webnovel

Chapter 57 Rokuro Bakeneko

"Tempat ini kelihatan besar juga rupanya" Rokuro nampak sedang berjalan di dalam Kerajaan padang pasir itu. Di sana banyak lorong lorong berwarna kristal biru menyala sangat cantik. Di sana tak ada lampu penerangan, tapi cahaya matahari yang di pantulkan benda benda kristal di sana telah membuat cahaya yang sangat indah dan terlihat seperti lorong istana yang misterius.

Rokuro berhenti berjalan sejenak ketika melihat sesuatu di depan nya, yakni sebuah kursi tahta kerajaan milik Putri Chole yang sedang tidak di jaga siapapun. "(Ini sangat aneh? Kenapa di sini tak ada satu penjaga pun... Mereka hanya ada di luar)" Rokuro menjadi terdiam bingung.

Lalu ia mendengar suara dari belakang membuat nya menoleh. Rupanya Hijime. "Kemana saja kau tuan pendatang?" Tatap Hijime dengan serius.

"Oh maaf maaf.. Aku baru saja jalan jalan dan mencari gadis nakal itu, tapi sepertinya dia sudah bermain sendiri... Paling tidak hargai aku karena aku datang masuk ke sini sendirian" Balas Rokuro.

"Haiz baiklah... Putri Chloe sudah menunggu anda di perpustakaan kerajaan, sebaiknya anda ikuti aku dan aku juga meminta bahwa anda harus menjaga sikap anda nantinya"

"Terserah, aku akan melakukan nya. (Kenapa harus ke perpustakaan, apa main nya nanti di sana?)" Rokuro berpikir dengan agak bingung lalu mengikuti Hijime ke perpustakaan.

Sesampainya di sana, Hijime membuka sebuah pintu dengan dua bagian dan membukanya. Seketika di sana sangat terlihat rak rak besar mengelilingi dinding ruangan itu. Rak itu menjulang hingga langit atas dan hanya tersilaukan cahaya dari jendela atas.

Di sana sebuah meja persegi di tengah tengah ruangan dan duduk seorang wanita cantik di depan meja itu menatap mereka. "(Akhirnya mereka kemari juga, aku sudah menunggu sangat lama)" Wanita itu adalah Putri Chole dengan tatapan anggun nya. Tapi saat melihat Hijime dan Rokuro berjalan mendekat. Mata putri Chole menjadi terkejut tak percaya.

Dia terdiam ketika melihat wajah Rokuro. Di mata milik nya, Rokuro terlihat sangat tampan. "(Astaga... Siapa dia?!)" Dia langsung berdiri.

"Putri Chole, saya telah membawakan orang nya di sini" Kata Hijime.

"Salam kenal putri yang cantik... " Rokuro langsung menyela dan melangkah mendekat tanpa takut.

"Kau.... Siapa nama mu?" Putri Chole menatap. Dan tak di sangka sangka pipi putri Chole menjadi sedikit merah dan hal itu membuat Hijime terkejut melihat nya. "(Kenapa Putri Chole berwajah memerah saat pria ini mendekat?)"

"Nama ku Rokuro. Aku bisa bermain apapun yang kau inginkan dalam permainan taruhan. Jika putri Cantik ini berkenan, aku juga akan membuat keputusan ringan agar kau tidak keberatan saat kalah dariku" Balas Rokuro.

"B.... Baiklah... (Benar benar pria yang baik) Aku ingin main kartu dengan mu" Putri Chole menunjukan kotak berbentuk kartu yang isinya kartu permainan.

"Tak masalah, bagaimana dengan taruhan nya. Jika aku kalah apa yang akan kau minta dariku?" Rokuro menatap sambil berjalan mendekat ke hadapan meja nya karena dia bersikap bermain.

"Aku ingin kau telanjang dada" Kata Putri Chole.

Seketika Hijime dan Rokuro terkejut tak berkutik.

--

"Pu... Putri Chole... Apa yang anda katakan?!" Hijime langsung mendekat dengan tak percaya mendengar taruhan dari Putri Chole tadi.

"Kenapa? Aku hanya ingin melihat bentuk tubuhnya saja karena sekarang aku tertarik pada pria ini... Kau hebat Hijime, membawa pria yang seleraku sekali, bahkan dia lebih ganteng dari pada Lucifer" Balas Putri Chole.

