webnovel

Legenda Dewa Harem

Dulu dia dikenal sebagai Ares, dewa perang yang tak terkalahkan, tak tertandingi! Sekarang dia adalah Randika, penjual mie ayam pinggir jalan Akibat siasat busuk musuh bebuyutannya, dewa perang yang tegap dan kekar ini terpaksa menjadi pedagang kaki lima untuk memastikan teman-teman seperjuangannya tidak dihabis. Tanpa kawan, tanpa uang, tanpa apa-apa, Randika dipaksa menanggalkan masa lalunya yang penuh darah. Namun takdir berkata lain! ”Aku mau kamu jadi suamiku! Sekarang!” Teriak perempuan yang tidak mau menerima jawaban ‘tidak’ dari Randika. Perempuan sinting macam apa yang mau kawin dengan penjual mie ayam? Apalagi perempuan itu adalah Inggrid Elina, CEO super kaya yang bisa mendapatkan laki-laki siapapun yang dia ingini! Apa yang membuat Elina memaksa penjual mie ayam ini menikahinya? Bagaimana Radinka bisa menolak tawaran Elina yang kaya dan cantik jelita? Apapun jawaban Randika, sebuah sosok akrab dari masa lalunya akan segera kembali menghantuinya. Akankah ia menghadapi sosok itu seorang diri? Akankah kehadiran CEO sinting nan cantik ini membantu atau justru memperburuk keadaan Radinka?

Lao_Ban69 · Fantasi Timur
Peringkat tidak cukup
420 Chs

62 Takdir Dari Seorang Pengkhianat adalah Kematian!

"Kak, kau baik-baik saja?" Hannah yang masih memeluk Randika menoleh ke atas.

Randika yang bisa melihat kedua gunung Hannah itu tersipu malu. Meskipun begitu, dirinya sedang berdiri di tengah mayat Bulan Kegelapan dan pembunuh yang terikat itu.

"Aku baik-baik saja." Kata Randika sambil mengelus kepala Hannah. Dia lalu memindahkan mayat itu ke pinggir dulu.

Ketika Ibu Ipah melihat dua musuhnya yang mati dengan mudah itu, dia sekarang paham betul kekuatan Randika yang sebenarnya.

"Hahaha kau memang bukan pria sembarangan. Aku yakin nona akan menemukan kebahagiaannya kalau bersama dirimu." Pikirnya dalam hati.

Tapi tiba-tiba, Randika yang berdiri tegak itu memuntahkan seteguk darah dan seluruh tubuhnya jatuh ke lantai.

"Kak!" Hannah dengan cepat memangku kepala Randika di pahanya. "Kak, kau kenapa? Jangan buat aku takut lagi."

"Nak kau baik-baik saja?" Ibu Ipah juga menghampiri Randika.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com