webnovel

Lintas Alam

Tejo dan Earvin, dua manusia dari Alam yang berbeda, memutuskan bertualang bersama. Menjelajahi banyak Alam. Bertumbuh menjadi kuat dan tak terkalahkan. Bukan demi keadilan, bukan juga kebaikan. Hanya berdiri di atas kaki mereka. Melihat dunia yang begitu luas. Tak lupa mengagumi kecantikan. Bertualang tanpa wanita sungguh menyiksa.

bayukuncoro · Fantasi
Peringkat tidak cukup
4 Chs

Dasar gila!

"Baiklah Teo, apa kau mau ikut dengan ku menjelajahi Alam lain?"

Earvin melihat bahwa Tejo adalah pribadi yang menarik. Dia tenang dalam menghadapi hal-hal tak terduga dan tetap bisa berfikir jernih. Kualitas ini sangat dibutuhkan saat menjelajah antar Alam lain.

Seringkali bahaya akan mengincar mereka saat bepergian. Contohnya adalah iblis tadi. Sebelumnya Earvin bahkan hampir mati ditangan majikan iblis itu. Dia berhasil lolos hanya karna keberuntungan.

"Sepertinya menarik. Tapi maaf, aku harus menolak. Masih ada hal yang perlu kulakukan di dunia ini." Mata Tejo memancarkan kedalaman dan determinasi saat mengatakan ini.

Earvin yang melihat ini, mulai merasakan hal yang tak asing dari mata itu. Itu adalah mata dengan hasrat balas dendam.

"Yah, kalau itu balas dendam aku bisa membantu mu." sahut Earvin dengan ringan.

"Hahaha apakah semudah itu aku terbaca?" Tejo tidak mengira bahwa Earvin akan dengan mudah menebak niat nya.

"Bukan begitu, mata seperti itu sangat akrab di Alam ku. Hasrat membalas dendam yang terpendam karena ketidakmampuan. Dan berharap suatu hari dapat membalaskan nya. Jika itu kekuatan, aku dengan senang hati meminjamkan padamu. Lagipula aku masih berhutang budi."

Tejo sekilas tenggelam dalam lamunan. Dia memikirkan tawaran itu. Memang terdengar cukup menggiurkan.

"Aku lebih suka membalaskan dendam dengan tanganku sendiri. Jika hanya melihat orang itu menderita, rasanya masih tidak cukup. Jadi..." Tejo berhenti seolah ragu untuk melanjutkan.

"Katakan!" ucap Earvin.

"Melihat pertarungan mu tadi, sebenarnya itu sangat luar biasa. Standar pertarungan di Alam ini bahkan tidak bisa dibandingkan dengan seperseratus nya. Jadi, apakah ada kemungkinan aku bisa sekuat dirimu?" Tejo bertanya dengan ragu.

"Hahaha jadi itu. Kenapa tidak?" Earvin menyeringai.

"Tapi ada harga yang harus dibayar jika kau ingin mendapat kekuatan seperti ku. Melihat umur mu saat ini, sudah agak terlambat untuk berlatih Kanuragan."

"Harga? Kalau uang aku tidak punya." Tejo mengingat koin emas sebanyak itu saja bukan apa-apa bagi Earvin, lalu berapa harga yang harus dia bayar?

"Biar ku selesaikan dulu. Umurmu saat ini jika tidak salah 25 tahunan kan? Umurmu hampir sama dengan ku. Di umur segini, kita memasuki umur yang tidak tua, tapi juga tidak muda. Dasar beladiri yang aku gunakan disebut Kanuragan. Untuk melatihnya dibutuhkan konstitusi fisik yang kuat. Untuk itu dasar nya harus dilatih sejak usia dini saat tubuh kita masih bertumbuh. Dengan melatih Kanuragan sejak dini, memungkinkan konstitusi tubuh kita berubah menjadi lebih kuat. Nah, diumur mu saat ini, cara seperti itu sudah tidak bisa digunakan lagi."

"Jadi maksudmu harga yang kau maksud adalah resiko dari cara lain mengubah konstitusi fisik ku?" Tanya Tejo.

Earvin sedikit kaget dengan kemampuan deduksi Tejo dan tersenyum "Tepat sekali. Untuk mengubah konstitusi fisik mu, diperlukan dorongan eksternal. Dan prosesnya sangat menyakitkan. Jika kau tidak bisa menahan rasa sakit itu, mungkin mentalmu akan hancur. Jadi bagaimana, apa kau mau mengambil resiko ini?"

Sebenarnya ini juga ujian yang diberikan Earvin pada Tejo. Saat dia mengajak Tejo menjelajah bersamanya, Earvin sudah berencana untuk melatih nya. Bagaimanapun, menjelajah Alam lain sangat berbahaya. Tanpa kekuatan yang cukup, hanya akan membunuhmu.

"Apa masih perlu bertanya? Lagi pula, jika aku ikut menjelajah Alam bersama mu, bukankah aku juga perlu menjadi kuat?" Balas Tejo dengan senyum penuh keyakinan.

