webnovel

26. Bertemu dengan Dewi

baru saja aku melangkah, tiba tiba kakiku terasa ada yang menariknya, "akkhhhhhhhh"

aku tertarik kesebuah lubang yang entah bagaimana bisa berada dibawah kakiku, aku berteriak karena terkejut hingga aku terjatuh.

aku kembali merasakan sakit di pantat ku akibat jatuh, kenapa sih aku jatuh terus perasaan sakit juga ini lama-lama. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling sampai akhirnya mataku tertuju pada seorang wanita didepan ku.

Ini aku lagi dimana ceritanya, aku perhatikan dirinya aku nggak tau kenapa bisa berada di tempat yang luas ini tapi tidak ada apa-apa, selain wanita ini dan entah apa itu benda bulat yang bergerak itu.

"haloo, Lian yah?" sapa wanita itu kepadaku dengan ramah, darimana dia bisa tau namaku, aku aja baru pertama kali melihat wanita ini, dan tentu saja aku tidak tau siapa dia.

"Hal..llo" gugup bet woi, ini gimana lagi we,

"kamu jangan takut, tenang aja aku memang bisa tau nama kamu siapa, karena aku adalah Gia, Dewi Bumi"

What the hell Dewi Bumi ada didepan guak, kalau begitu kenapa dia memanggil diriku ini, dan pula tempat apa ini.

Mungkin dirinya yang melihat raut kebingungan dari wajahku, segera menjawab segala pertanyaan yang mungkin akan aku pertanyakan.

"Hmm, kita sedang berada di alam semesta tepatnya diluar planet bumi tempat kau hidup" ucap dirinya sembari menghadap dan mengarahkan tangannya menunjuk sebuah bola yang tadi aku bilang cuma berputar saja.

"lalu alasan apa aku memanggil dirimu, karena, aku membutuhkan kekuatan mu. Jadi kau telah melihat sesuatu, yang selama ini orang lain kira hanyalah sebuah rumor bukan?"

Lanjut dirinya, dengan sekarang tubuh dan bahkan tatapan matanya fokus menghadap diriku, suasana tempat ini juga terasa sejuk, semenjak dirinya menatap diriku fokus.

Aku masih sedikit bingung dengan apa yang terjadi, ini semua berlalu terlalu cepat bagiku, jadi Dewi ini bilang kalau dia itu membutuhkan kekuatan dari diriku, karena aku itu telah melihat sesuatu yang orang lain anggap sebagai rumor belaka saja, maksudnya rumor The Simus Seventeen itu?.

"Mohon maaf Dewi sebelumnya, tapi apakah rumor yang kamu katakan itu adalah The Simus?".

Aku mencoba bertanya dan memastikan terlebih dahulu apakah memang benar rumor yang dirinya maksud itu ialah The Simus, tapikan bisa jadi aja itu rumor yang berbeda, bukan rumor The Simus, melainkan rumor yang lainnya.

Ngomong-ngomong mengenai rumor, sedikit informasi aja yah, tempat tinggal kita ini di bumi beredar sangat banyak rumor yang berbeda.

Bahkan ada beberapa rumor yang bisa dibilang bukan sekedar sebuah rumor lagi, melainkan ini sudah terjadi.

Kembali ke cerita sebelumnya, Dewi Gia mengangguk menandakan apa yang aku pertanyakan memang benar, astaga jadi selama ini rumor the simus itu benar adanya, jadi mereka beneran makhluk menyeramkan yang akan di jadikan senjata rahasia oleh raja!!!!.

"Emmm, aku nggak bilang mereka senjata rahasia buat raja loh, kamu ini fitnah yah" Dewi ini berbicara dengan tatapan yang saat ini tidak lagi terlalu fokus kepada diri ku, sekarang suasananya berangsur-angsur terlihat lebih hangat saja, mungkin karena dia juga tidak sefokus itu padaku.

Aku bangkit dari posisi dudukku, berdiri lalu mendekat kearah Dewi ini, "Lalu jika bukan sebagai senjata rahasia raja, mereka apaan dong"

Bingung aku dengan ucapan Dewi Gia ini, yah apa lagi coba orang itu rumor nya bilang kayak begituan aku mesti gimana, terus kok malah dia bilang aku seakan menyebarkan fitnah yang nggak benar lagi.

Ini juga rupanya memang dia ini kayaknya itu bisa baca pikiran orang lain deh, iyalah dari tadi masa apa yang dipikirkan aku dia bisa tau jawabannya udah pasti dia kan.

Gia tidak langsung menjawab pertanyaan yang aku berikan tadi, tapi dirinya malah tertawa kecil, kenapa? Entahlah dia kayaknya agak aneh deh.

"Ahah maafkan aku Lian kamu nggak nyebar fitnah kok, itu wajar sih bagi kamu kalau cuma tau sebatas senjata rahasia aja, karena itu memang sebatas rumor aja" dirinya mengusap air mata kosongnya itu lalu berlanjut, " jadi gini, mereka bukanlah senjata rahasia raja, kamu salah "

Di membalikan tubuhnya menghadap bola yang di tunjuk olehnya sebagai bumi, "Lihat benda bulat yang berputar ini, kalau kau ingin tau inilah bentuk dari yang kalian sebut sebagai bumi, tempat dimana kau hidup dan tinggal".

Aku juga sedikit bergerak mendekati bola itu memperhatikan, oh jadi bumi bentuknya bulat yah, aku baru tau kalau ternyata bumi itu bulat terus berputar-putar, aku kira bumi itu cuma datar doang, soalnya nggak ada bentuk bulat bulatnya.

Eh bahkan dulu katanya ada orang yang berhasil sampai di ujung dunia loh, dia bilang ujung dunia itu, cuma ada tembok es yang tinggi sekali, menghalau air laut untuk lewat.

" Dewi tunggu sebentar, sebelum pembicaraan kita semakin menjauh, aku ingin bertanya"

Aku menyela Dewi sebentar ingin bertanya sesuatu pada dirinya,

"Tempat apa kita sekarang ini, kenapa kita mengambang dan ada bintang kecil dimana-mana" Dewi yang satu ini belum menjawab pertanyaan ku yang satu ini dengan baik, dia cuma bilang kita berada di alam semesta, tapi apa itu alam semesta.

Dewi itu tampak tersenyum, lalu mengulurkan tangannya seperti meminta diriku untuk menggenggam dirinya.

" Jika kau ingin, jawabannya mungkin kita bisa berjalan-jalan sebentar "

Aku menerima uluran tangan yang dia berikan, menggenggam telapak tangan sejuk miliknya itu, kita berdua kemudian mengapung di udara, dia menarik tubuhku membawa diriku menjauh dari tempat tadi.

" Jadi inilah alam semesta, tempat dimana bumi dilahirkan "

Dewi itu berkata demikian dengan menunjukkan pandangan nya menatap sekitar, aku yang mengapung ini merasa takjub dengan apa yang pertama kali ini aku lihat, alam semesta.

Sangat indah, cahaya yang menarik bewarna warni, aku tidak tau bagaimana cara menjelaskan keindahan ini, aku dibawa melintasi berbagai hal yang Dewi sebut sebagai planet alam semesta, dia berkata bahwa planet-planet itu adalah saudara-saudaranya, dan ia adalah anak ketiga dari Ibunda matahari.

Matahari?, Iya dia berkata demikian ibunda matahari, sosok yang Dewi ini sebut sebagai ibu dirinya.

Aku yang dijelaskan seperti ini semakin pusing, dan membingungkan jadi bumi yang aku pihak itu ternyata adalah seseorang begitu?, Dan juga bumi mempunyai saudara?.