webnovel

4. Bukan Penurunan Tahta

Sekeluarnya Mirei dari kediamannya, ia kemudian pergi membawa sebagian bawahannya menuju istana untuk ikut masuk kedalam diskusi mengenai penurunan tahta kerajaan, ia ingin memperlihatkan kepada bawahannya tentang bagaimana dirinya akan diberikan tahta oleh para petinggi.

Tentu saja hal terjadi karena insiden kematian raja Monrac, dia yakin sekali tahta kerajaan tentunya jatuh menjadi miliknya

" aloha semuanya bukanya sekarang ini saatnya waktu gelar raja untuk diturunkan. "

ucapan Mirei kepada penasihat raja Monrac Gillet, Ia diutus para petinggi untuk berada di singgasana raja, menjaganya hingga nanti waktunya pelantikan raja yang baru tiba.

dan ia jugalah yang mengetahui isi petuah dari raja sebelumnya tentang apa yang harus ia lakukan, ketika raja nanti akan mati dan meninggalkan tahtanya.

" Belum saatnya Mirei, kerajaan saat ini masih dalam suasana duka dari sepeninggalnya raja Monrac, tahta kerajaan tidak bisa langsung diturunkan begitu saja tanpa sepengetahuan naga lainnya, lebih baik kau kembali pulang saja. "

Penasihat raja memberitahu Mirei jika memang ini belum saatnya Tahta itu turun tangan, apalagi disaat masih dalam keadaan duka, bahkan para anggota kerajaan lainnya menyetujui untuk tidak dahulu melakukan penurunan Tahta, rasa duka bagi mereka yang kehilangan paduka raja masih belum hilang sepenuhnya.

karena itu para bangsawan naga tertinggi menyelenggarakan perkumpulan membahas mengenai penurunan Tahta ini, dan hasilnya mereka menyetujui keputusan tahta kerajaan akan turun bila nanti ketika yang mulia Sophie telah melahirkan anaknya.

Anak yang mulia Sophie lah yang akan ditunjuk untuk mengantikan posisi tahta raja yang sebelumnya raja Monrac, tapi itu juga memiliki beberapa syarat, jikalau anak Sophie adalah naga wanita maka Tahta itu tidak bisa ia dapatkan, dan harus diberikan kepada Adik raja laki-laki, begitu pula sebaliknya jika anak yang mulia Sophie adalah lelaki maka dia lah yang akan memegang Tahta itu, hingga nanti dia sudah cukup dewasa untuk mendapatkan tahta itu, ibunya lah Sophie yang akan menganti memegang tahta sementara waktu itu.

" Hei, apa maksud mu. jika tidak sekarang juga kau turunkan tahta itu maka nantinya kerajaan kita akan melemah dan siapa yang akan mengatur keamanan di kerajaan kita, juga bukanya kerajaan kita bakal lebih mudah untuk diserang oleh pihak musuh, Karena mereka tau keamanan kerajaan kita sedang melemah akibat insiden kematian kakakku Monrac, pihak musuh diluar sana mungkin saja saat ini tengah menyusun sebuah rencana licik untuk memusnahkan dan mengambil alih bangsa kita. "

Sungut Mirei, pasalnya ini seakan akan si penasihat raja Monrac tidak ingin Mirei lah yang menjadi pemegang tahta kerajaan selanjutnya, memang nya kenapa jika aku yang menjadi penerus tahta kerajaan, dan apa maksud dari perintah untuk aku kembali apa?,

dia hanya penasihat raja saja, ia tidak ada hak apapun untuk memerintah adik dari sang raja itu sendiri.

Susana didalam kerajaan kian terasa sengit, Mirei merasa tidak terima dengan kata kata penasihat raja, yang seolah olah Mirei bukanlah kandidat yang cocok untuk menjadi raja berikutnya.

" Yang mulia tuan muda Mirei, ini sudah merupakan hasil keputusan akhir dari diskusi para tetinggi bangsawan para naga, mereka menyetujui kesepakatan untuk menurunkan tahta raja kepada anak lelakinya raja Monrac kelak sendiri. "

penasihat raja berujar sesuai dengan keputusan petinggi, tentu saja ia akan menjaga posisi raja itu, sampai tiba waktunya anak paduka Monrac nanti lahir.

