Ketika dirinya dipamiti oleh Randika, ibunya Viona ini juga makin menyukai calon menantunya itu. Tatapan Randika pada Viona juga terlihat tulus, jelas dia ingin Viona merayakan suasana sukacita ini dengan keluarganya jadi dia sebagai orang luar lebih baik pergi dari sana.
Melihat niat baik Randika ini, Viona ingin menyusulnya namun dia merasa malu. Pada saat ini dia merasa dirinya didorong dari belakang. "Pergilah, biar mama dan papa yang mengurus nenek." Kata ibunya.
Setelah dimotivasi oleh ibunya sendiri, Viona langsung tersipu malu dan mengangguk. Dengan cepat dia menyusul Randika.
"Randika tunggu!" Viona yang membuka pintu ruangan itu segera berlari namun melihat Randika ternyata sedang bersandar di tembok luar ruangannya.
"Ran, aku sungguh berterima kasih padamu kali ini." Kata-kata Viona ini benar-benar tulus dari dalam hatinya. Kalau bukan karena Randika mungkin neneknya sudah tiada.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com