"(Aku tidak mengira ini akan menjadi hal yang buruk... Haiz) Baiklah, giliran ku membuat taruhan" Kata Rokuro.

"Tunggu tuan pendatang, apa anda yakin ingin menerima taruhan ini... Anda akan di jatuhi hukuman karena melakukan hal cabul pada putri Chole"

"Heh anjing... Itu jelas sekali taruhan yang murni. Taruhan itu ada persyaratan nya sendiri jadi diam lah, lagi pula aku belum membuat taruhan di sini... Jika aku menang kau harus memberikan kekuasaan kebebasan pada semua makhluk yang akan masuk ke kerajaan mu tapi mereka bukan penetap, tapi mereka pendatang. Tak peduli mereka manusia atau iblis. Vampir ataupun siluman, itu tidak akan menjadi penolak" Kata Rokuro.

"I... Itu mustahil.... Kerajaan ini akan cepat di ambil alih karena ini hanya kerajaan peninggalan, bukan kota pendatang. Kau pikir aku hanya mengizinkan beberapa makhluk datang hanya untuk menetap. Aku sudah mengizinkan mereka secara terbatas"

"Ya, aku minta nya tak terbatas kok"

"Putri Chole, anda pasti menang, jadi jangan khawatir soal taruhan tidak baik itu" Bisik Hijime. Lalu putri Chole terdiam dan tersenyum. "Baiklah, aku menerima nya" Dia menyetujuinya. Lalu Rokuro tersenyum dan juga menyetujuinya.

"Taruhan resmi di mulai" Hijime meletakan Kartu kartu itu di depan lalu membaginya ke kedua pemain itu yakni Rokuro dan Putri Chole.

"Apa kau merasa terhormat bermain dengan ku" Chole melirik.

"Ya tentu, bermain dengan wanita cantik. Selama ini wanita cantik itu hanya aku lihat menjadi pelacur" Kata Rokuro.

"(Cih dasar mulut taring, dia benar benar menghinaku. Tapi jika bukan karena dia tipe ku, aku tidak akan mengutuk nya sekarang. Aku hanya akan melihat seberapa hebat nya dia dalam permainan kartu. Aku ini sudah bermain beberapa kali dan pastinya aku ini akan menang mudah begitu saja)" Putri Chole berpikir terlalu banyak sambil memberikan kartu giliran nya.

"Baiklah, aku akui kau tidak punya hambatan di sini, putri cantik. Tapi ini mungkin adalah akhir untuk mu" Kata Rokuro.

"Apa maksud mu, beraninya kau mengatakan itu pada putri Chole" Hijime menatap dan putri Chole juga terdiam.

Lalu Rokuro tersenyum lebar dan mendorong pelan kartu yang di meja dan membalik nya. Seketika Hijime dan Putri Chole terkejut karena itu adalah kartu Royal atas, tak ada yang bisa mengalahkan nya.

"(Ba... bagaimana bisa?!)" Mereka berdua masih terkaku sementara Rokuro tersenyum lebar seperti haus darah.

Di sisi lain Reikan melihat sekitar di lorong kerjaan dengan masih mengikuti Lucifer. Tapi Lucifer berhenti dan melihat Reikan.

"Reikan, apa kau tahu iblis terakhir dari legenda buronan pertama?" Tatap nya.

"Hm..... Sepertinya itu kucing putih. Shiroi Bakeneko. Dia kucing yang dingin, tapi sebagian rumor mengatakan dia wanita cantik, lebih cantik dari yang lain nya. Mungkin dia saat ini ada di gunung salju"

"Nah itu... Aku saat itu pernah melihat nya, kita bahkan pernah bertemu di gunung salju. Dia wanita yang sangat cantik, dan aku... Ingin bertemu lagi dengan nya" Kata Lucifer.

"Tunggu... Apa kau suka pada nya?" Reikan menatap lalu Lucifer mengangguk. Seketika Reikan terkejut mendengar nya. "(Di... dia suka pada wanita itu.... Tapi.... Kupikir dia lebih perhatian padaku hari ini... Cih bodoh sekali aku terlalu berperasaan pada nya)" Reikan menjadi mengepal tangan. Rupanya dia sudah naksir sama tuh vampir. Tapi mau bagaimana lagi jika Lucifer sudah mengatakan bahwa dia menyukai Shiroi Bakeneko. Iblis kucing putih itu.

"Baiklah, ayo ke kerajaan" Tatap Lucifer. 

Reikan hanya terdiam pasrah, lalu dia berjalan mengikutinya. 

Sesampainya di sana, Lucifer mendekat pada penjaga di sana. Dia bertanya pada pengawal di sana. "Dimana kakak ku?"

"Nona Chloe sedang bermain dengan seseorang di ruang perpustakaan" Balas nya. 

"Baiklah, Terima kasih" Kata Lucifer lalu ia menatap Reikan. 

"Ayo, aku akan menemui mu dengan kakak ku yang paling cantik" Kata Lucifer dengan senyum manis nya membuat Reikan terdiam kaku dan tambah terpesona. Lucifer memegang tangan Reikan dan membawanya membuka perpustakaan, tampak di sana ada Rokuro dan Putri Chloe dan yang paling meng aneh kan adalah Rokuro telanjang dada dan di lihat putri Chloe seperti sangat senang menatap nya. 

"Akhh!!" Reikan langsung menutup mata membuat putri Chloe dan Rokuro menoleh. Wajah Rokuro seperti menatap marah nya. 

"Lucifer?" Tatap Putri Chloe. 

"Kakak, apa yang sedang kakak lakukan?" Tatap Lucifer. 

Sebelumnya, "Aku menang!!" Teriak Rokuro pada putri Chloe yang menundukan wajah menahan kekesalan nya. "Sudah aku bilang bukan, ini semua mudah, sekarang lakukan perintah ku" Kata Rokuro. 

Tapi putri Chloe menunjukan kemarahan nya. "Berani nya kau!! Aku tak pernah kalah sebelumnya!! Cepat buka bajumu!!! Yang menang itu harus nya aku!!" Chloe menyerang nya membuat Rokuro terkejut. 

Chloe menarik baju Rokuro dengan keras dan seketika, baju Rokuro sobek tak menutupi tubuhnya kecuali celananya yang masih terpakai. Wajah Rokuro tampak terdiam kaku. "Kau!! Apa yang kau lakukan!?" Tatap nya dengan marah. 

Tapi wajah putri Chloe tampak senang menatap tubuh Rokuro. "Ternyata benar, tubuhmu memang bagus banget...." Ia akan menyentuhnya tapi ia berhenti ketika melihat kalung liontin itu di leher Rokuro. "Kalung? Aku tak pernah melihat mu terpakai oleh ini"

". . . Terserah saja, itu karena aku menyimpan nya di baju" Rokuro menyila tangan. 

"Aku tak peduli, yang penting aku benar benar bisa melihat tubuhmu Mwuehehee" 

"Haiz! Sialan" Rokuro menahan kesal nya dan di saat itu juga pintu terbuka oleh Lucifer. Dan begitulah kejadian nya hingga sekarang. 

---

"Kakak, kakak tidak boleh begitu, kalau kakak kalah, kakak tidak bisa menuntut nya begitu" Tatap Lucifer. 

"Lihat tuh, adik mu saja bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar, kamu.... Apa yang kamu pikirkan... Benar benar deh" Rokuro menggeleng kepala. Seketika Chloe kesal dan mendekat padanya dengan wajah serius. 

Ia melepas sarung tangan putihnya membuat Rokuro terdiam bingung. Dengan cepat Chloe memegang perut kotak kotak Rokuro membuat Rokuro terkejut. 

"Apa yang!! Lepaskan aku!!" Dia mendorong tangan Chloe. 

"Tidak akan!!" Chloe masih menekan nekan kotak otot perut itu. 

"Akhh.... Sialan... Kau melecehkan ku!!"

Karena tekanan itu, putri Chloe tak sengaja memegang batang Rokuro membuat keduanya sama sama terdiam. 

"Akhhh!!!" Putri Chloe menarik tangan nya. Ia meremas remas tangan nya sendiri. "Apa yang!! Ukuran apa itu tadi!! Ukuran gajah!! Kenapa besar banget!!!"

"(Wanita biadab)" Rokuro hanya bisa meratapi nasib. 

"Bahkan punyamu, dua kali lebih besar dari milik Lucifer!!!"

"Hei, sudah sudah, ini untuk istriku besok" Kata Rokuro.