"Ah?"
Viona yang masih ragu itu tiba-tiba sudah digendong oleh Randika. Dalam sekejap wajahnya menjadi merah. Tetapi, perasaan aman dan nyaman ini benar-benar baru dia rasakan ketika bersama dengan Randika.
Bersandar di dada Randika yang kekar itu, Viona bisa mendengar detak jantung Randika yang berdegup dengan tenang.
Si supir taksi hanya bisa melihati mereka dengan tatapan iri. Sialan anak muda ini, mereka malah bermesraan di depanku!
"Tahan sebentar ya." Randika tersenyum pada Viona.
"Baik." Viona menutup matanya.
Randika menyukai aroma yang memancar dari Viona ini, baginya dia benar-benar harum.
Langkah demi langkah, Randika masuk ke rumah dan mengantarnya ke kamar tidurnya di lantai 2. Viona yang digendong itu merasa waktu seakan berhenti, perasaan nyaman ini benar-benar menenangkan bagi dirinya. Bahkan selama dirinya digendong, wajahnya benar-benar dekat dengan Randika.
"Sudah sampai." Randika tersenyum menatap Viona yang terlihat malu-malu itu.
Ha? Cepat sekali!?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com