nya lagi.

Tak lama kemudian Faisal menghampirinya.

Cara jalan nya membuat Aura meleleh, menggunakan pakaian yang rapi, dan rambut yang khasnya yang tak pernah berubah dari dulu, rambut jambulnya membuat Aura semakin jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya kepada nya.

'Ya Allah, subhanallah, ganteng banget sih Kamu mas, Kamu selalu bisa menempatkan pakaian yang cocok di setiap acara, uuh ... jadi gemes Aku sama Kamu Mas' batin Aura sambil tersenyum sendiri melihatnya.

"Adek..." panggil Aura sambil melambaikan tangan tepat di depan matanya.

Aura terkejut dan langsung tersadar dari lamunan nya.

"Eh .. iya Mas, bagaimana," jawab Aura salah tingkah.

"Kamu kenapa kok melamun gitu, sambil senyum-senyum sendiri lagi," ledek Faisal.

"Eh .. enggak, siapa yang melamun," cetus nya untuk menutupi rasa malunya.

"Oh Mas Faisal ya," ucap karyawan butik itu.

"Iya mbak," jawab nya.

"Mari Mas sudah di tunggu dari tadi sama Ibuk Irma," ucap nya.

"Oh iya mbak, makasih ya," jawab Faisal, lalu masuk ke ruang baju-baju pengantin.

"Subhanallah Mas, bagus-bagus banget bajunya," ucap Aura yang terpesona dengan kemewahan baju-baju pengantin yang ada di patung.

"Oh Nak Faisal, akhirnya datang juga," ucap Ibu Irma menyambut nya dengan sopan.

"Iya Tante, maaf sedikit telat, soalnya tadi kesiangan jadi jalanan mulai macet," jawab Faisal.

'Kok mereka berdua terlihat akrab ya, Mas Faisal sudah kenal lama dengan pemilik butik ini, humb .. entahlah, sebaiknya nanti Aku tanyakan," batin Aura yang terlihat canggung.

"Oh iya Tante, ini kenalin calon Aku namanya Aura," ucap Faisal sambil memegang pundak Aura.

"Ooh ... iya, cantik banget calon Kamu, pinter Kamu milihnya," bisik nya lirih.

"Ah Tante ... Iya cantik banget memang cewek satu ini," jawab Faisal sambil tersenyum menggelitik kepada Aura.

"Ih ... apa sih Mas Faisal, malu-maluin deh," gumam Aura sembari mencubit pinggangnya.

"Haduh ... sakit Dek," Ibu Irma tertawa melihat tingkah lucu mereka berdua.

"Oke ... kalau gitu sekarang mari langsung saja kita lihat-lihat baju nya ya, silahkan kalian duduk dulu disini, biar di ambil dulu di dalam ya," ucap Bu Irma.

"Iya Tante," Aura hanya tersenyum lugu melihat Faisal yang terlihat biasah sama Pemilik butik tersebut.

"Dek ... Kamu pasti dari tadi bertanya-tanya ya, kenapa Mas kok langsung akrab dengan pemilik Butik ini,"

Aura langsung menoleh dan menatapnya sambil mengerutkan keningnya.

"Betulkan apa yang Mas katakan," ledek Faisal.

"Iya sih memang, humb ... Adek sedikit bingung dari tadi ,kok bisa ya, yang Aku kenal itu mas Faisal yang sekarang kan selalu menjaga jarak sama siapa pun," jawab Aura dengan manja.

"Nanti Mas jelasin di mobil ya," Aura semakin di buat penasaran oleh nya.

Aura dan Faisal Duduk dan saling menjaga jarak, Faisal terus menatap Aura dengan penuh arti.

Aura mengalihkan nya dengan bermain ponselnya.

Namun lama-lama ia merasa gak enak.

"Ih .. kenapa sih ngelihat nya gitu banget," tegur Aura.

"Gakpapa kan? Kita kan sudah halal, menatap istrinya itu pahala nya besar banget Lo Dek, kalau kemarin kita belum di sahkan baru Mas gak berani menatap Kamu seperti ini, karena jatuhnya zina mata," Aura langsung terdiam mendengar penjelasan dari Faisal.

'Iya ya, Mas Faisal kan sudah suamiku meski cuma sah dalam agama, huumb' batin Aura.

"Ini Mbak, bisa di coba dulu baju-baju nya," ucap Si mbak yang tiba-tiba datang sambil membawa beberapa gaun berwarna putih.

"Oh iya Mbak," jawab Aura, lalu ia mencoba baju yang menurutnya paling menarik.

"Faisal, calon istrimu asli cantik banget, cantik nya tu alami banget gitu loh, tanpa riasan apa-apa di wajahnya tapi sudah secantik itu loh, subhanallah, pinter sekali Kamu mencari calon istri," ujar Ibu Irma.

Faisal tersenyum tipis sambil memegang janggutnya.

"Tante Tau nggak, Dia itu sebenarnya pacar Aku waktu jaman masih sekolah dulu, dan Kita sudah tidak ada kontek selama 5 tahun ini, tapi Alhamdulillah nya Kita masih berjodoh Tante," jelas Faisal.

"Apa? 5 tahun nggak ada kontek sama sekali tapi masih saling menunggu ceritanya?" jawab Ibu Irma terkagum-kagum mendengarnya.

"Iya Tan, 5 tahun, selama Aku kuliah di Turki itu kita sama sekali gak ada saling bertukar kabar, ya karena memang Kita sudah saling berkomitmen sih sebelumnya, Kita berpisah itu sama-sama berniat untuk memperbaiki diri masing-masing dulu, tapi jika memang sudah ada yang mau meminang kita sama-sama untuk ikhlas, Tapi Alhamdulillah nya kita masih sama-sama menunggu kabar," Ibu Irma tersenyum kagum mendengar kisah mereka berdua.

"Mas Faisal," panggil Aura setelah keluar dari ruang ganti.