Seperti halnya dengan pengawalnya, Ian menatap bengong tongkat kayu yang patah tersebut.
"Kalau kamu masih ingin hidup, cepat serahkan benda itu padaku!" Kata Ian dengan penuh kesombongan. "Jangan pikir kamu bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup. Di semua lingkungan ini, tidak ada yang tidak mengetahui reputasiku!"
Indra masih dalam postur bertahan, dia bergumam. "Jika saja kakak seperguruanku tidak melarangku untuk menghajar orang dengan sembarangan, aku sudah menghajarmu hingga babak belur."
Randika yang ada di belakang segera maju ketika melihat Indra diancam. "Indra, sudah hajar saja dia."
Mendengar kata-kata ini, Indra terkejut dan menoleh untuk melihat sosok Randika. Ketika dia melihat sosok yang dikenalnya ini, dia langsung tersenyum lebar. "Kakak seperguruan!"
Pada saat yang sama, suara tongkat kayu dipukul kembali terdengar. Lagi-lagi tongkat kayu tersebut hancur menjadi serpihan.
"Bajingan, cepat bunuh dia!" Kata Ian.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com