webnovel

Legenda Dewa Harem

Dulu dia dikenal sebagai Ares, dewa perang yang tak terkalahkan, tak tertandingi! Sekarang dia adalah Randika, penjual mie ayam pinggir jalan Akibat siasat busuk musuh bebuyutannya, dewa perang yang tegap dan kekar ini terpaksa menjadi pedagang kaki lima untuk memastikan teman-teman seperjuangannya tidak dihabis. Tanpa kawan, tanpa uang, tanpa apa-apa, Randika dipaksa menanggalkan masa lalunya yang penuh darah. Namun takdir berkata lain! ”Aku mau kamu jadi suamiku! Sekarang!” Teriak perempuan yang tidak mau menerima jawaban ‘tidak’ dari Randika. Perempuan sinting macam apa yang mau kawin dengan penjual mie ayam? Apalagi perempuan itu adalah Inggrid Elina, CEO super kaya yang bisa mendapatkan laki-laki siapapun yang dia ingini! Apa yang membuat Elina memaksa penjual mie ayam ini menikahinya? Bagaimana Radinka bisa menolak tawaran Elina yang kaya dan cantik jelita? Apapun jawaban Randika, sebuah sosok akrab dari masa lalunya akan segera kembali menghantuinya. Akankah ia menghadapi sosok itu seorang diri? Akankah kehadiran CEO sinting nan cantik ini membantu atau justru memperburuk keadaan Radinka?

Lao_Ban69 · Fantasi Timur
Peringkat tidak cukup
420 Chs

72 Hotel Mawar (1)

Hotel Mawar adalah salah satu hotel bintang 5 yang terkenal sebagai hotel tempat mereka bermain dengan simpanan bagi orang kaya. Fasilitas dan kerahasiaan identitas yang diberikan hotel ini membuat para orang kaya tidak perlu khawatir akan terjadinya penggerebekan.

Kamar 779

Seorang pria paruh baya menatap dingin ke arah toilet yang terkunci rapat itu. Suasana hatinya sedang tidak bagus. Perempuan itu benar-benar terlalu lama di toilet, seharusnya dia tidak membiarkannya menggunakan toilet.

Namun pada saat ini, terdengar suara air mengalir dan wajah pria itu kembali hidup.

Ketika pintu itu terbuka, sesosok wanita cantik keluar dan terlihat ketakutan. Monika berharap Hannah segera menyelamatkannya.

Melihat pria itu sudah setengah telanjang, Monika semakin takut.

"Mon, apakah kau sakit perut?" Pria itu segera menghampiri Monika, senyumannya terlihat nakal.

"Tidak, tidak." Monika menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com