Pria jakung itu terus saja memutari kamarnya dengan cemas. Tangan kanannya menggenggam erat ujung baju, sementara tangan kiri dia gunakan untuk menghitung. Sesekali Dian menoleh ke arah jam dinding, dia merasa sudah lama ada di dalam kamar, tapi jarum jam masih menunjuk pada angka dua. Seharusnya sudah pukul lima sore, tapi sepertinya jam berjalan lebih lamban. Dian tidak tahu kenapa hal ini terjadi, padahal dirinya ingin segera menyelesaikan liburan mendadak ini.
Sejujurnya dia merasa tidak nyaman, ada sesuatu yang membuatnya ingin kembali ke rumah. Menemui Vira yang terus ada di dalam kepalanya, memikirkan wanita itu saja membuatnya frustasi, kebingungan, cemas bahkan dia ingin melarikan diri sekarang juga.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com