Mendengar ini, Earvin tidak habis pikir dan menggelengkan kepalanya. Ternyata dia masih meremehkan Tejo. Kecerdasan orang ini dalam melihat keadaan sangat menakutkan. Sepertinya dia menemukan calon teman seperjalanan yang sungguh menarik.

...

Di malam hari Earvin mengeluarkan rumah portable dari penyimpanan spasialnya. Rumah Tejo yang hancur benar-benar tidak dapat ditempati.

"Tak kusangka, ada teknologi sehebat ini. Sepertinya Alam lain benar-benar menarik." Tejo yang ada dalam rumah portable tidak kuasa menahan kekaguman yang dia rasakan.

"Ini masih belum seberapa, kau akan lebih terkejut nanti saat sudah menjelajah ke berbagai Alam. Jangan salah sangka, tidak setiap Alam memiliki teknologi canggih. Banyak juga Alam yang masih sangat sederhana bahkan primitif. Ayo, saatnya bekerja."

Mereka berdua memasuki sebuah ruangan dengan tabung kapsul besar dari kaca di dalamnya.

"Kemarilah, pukul dan ukur kekuatan mu menggunakan alat ini." Earvin menunjuk sebuah alat berbentuk seperti samsak.

"Akan kutunjukan caranya terlebih dahulu." Saat selesai bicara, Earvin memukul dengan sekuat tenaga ke samsak itu.

Ding!

Seketika di dinding muncul angka '10.142'. Tejo tidak tahu apakah angka itu tinggi atau rendah, karena dia belum tahu standarnya.

"Sekarang cobalah dan pukul sekuat tenaga."

Tejo maju kedepan dan mengambil ancang-ancang pukulan, lalu memukul samsak dengan sekuat tenaga

Ding!

Di dinding pengukuran seketika menunjukan angka. Namun seperti tersambar petir, keterkejutannya hampir membuat Tejo menangis. Angka yang muncul di dinding itu adalah '10'. Bahkan jika ini lelucon, ini sama sekali tidak lucu. Bagaimana mungkin Earvin yang kemarin malam babak belur itu lebih kuat darinya lebih dari 1000 kali lipat.

"Hmpft.." Earvin berusaha menahan tawa agar tidak keluar.

"Sekarang kau tahu kan perbedaan orang yang berlatih kanuragan dengan dirimu? Jangan kawatir, kau juga bisa sekuat aku jika berhasil melatih kanuragan.. mungkin!" Earvin sengaja menambahkan mungkin untuk mengejek Tejo.

Di dalam hati Tejo mengutuk Earvin dan bersumpah untuk menendang bokong nya saat dia lebih kuat.

"Masuklah ke dalam kapsul kaca, dan pakailah masker oksigen itu. Ingat lah saat proses rekonstruksi fisikmu dimulai, semua bergantung pada seberapa kuat mental mu. Jika kau menyerah di tengah-tengah, resikonya adalah kau akan jadi idiot atau gila jika sedang beruntung."

Raut wajah Tejo seketika berubah serius. Dia sangat sadar dengan seberapa serius resiko yang dia ambil.

Tejo pun masuk kedalam kapsul, dan segera kapsul itu terisi cairan kemerahan. Tejo menutup mata. Satu detik.. dua detik.. tiga detik..

Boom!

Seperti ledakan Tejo tiba-tiba menggeliat sangat kesakitan di dalam kapsul itu. Rasa sakit dapat dia rasakan di setiap sel tubuh nya. Penyiksaan ini bahkan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Namun yang dia ingat adalah membalas dendam apapun yang terjadi. Dia tidak boleh menyerah di sini. Neraka ini akan menjadi saksi kebangkitan nya di dunia dan mendominasi seluruh Alam.

Akhirnya satu jam pun berlalu. Tejo akhirnya berhenti menggeliat. Cairan kemerahan di dalam tangki berubah menjadi bening seutuhnya. Ini adalah tanda bahwa proses rekonstruksi berhasil. Waktu satu jam ini seperti seribu tahun bagi Tejo yang tersiksa oleh rasa sakit. Jika bukan karena determinasi nya yang luar biasa untuk membalas dendam, dia pasti sudah hancur saat ini.

"Selamat, kau berhasil" Senyum lebar tersungging dari bibir Earvin. Dia merasa tidak salah memilih.

"Sialan, aku akan menendang bokongmu nanti. Itu tadi benar-benar seperti neraka." Tejo pun keluar dari kapsul sambil masih terenga-engah.

"Sudahlah, ingat umurmu. Apa masih perlu manja seperti itu? Cepatlah kemari dan uji kekuatan mu."

Sambil memasang wajah kesal Tejo berjalan ke alat penguji kekuatan. Walaupun masih kesal, Tejo juga ingin melihat seberapa besar dia telah berkembang. Secara samar dia memang merasa tubuhnya nya menjadi lebih ringan. Namun secara pasti dia tetap harus menggunakan alat pengukur itu.

Ding!

Seketika muncul angka di dinding. Dan kali ini dinding itu menunjukan angka

'9.232'

"Dasar gila!" Earvin tak kuasa mengumpat dengan keras.