"Cobalah ini."
"Kenapa semuanya kau berikan padaku? Kau tidak ingin memakannya?"
Arkan hanya tersenyum. "Apa pun yang aku makan, kau juga harus mencobanya. Makanlah, aku tidak akan membiarkan wanitaku kelaparan."
Sungguh, Lusi ingin menghilang saat ini juga. Arkan membual dengan mudahnya, tanpa ia tahu, jika Lusi hampir mati dibuatnya.
"Berhenti mengatakan hal yang menjijikan, Arkan." Lusi berkomentar. Meski terdengar sedikit pedas, namun sebenarnya dia luluh dan tidak bisa menahan hidungnya yang kembang kempis.
"Aku tidak membual. Percayalah, tidak ada satu pun pria yang akan membiarkan wanitanya hidup susah dan kelaparan. Jadi, aku tidak akan kau mengalami semua itu."
"Baiklah-baiklah. Lebih baik kau sekarang makan, jangan banyak bicara."
Arkan terkekeh pelan melihat ekspresi malu-malu Lusi. Hatinya yang semula memanas, kini perlahan luluh.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com