webnovel

Legenda Dewa Harem

Dulu dia dikenal sebagai Ares, dewa perang yang tak terkalahkan, tak tertandingi! Sekarang dia adalah Randika, penjual mie ayam pinggir jalan Akibat siasat busuk musuh bebuyutannya, dewa perang yang tegap dan kekar ini terpaksa menjadi pedagang kaki lima untuk memastikan teman-teman seperjuangannya tidak dihabis. Tanpa kawan, tanpa uang, tanpa apa-apa, Randika dipaksa menanggalkan masa lalunya yang penuh darah. Namun takdir berkata lain! ”Aku mau kamu jadi suamiku! Sekarang!” Teriak perempuan yang tidak mau menerima jawaban ‘tidak’ dari Randika. Perempuan sinting macam apa yang mau kawin dengan penjual mie ayam? Apalagi perempuan itu adalah Inggrid Elina, CEO super kaya yang bisa mendapatkan laki-laki siapapun yang dia ingini! Apa yang membuat Elina memaksa penjual mie ayam ini menikahinya? Bagaimana Radinka bisa menolak tawaran Elina yang kaya dan cantik jelita? Apapun jawaban Randika, sebuah sosok akrab dari masa lalunya akan segera kembali menghantuinya. Akankah ia menghadapi sosok itu seorang diri? Akankah kehadiran CEO sinting nan cantik ini membantu atau justru memperburuk keadaan Radinka?

Lao_Ban69 · Fantasi Timur
Peringkat tidak cukup
420 Chs

207 Kembalinya Ares sang Dewa Perang

Dengan jari yang dibalut oleh tenaga dalam, tiba-tiba, di dinding bar terdapat suatu pola yang tergambar.

Pola tersebut seperti tangan berdarah yang sedang memegang pedang.

Apabila diperhatikan dengan lebih baik, itu ternyata adalah lambang Ares sang Dewa Perang!

Melihat lambang ini berarti sama saja dengan telah melangkah ke wilayah kekuasaan Ares.

Randika mengangguk puas dan berkata dengan nada serius. "Jika ada orang yang mencariku, bilang saja tunggu di sini."

Bersamaan dengan itu, Randika berjalan keluar dari bar.

Azumi terus menghisap cerutunya sambil melihat sosok Randika yang semakin menghilang. Dia lalu bergumam pada dirinya sendiri. "Sepertinya masa kekacauan telah tiba."

......

Hari berikutnya di kota Tokyo.

Di sebuah supermarket, seorang bos sedang mengomeli anak buahnya.

"Kenapa kau malah malas-malasan dari tadi?" Bos tersebut melilit koran di tangannya dan terlihat hendak menamparkannya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com