webnovel

Aura salah tingkah

"Sebentar ya, Ibu panggilkan bapakmu," ujar Ibu Aura yang terlihat sangat senang kedatangan Faisal.

"Memangnya Bapak sedang ngapain Bu," tanya Faisal.

"Itu .. biasalah, masih mandiin burung di belakang, huumb ... setiap pagi rutinitas itu Le, yang di utamakan setelah ngaji langsung merawat burung nya," jawab Ibu Aura dengan semangat.

"Tidak usah di panggil Bu, saya pengen lihat koleksi burung-burung nya Bapak," ucap Faisal dengan sopan.

"Oh ... gitu, ya sudah, ayo kalau pengen lihat," ajak Ibu Aura.

Faisal terlihat sangat dekat dengan keluarga Aura, Ibu Aura pun terlihat sangat menyukainya, kesopanan Faisal membuat orang tua Aura takjub, apalagi di era zaman seperti ini, sangat jarang ada laki-laki yang mau menjaga martabat wanita, namun Faisal sangat terlihat sekali sejak awal pertemuan nya dengan Aura setelah perpisahan nya itu ia belum menyentuh Aura sama sekali dan berani menyentuh pun setelah ijab siri karena sudah sah, disitulah Ayah Aura semakin matang menerima nya.

"Assalamualaikum," sapa Faisal yang melihat Ayah Aura sedang serius merawat burung peliharaan nya.

"Waalaikumsalam," jawab Ayah Faisal dengan senang.

"Loh ... ada Faisal, sudah dari tadi Le?" lanjutnya.

"Belum kok Pak, baru saja masuk ini tadi terus kata Ibu, Bapak sedang mandiin burung jadi saya penasaran ingin lihat koleksian burung-burung nya," jawab Faisal yang mulai terlihat sudah biasa namun tetap menjaga kesopanan nya.

"Ya burung nya gak terlalu banyak Le, banyakan punya Ayahmu itu loh, saya kemarin lihat saja rasanya pengen saya bawa pulang semua itu burung-burung nya," jawab Ayah Aura mulai bercanda.

"He he ... memiliki hobi yang sama dengan Ayah berarti ya Pak," jawab Faisal sambil memegang burung yang sudah di mandikan.

"Iya Lo, Ayah mu suka merawat hewan-hewan juga kan, sama seperti Bapak ini, yah buat kesibukan pagi saja le daripada gak ada kerjaan, dengar burung ngoceh-ngoceh gitu rasanya senang sekali," ujar Ayah Aura.

Faisal sangat akrab dengan Ayah Aura, sudah seperti bapak dan anak, mereka terus ngobrol tentang hobinya masing-masing.

"Aura.." panggil Ibu nya.

"Cepat, itu Faisal sudah datang," lanjutnya lalu masuk ke kamar Aura.

"Oh ya?" jawab Aura terkejut.

"Sekarang Dimana dia Bu, Ibu suruh masuk kan?" tanya Aura.

"Iya sudah to, Dia sedang lihat Bapakmu mandiin burung," jawab ibu.

"Apa? Ih ... mas Faisal padahal gak suka burung sama sekali loh Bu, apa ya nyambung kalau di ajak ngobrolin tentang burung nanti sama Ayah," Aura tertawa mengintip Faisal dari jendelanya.

"Sok-sokan suka itu Bu, padahal dia dari dulu gak peduli kalau Ayah nya sedang merawat burung," ucap Aura.

"Agh sudah, cepetan Kamu, keburu siang nanti macet jalanan," tegur Ibu Aura lalu keluar untuk menyiapkan makan buat Faisal.

"Humb ... Mas Faisal sekarang bakal jadi sainganku nih, bisa-bisa nya Ayah sama ibu sekarang lebih perhatian sama dia," gumam Aura sambil mencari hijab yang cocok.

Aura mengeluarkan semua hijab nya dari dalam lemari.

"Haduh ... pakai yang mana ya, nanti kira-kira di protes nggak ya sama mas Faisal kalau Aku pakai celana terus jilbabnya pasmina gini, Aku gak punya yang syar'i lagi jilbabnya, haduuh,"

"Aura," panggil ibu Aura ulang.

