Dengan jari yang dibalut oleh tenaga dalam, tiba-tiba, di dinding bar terdapat suatu pola yang tergambar.
Pola tersebut seperti tangan berdarah yang sedang memegang pedang.
Apabila diperhatikan dengan lebih baik, itu ternyata adalah lambang Ares sang Dewa Perang!
Melihat lambang ini berarti sama saja dengan telah melangkah ke wilayah kekuasaan Ares.
Randika mengangguk puas dan berkata dengan nada serius. "Jika ada orang yang mencariku, bilang saja tunggu di sini."
Bersamaan dengan itu, Randika berjalan keluar dari bar.
Azumi terus menghisap cerutunya sambil melihat sosok Randika yang semakin menghilang. Dia lalu bergumam pada dirinya sendiri. "Sepertinya masa kekacauan telah tiba."
......
Hari berikutnya di kota Tokyo.
Di sebuah supermarket, seorang bos sedang mengomeli anak buahnya.
"Kenapa kau malah malas-malasan dari tadi?" Bos tersebut melilit koran di tangannya dan terlihat hendak menamparkannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com