Lagipula Gillet mengetahui sifat Mirei ini, dia sungguh tidak percaya apa yang akan terjadi pada kerajaan dengan Mirei jika menjadi raja berikut nya, pasti yang ada hanyalah kehancuran, jika melihat dari sifat Mirei sendiri.

" keputusan macam apa itu, pasti akan membutuhkan waktu yang sangat lama sekali bagi seekor naga menetas dari telurnya, dalam waktu selama itu kita mungkin saja sudah dibinasakan dari bumi oleh musuh kita"

heran Mirei, kenapa harus menunggu sampai waktu putra Sophie lahir terlebih dahulu, bukankah itu akan memakan waktu yang sangat lama.

" Ya, kenapa tidak tuan Mirei saja yang langsung menggantikan tahta "

" iyaaa, kenapa menunggu sesuatu yang belum pasti, "

" kami ingin tuan Mirei yang menjadi pemimpin kaum naga "

begitulah ricuh bawahan Mirei, mereka ikut andil dalam argumen ini karena merasa bos mereka, tidak mendapatkan apa yang dia seharusnya dapatkan.

Suara ricuh mengalun dalam seisi istana, para bawahan Mirei tidak terima keputusan yang Gillet sebutkan tadi.

"Cukup kalian semua, Memang begitulah keputusannya, terima tidak terima itulah hasil akhir dari diskusi para petinggi "

Gillet membalas ucapan Mirei dengan tenang, dia tidak tau lagi bagaimana caranya menghadapi bawahan Mirei untuk tenang dan tidak ricuh dalam argumen ini.

" cukup semuanya, kalian diam dahulu "

suasana istana langsung kembali tenang setelah mirei mengucapkan perintahnya, para bawahannya juga kembali tidak ricuh.

" baik, jika memang itu keputusan para petinggi, kita lihat saja bagaimana nanti bukan? "

Mirei mengucapkan kalimat yang Gillet sedikit tidak paham, apa yang ia ingin lihat nanti.

" Baiklah jika argumen ini sudah selesai, saya persilahkan pergi keluar dari istana dan bawalah pasukan anda tuan muda Mirei "

lanjut Gillet meminta Mirei segera membawa pasukannya keluar dari istana, sebelum kegaduhan terjadi lagi didalam istana.

tak selang berapa lama, Mirei langsung terbang dan pergi menjauhi area Tahta kerajaan, ia pergi lalu diikuti oleh bawahannya yang berada dibelakang.

Gillet tampak senang akhirnya argumen ini selesai juga, ia hanya berharap Mirei tidak melakukan hal aneh lagi, selain membawa seluruh anak buahnya masuk kedalam istana dan membuat gaduh seisi istana.

Tapi siapa yang bisa menyangkal dibalik kepergian Mirei ternyata dia telah menyusun sebuah ide dalam kepalanya.

" Bos, kenapa kita mundur bos bukanya tadi kita hampir mendapatkan tahtanya bos "

ucap salah satu bawahan Mirei, menanyakan pasal kemunduran mereka tersebut, kan jika tadi bos Mirei tidak mundur mungkin saja kita bisa mendapatkan kursi di sana.

" menurut mu, aku hanya mundur saja tanpa ada sebuah rencana itu omong kosong. "

balas Mirei langsung, kepada bawahannya itu.

dikiranya Bos nya ini hanya mundur menerima dengan bodoh peraturan petinggi itu, oh tentu tidak.

" untuk sementara waktu ini kita akan mundur terlebih dahulu, menunggu sekitar empat bulanan, lalu setelah tiba waktunya baru kita bisa menjalankan rencana yang sudah aku pikirkan "

tegas Mirei kembali, yang sudah membuat sebuah rencana entah rencana apa yang ia maksud, tidak ada yang tau sampai empat bulan ke depan.

Maka dalam waktu selama itu Mirei dan bawahannya memutuskan untuk tidak pernah terlihat lagi dalam teritori kerajaan.

Apa rencana Mirei yang lainnya?

" Sepertinya, kalian tidak sabar ingin segera melihat dunia yah, tunggulah sampai empat bulan lagi sayang ku "