Setelah momen bahagia itu menjadi momen pemerasan, tiba-tiba pintu rumah mereka bunyi.
"Ah itu harusnya temanku." Hannah dengan cepat menuju pintu rumah. Sesuai dugaan, ternyata seorang perempuan muda yang mengebel pintu rumahnya tadi.
Di depan pintu, Stella berdiri linglung ketika melihat Hannah. Wajah temannya ini segera tersenyum ketika sadar kembali.
"Han, wajahmu sudah kembali!"
"Iya!" Hannah benar-benar bahagia, dia dengan cepat menarik masuk teman baiknya itu.
"Aku juga bawa obat tradisional yang kata kakekku bagus buat jerawat, sepertinya kita sudah tidak perlu membutuhkannya."
Stella memperlihatkan suatu obat yang aneh.
Bisa dikatakan bahwa Stella merupakan salah satu teman baiknya Hannah. Kalau tidak, dia tidak akan membagi rahasia mengenai jerawat di wajahnya itu dan membawakannya obat.
"Han, ini teman kelasmu?" Tanya Randika sambil tersenyum.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com