Begitu sampai di atap Istana Es Seribu Pedang, Long Bai terkejut bukan main. Dia terdiam terpaku memandang sebuah benda yang sangat familiar berada di depan matanya. Benda ini sering dia jumpai saat dia masih berada di Planet Bumi.
Di depannya ada sebuah pesawat ruang angkasa yang begitu besar dan sangat canggih.
"Apakah ini sebuah pesawat?!" ucap Long Bai yang dengan mata melotot karena kagum.
"Benar sekali. Bagaimana kamu bisa tahu nama benda ini? Seharusnya benda ini belum pernah muncul di planet ini karena akulah satu-satunya yang memiliki benda ini di planet ini dan aku belum pernah menggunakan pesawat ini selama aku berada di Planet Dreamland. Apakah kamu bukan berasal dari tempat ini?" tanya Li Ziqi menatap Long Bai dengan tajam.
" … " Long Bai tidak bisa menjawab tapi tubuhnya sedikit bergetar karena gugup.
Melihat Long Bai yang tidak bisa menjawab, Roh Divine Beast Genbu akhirnya berbicara. "Ijinkan aku untuk menjelaskan tentang asal-usul Long Bai. Sebenarnya Long Bai memang tidak berasal dari dunia ini. Dia berasal dari sebuah planet kecil yang bernama bumi."
"Bumi!? Bukankah itu salah satu Planet kecil yang berada di bawah kekuasaan Dewa Qing Bao," ucap Li Ziqi mengerutkan kening.
"Benar Tuan Putri. Planet itu memang di bawah kekuasaan Dewa Qing Bao. Di Planet itu penduduknya tidak pandai tentang ilmu bela diri, tetapi teknologi di tempat itu sangat canggih karena Dewa Qing Bao adalah Dewa Kecerdasan," jawab Divine Beast Genbu.
"Berarti selama ini aku tidak terlempar ke masa lalu. Apakah itu benar Divine Beast Genbu?" Long Bai memotong penjelasan Roh Divine Beast Genbu dan bertanya dengan wajah yang serius.
"Benar sekali. Kau memang tidak terlempar ke masa lalu, tapi rohmu hanya terlempar ke belahan lain dari alam semesta yang luas ini," jawab Roh Divine Beast Genbu.
"Alam semesta yang luas ini secara garis besar memang di bagi menjadi tiga dunia yaitu dunia atas yang merupakan tempat tinggal para dewa, dunia tengah tempat manusia bertahan hidup, dan dunia bawah tempat para iblis tinggal. Tapi sebenarnya ada satu lagi garis yang membagi dunia itu yaitu teknologi dan seni beladiri," jelas Roh Divine Beast Genbu.
"Apa maksud sebenarnya maksud anda?" ucap Long Bai bingung.
"Jika penduduk di suatu planet mengembangkan teknologi maka kemampuan ilmu beladiri penduduk yang ada di planet itu tidak begitu menonjol, hanya cukup untuk sekedar melindungi diri saja. Tetapi mereka memiliki peralatan-peralatan yang sangat canggih sehingga bisa bersaing dengan kekuatan para penduduk yang memiliki kemampuan ilmu beladiri. Contohnya benda-benda yang dibuat oleh dewa Qing Bao sendiri karena saat membuat peralatan-peralatan ini dia juga memasukkan sedikit kekuatan Dewa miliknya," jelas Li Ziqi lalu mengalihkan pandangannya ke pesawat itu. "Termasuk pesawat ini. Pesawat ini dibuat langsung oleh Dewa Qing Bao dan nama pesawat ini adalah MX - Z1 MAX LIGHTNING. "
"Max Lightning?! Apa kelebihan yang dimiliki pesawat ini?" tanya Long Bai.
"Sesuai dengan namanya, pesawat ini dapat terbang secepat kilat. Pesawat ini dapat berpindah tempat dalam sekejap seperti kecepatan terbang para dewa. Memang pesawat ini tidak berguna untukku saat ini, tapi pesawat ini berguna saat kita terluka parah dalam pertempuran, pesawat ini akan dapat dengan mudah membawa kita melarikan diri," ucap Li Ziqi menatap Long Bai. "Pesawat ini akan sangat berguna untukmu sekarang"
"Jadi Guru akan memberikan pesawat ini untukku?" tanya Long Bai terkejut.
"Benar. Bukankah tadi aku telah mengatakan padamu, bahwa aku akan memberikanmu sesuatu," ucap Li Ziqi sambil membungkukkan tubuhnya dan jari telunjuknya menunjuk ke kening Long Bai.
Long Bai menjadi semakin gugup saat dia melihat putri Li Ziqi membungkukkan tubuhnya karena dia bisa dengan mudah melihat ke dalam jubah putih yang dipakai Li Ziqi saat Putri Li Ziqi membungkukkan badannya.
Long Bai menelan ludahnya saat melihat keindahan ini dan pikirannya langsung menjadi kacau saat melihat pesona yang dimiliki Gurunya. Gurunya ini mirip seperti seorang Dewi dan menebarkan aroma tubuh yang sangat harum.
"Aku masih belum melupakan bagaimana sikapmu saat pertama kali melihatku tapi waktu itu aku bisa memaafkannya karena kita tidak memiliki hubungan apa'pun. Tapi saat ini aku adalah Gurumu, bagaimana aku bisa membiarkan tatapan kurang ajarmu itu."
Raut wajah Li Ziqi yang tadinya tenang, tiba-tiba berubah menjadi dingin. Dan hawa membunuh yang sangat kuat mulai memancar dari tubuhnya. Dia menatap tajam ke arah Long Bai dengan jari telunjuknya yang masih menyentuh kening Long Bai.
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh