webnovel

Chapter 48 Geru Bakeneko

Sesampainya di hutan bagian selatan. Mereka berdua berjalan di hutan itu dan masih terus berjalan untuk m ncari tempat nya dimana.

"Ck, Kenapa di sini aneh sekali bahkan di sini tidak ada apa-apa sama sekali tidak ada apa-apa" Kata Tania dengan kesal terus menyingkirkan akar pohon yang menghalangi jalan nya.

Mereka berdua tampak berjalan di hutan itu dan kemudian menemukan sebuah tempat yang diketahui itu adalah sumber dari gelombang suara yang berhasil membuat semua orang takut itu.

"Berharap saja siluman itu belum pergi sehingga kita bisa menyelidikinya" Kata Geru sambil berjalan terus ke depan.

"Tapi apa kamu yakin tempat ini benar-benar sangat bisa dijangkau oleh manusia, tidak mungkin siluman seperti itu bisa berada di tempat seperti ini" Tania menatap tidak percaya.

Tapi dia terdiam begitu Geru berhenti berjalan dan dia mencoba melihat apa yang terjadi di depan. Di sana adalah tempat di mana hal yang sudah ditempati oleh sesuatu terlihat ketika ada beberapa bekas di sana dan juga mereka yakin bahwa siluman itu juga pastinya pernah ada di sana. Tapi anehnya, tidak ada siluman maupun tanda tanda kehidupan sama sekali.

"Tunggu, di mana silumannya Kenapa kita tidak menemukannya?!" Kata Tania sambil melihat ke sekitar dengan bingung.

Tapi Geru baru menyadari sesuatu yang membuatnya berpikir.

"Tunggu dulu, bukankah tempat ini adalah tempat yang sudah tertinggal pernah berubah hari yang lalu sepertinya pria yang telah membunuh beberapa orang itu dan menderita penyakit gila itu berasal dari sini, mungkin saat itu dia melewati jalan ini dan di saat itu juga, dia terkena oleh gelombang suara itu.

Secara logika yang salah, pria itu gila disebabkan oleh salahnya sendiri jadi dia bersalah karena setelah dia ke sarang ini dia pasti tahulah ada beberapa hari yang lalu.

Beberapa hari yang lalu dia mungkin berpetualang untuk mencari beberapa buruan hingga menemukan tempat ini selama beberapa hari dia ada di sini selama beberapa hari dan kira-kira sudah ditinggalkan selama 6 hari yang lalu. Tempat ini sangat terlihat 6 hari yang lalu ditinggalkan" Kata Geru.

"Sepertinya begitu jadinya ketemu ini dan malah sudah hilang dari siluman itu pun juga sudah pergi mungkin dia kan menemukan yang lain dan menemukan seseorang yang menyelidiki nya sendiri nanti kita bukan memiliki keberuntungan untuk menyelidiki nya saat ini" Kata Tania menatap Geru yang menjadi terdiam.

"Baiklah sepertinya kita harus pulang sekarang, ini benar-benar membuatku bosan karena kita terlambat datang lalu hanya karena beberapa hari telah berlalu"

Lalu mereka berjalan pergi dan kembali ke kota Haga.

"Tania, kau boleh pergi menemani So-in di penginapan sementara aku akan melakukan pelaporan" Tatap Geru pada Tania yang mengangguk.

setelah itu, Geru berjalan ke Work Fandation untuk memberikan laporan pada Seo.

Seo yang ada di tempatnya menjadi menoleh pada Geru yang datang dan ia menjadi senang. "Geru-san, bagaimana hari ini, kenapa cepat sekali datang apakah kalian di tak bisa menyelidiki nya?" Tanya dia dengan semangat ketika Geru berjalan mendekat.

"Maafkan aku tapi sepertinya tempat itu telah tertinggal kan selama 6 hari yang lalu dan pemikiran ku mengatakan pria gila itu telah ada disana beberapa hari yang lalu sehingga dia dikatakan muncul baru sekarang" Balas Geru.

"Hah, bagaimana bisa?! Tapi kupikir.... Jika beberapa hari yang lalu datang, kenapa pria itu muncul sekarang?"

"Begini, jika dalam penjelasan dan pemikiran ku. Pria itu sudah terkena selama 6 hari, ketika terkena gelombang itu, dia sudah mulai gila. Karena kekosongan yang tidak bisa mengendalikan tubuhnya, dia tersesat di hutan dan pada hari ke enam, dia baru menemukan gerbang ke kota HAGA, dan pastinya begitulah dia membunuh" Kata Geru membuat Seo mengerti.

"Ah aku mengerti, itu masuk akal juga.... Baiklah, kalau begitu aku akan memberikan laporan ini kepada Baren nantinya, kamu boleh pulang sekarang, terima kasih atas kerjasama nya" Kata Seo, lalu Geru mengangguk dan berjalan pergi.

"(Sepertinya hal ini benar-benar cukup membuatku penasaran dengan apa yang terjadi karena ini sebuah misteri yang harus dipecahkan. Sebuah gelombang suara adalah siluman yang belum diketahui, tidak diketahui wujudnya seperti apa dan kekuatannya seperti apa kebesarannya seperti apa adanya lainnya kita hanya bisa memberikan penasaran yang banyak)" Pikir Geru dengan serius sambil berjalan pulang ke penginapan.

Tapi ada yang memanggil. "Hei bang"

Hal itu membuat Geru menoleh yang rupanya itu penjual pedang, tepatnya pande besi saat itu yang Geru minta untuk membuat rantai.

"Oh, ada apa?"

"Bang, kebetulan ketemu, aku sudah selesai membuatkan rantai mu"

"Hah?! Benarkah, tapi bukankah kau bilang butuh waktu 2 hari?"

"Hahah.... Karena kau bersedia membayar berapapun, aku mengerjakan nya secepatnya, jadi agak mahal dikit" Kata orang itu.

"Ck, baiklah.... Aku ambil sekarang" Geru berjalan mengikuti nya hingga mereka ke tempat pande besi itu.

"Ini dia, rantai besi berlevel 56 dan panjang 12 meter... Sesuai permintaan mu, jika tidak percaya, ukur saja" Kata pria itu yang memberikan rantai yang tergulung.

"Haha bagus bagus.... (Ini juga mirip dengan ubachen....) Oh iya, kenapa ini level 56? bukankah rantai biasa hanya level 20?" Geru menatap, nilai itu lebih rendah.

"Rantai akan berlevel besar jika penggunanya juga level besar, karena kau tampak seperti seseorang yang kuat, jadi aku mengatakan level tinggi" Kata orang itu.

"Oh begitu hahaha.... Baiklah, aku ambil ini, sungguh sangat bagus dan sesuai" Kata Geru sambil memberikan kantung kecil pada pria itu yang bingung lalu membukanya.

Betapa terkejut nya dia karena kantung itu berisi emas semua. "Hah?! Banyak banget! Hoi bang! kau yakin, ini telalu banyak. 3 keping koin saja cukup"

"Jangan khawatir, aku bisa cari lagi, jadi sampai jumpa" Geru berjalan pergi membuat pande besi itu terdiam lagi.

Setelah itu, Geru benar benar kembali ke penginapan dan melihat Tania berdiri meletakan surat di meja. Dia menoleh pada nya. "Oh kebetulan, nih ada surat untuk mu, wanita dari Work Fandation tadi kemari untuk memberikan surat ini padamu" Kata Tania.

Geru bingung sambil menerima nya. "(Wanita Work Fandation? Apa itu Seo? Bagaimana bisa dia mengantarkan kemari, padahal kita baru saja bertemu di Work Fandation?)" Ia masih bingung hingga melihay surat itu bertuliskan sesuatu.

Dari= Baren Beast Hunter

Kepada= Geru-san

"Oh, ternyata dia hanya sebatas mengantarkan surat dari Baren" Gumam Geru. Lalu ia menoleh ke Tania. "Dimana So-in?"

"Dia ada di kamar mandi, sebentar lagi juga kemari" Balas Tania.

Lalu Geru mengerti, dia duduk bawah ranjang sambil membuka pesan itu.

"Untuk seseorang yang terhormat. Geru, malam ini, kau di undang ke tempat ku, aku hanya ingin bertemu dengan mu dan mengobrol sesuatu, aku harap kau datang kemari secepatnya karena aku akan sibuk nantinya"

"Oh, jadi pesan ini di tulis oleh dia sendiri hum..." Gumam Geru dengan mengerti.

"Apa yang terjadi?" Tania menatap.

"Sepertinya orang ini sudah tahu, dia curiga bahwa aku yang menjadi iblis di antara pembunuh dua rekan nya, karena dia bisa merasakan aura kuat ku, semoga saja dia bisa bekerja sama dengan ku agar dia bisa menerima ku dan tak menyebarkan hal ini... Itupun jika dia tahu aku iblis" Kata Geru.

"Sebaiknya jangan, hanya perlu mengatakan sesuatu yang normal dan tidak mengerti soal hal itu. Dalam hal ini, pura pura itu penting" Saran Tania.

"Yeah, aku mengerti, kalau begitu aku pergi..." Geru berjalan pergi, tapi ia bertemu dengan So-in. "Master..." Dia menatap.

"Master, Master akan kemana lagi? Kenapa pergi lagi... Menetaplah di sini... Aku tak ingin Master pergi" So-in menatap memohon.

Lalu Geru berlutut. "Aku janji, malam ini... Kita bisa menikmati malam bersama, jadi sampai jumpa" Kata Geru sambil mencium pipi So-in, lalu dia berdiri dan berjalan pergi membuat So-in terdiam kecewa.

"So-in, jangan khawatir mari main lagi" Kata Tania dengan ramah. Untung nya ada Tania menemani nya sehingga Geru bisa ke tempat Baren sekarang.

Sesampainya di tempat Beast Hunter. Geru akan berjalan ke gerbang, tapi ada dua penjaga menahan nya. "Tunggu tuan" Mereka menghentikan jalan nya Geru.

"Apa yang kau lakukan di sini? Dan apa kepentingan mu ada di sini?" Tanya salah satu dari mereka.

"Aku, aku kemari karena dia meminta ku kemari untuk melakukan pertemuan di sini" Balas Geru.

"Apa kau punya bukti?"

"Aku hanya punya ini" Geru memberikan kertas pesan tadi. Lalu mereka menjadi mengerti hanya dengan melihat tanpa menyentuh, lalu membuka gerbang untuk nya.

Setelah masuk, Geru berjalan dengan di sambut halaman luas dan gelap karena malam di sana.

Tapi ada hal yang membuat nya terkejut, dia melihat ada aliran darah melayang di atas dan perlahan turun menghilang, ketika melihat siapa yang mengendalikan nya adalah Baren sendiri.

Dia menghentikan aliran darah itu dan menoleh ke Geru dengan senyuman kecil.

"(Itu tadi..... Bukan nya.... Sihir aliran darah?!)" Geru menjadi terpaku.

"Hei, kau datang tepat waktu.... Bagaimana pendapatmu soal setelah melihat kekuatan ku, ini adalah sihir anugrah yang sangat bagus"

"Ba... Bagaimana bisa manusia mendapatkan sihir itu.... Kecuali.... Kau membunuh banyak sekali orang.... Apa kau melakukan itu?!!" Geru menatap tak percaya.

"Yeah, aku melakukan nya untuk mendapatkan kekuatan dan sekarang lihat, aku sudah sangat kuat.... Aku bisa melebihi iblis..." Kata Baren dengan kesombongan nya. Awalnya Geru waspada karena sudah tahu Baren memiliki sihir yang sangat terlarang untuk manusia sepertinya.

Tapi Geru terdiam menyadari sesuatu yang membuat nya tersenyum kecil. "Hmp... Kau melebihi iblis? Aku masih ingat kau mengatakan kau mundur dari duel bersama legenda buronan pertama kan? Kau bahkan bilang sendiri...." Kata Hannyo, seketika Baren terkejut. "Sialan.... Memang nya kenapa jika aku lari, itu dulu ketika belum sesuai. Sekarang sudah maksimal kekuatan nya dan aku mau, kita melawan!" Kata Baren membuat Geru menjadi waspada lagi.