webnovel

LINDAP

Lindap mengisahkan tentang Alra, putri dari pasangan suami - istri bernama Dian, dan Aisyah. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari kota besar menuju kota kecil di pulau Jawa. Awalnya kehidupan Alra berjalan dengan baik-baik saja, hidup dengan sederhana karena pekerjaan ayahnya yang selalu berganti tempat. Akan tetapi, ketika Alra mulai duduk di bangku SMP, perselingkuhan ayahnya dengan Susi mulai terjadi, dan Alra ketahui tanpa sengaja. Hal itu membuat sekolahnya menjadi tidak terarah, Aisyah juga menjadi berbeda, dan lebih memilih untuk mendatangi berbagai dukun agar suaminya kembali pulang. Tak hanya permasalahan keluarga yang dia terima, dampak dari permainan dukun yang dilakukan Aisyah pun dia terima dengan gangguan yang hantu-hantu itu berikan. Alra semakin tidak tenang dengan kehidupannya di rumah, dia lebih suka di sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya, tapi rupanya di sekolah pun masih ada konflik yang menurutnya lumayan rumit. Berbagai macam masalah datang secara bersamaan, tapi suasana yang memanas berubah manis ketika dia duduk di bangku kelas 9 semester akhir. Bertemu dengan cowok bernama Hazel merubah dunianya yang terasa hambar, banyak yang berubah menjadi manis, dan lebih berwarna. Alra juga bertemu dengan orang-orang yang sama rasa dengannya, terutama dengan masalah keluarga yang sama. Mereka berbagi cerita, dan memberikan uluran tangan agar gadis itu semakin kuat.

meybulansafitrii · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
156 Chs

Empat Puluh Satu

Dua orang dewasa itu tengah duduk di gazebo depan rumah mereka sambil tertawa terpingkal-pingkal. Si perempuan tengah menutup mulutnya dengan mata yang nyaring tak terlihat, dan si lelaki pun sama hanya saja dia tidak menutup mulut. Dian kembali mengupas kacang rebusnya, mengunyah dua kacang yang berukuran cukup besar dengan rasa manis itu begitu cepat. Kacang rebus dalam mangkok besar nyaris habis, mereka mengobrol terus sampai-sampai tak sadar jika senja hampir menampakan diri.

Aisyah menghembuskan napas panjangnya, membenarkan kaos merah yang dia gunakan, dan berkata, "Anak-anak tumben belum pulang."

"Bukannya baru pergi ya? Biasanya kalau baru berangkat jam setengah lima pulangnya nanti sebelum adzan maghrib atau nyaris adzan maghrib."

Aisyah lupa dengan hal itu, yang dia ingat hanyalah anak-anaknya pulang hari ini. Hanya itu yang ada di dalam kepalanya, tak ada yang lebih, dan tak ada pula yang kurang, "Oh iya Pa, besok mau makan apa?"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com