"Astaghfirullah, dari tadi belum pakai jilbab Nduk, ya Allah berantakan lagi kamarnya," Ibu Aura menggeleng-geleng kan kepalanya melihat Kamar Aura yang super berantakan.

"He he ... Aura bingung Bu mau pakai jilbab apa, takutnya di protes sama mas Faisal nanti,"

"Pakai itu saja sudah cocok," cetus Ibu Aura menunjuk jilbab yang di pegang nya.

"Umb ... bener ya Bu," jawab Aura.

"Iya ... cepetan, sudah jam 7 lewat ini, kamu itu janjian nya jam 7 loh," ibu nya mulai geram, Aura pun cepat-cepat mengenakan hijabnya.

"Sudah cepat sana, Faisal sudah di ruang tamu sama Bapak," ujar Ibu Aura, ia pun langsung keluar dan menemui Faisal.

"Eh mas, maaf ya lama," ucap Aura malu-malu.

"Humb ... begitulah Le gambaran nya, Bapak juga dulu gitu sama ibu itu, kalau mau keluar nunggunya bisa lebih satu jam malahan, jadi kalau sekarang Aura seperti ini jangan kaget ya," ujar Ayah Aura meledeknya.

"Iiih Ayah, jangan malu-maluin dong," jawab Aura sambil tersenyum ke Faisal.

"Iya Pak, ya sudah Pak saya pamit dulu ya, ini Aura saya ajak, ya mungkin sedikit lama," pamit Faisal dengan sopan.

"Iya Le, tolong titip anak bapak ini ya, kalau gak bisa di bilangin langsung telpon Bapak saja," jawab Ayah Aura, Faisal hanya tertawa lalu berjabat tangan dan mencium nya.

"Aura berangkat ya Yah," ujar Aura lalu mencium tangan kemudian pipi Ayah nya.

"Ibu ... Aura berangkat dulu," teriak Aura.

Faisal tertawa melihat tingkah Aura yang masih sama seperti dulu.

Aura di bukakan pintu mobilnya oleh Faisal, Sangat terlihat Faisal begitu menghargai nya dan memperlakukan nya bak ratu.

Ayah melihatnya sangat bahagia.

"Alhamdulillah ya Allah, terimakasih engkau telah menjawab doa-doa ku selama ini, semoga ini benar-benar yang tebaik buat Putriku,"

"Amiin," sahut Ibu Aura yang tiba-tiba datang dari belakang nya.

"Ya Allah, bikin kaget saja kamu ini," tegur Ayah Aura, namun hanya di balas dengan senyuman oleh ibu Aura.

Faisal lalu membunyikan klakson nya sebelum pergi, sambil merunduk kan kepalanya.

Suasana dalam mobil itu sangatlah dingin, Aura menghadap kesamping kirinya, ia melihat jalanan yang di samping nya, ia sama sekali tidak berani menoleh ke kanan, Aura sangat terlihat gerogi, namun Faisal berusaha membuat nya nyaman.

"Dek," panggilnya.

"Iya Mas ada apa," jawab Aura namun tetao tidak mau menoleh.

"Kamu gak mau menoleh kesini sebentar saja, Gak dosa kok, Kita kan sudah sah secara agama, masak sepanjang jalan nanti tetap begini," ucap Faisal mencoba untuk biasa.

"Kamu gak mau marahin Aku kan," tanya Aura lirih.

"Apa? Marah? Marah kenapa? Orang Adek gak salah apa-apa kok dimarah, lagian mana bisa sih Mas marahin wanita cantik yang Mas impikan selama ini, Mas gak pernah bisa marah sama Kamu Dek," jawab Faisal sambil melihat Aura namun tetap fokus menyetir.

"Benar gak marah? Pakaian yang Aku akai kan kurang baik Mas, Aku pakai celana, jilbab juga gak menutup dada," jawab Aura sambil menghadap Ke Faisal.

Faisal pun spontan tertawa.

"Astaghfirullah Dek, Kamu itu lucu sekali sih, ya enggak lah Mas marah, malah Mas sekarang mau bilang, Kamu cantik sekali Dek, kecantikan mu bak bidadari Dek, alami banget, Mas dari tadi ingin terus menatap nya, kan pahala tatapan suami istri itu Dek, hehe ... maaf ya Dek,"

Aura pun tersipu malu.

"Kamu baru sadar ya kalau Aku cantik," jawab nya