webnovel

23. Diculik dan The Seventeen

Ternyata aku terjatuh dan malah keluar dari gerbong kereta ku.

"Jalan menuju kebaikan adalah, penderitaan"

...

kami saling tatap-tatapan bingung dengan yang terjadi "h..alllo" ucapku kaku, bingung dengan keadaan yang sedang terjadi, ada apa ini kenapa aku bisa keluar dari gerbong tadi coba, perasaan ada yang ngedorong terus sekarang aku jatuhnya keluar?.

Lama kami terdiam tiba-tiba saja makhluk tadi melompat dan langsung menerjang ke arah ku "ahkk", makhluk itu menangkap lalu menggendong ku seperti seorang pengantin wanita kemudian membawa diriku lari pergi menjauhi Aqma.

"ahh, lepas.. lepasss lepasss"

aku berontak ingin melepaskan diri dari gendongan makhluk ini, tapi nihil makhluk ini tidak ingin melepaskan aku "Aqma tolong aku!!!!!!" teriakku keras kepada Aqma yang hanya melihat diriku dibawa makhluk satu ini.

Aqma langsung menyadari teriakkan yang aku lontarkan kalau misalnya diriku tengah diculik dan dibawa kabur oleh makhluk ini, langsung ikut mengejar, kurasa diriku ini akan dijadikan oleh makhluk ini sebagai barang sandera atau jangan-jangan dia ingin memakan ku, ahghhhv jangan dong masak gue mati gegara jadi hidangan pembuka makhluk tak dikenal, jangan yah.

Aqma yang terus mengejar makhluk ini langsung menyerang, dia menembakkan serangan air sebelumnya.

Aku yang berada di gendongan makhluk ini merasa ketakutan, iyalah gimana tidak dikejar oleh the seven sambil mereka melontarkan sihir membunuhnya.

Tembakan-tembakan tadi melesat mengenai punggung makhluk ini, oh tidak yang satu itu sepertinya akan mengenai diriku, aduh gila ni apa dia nggak lihat kalau ada aku kah, kenapa main serang aja, aku menutup mata takut tapi ternyata tzsssszzzzat teng, serangan itu dihalau mengunakan pundak makhluk ini, dirinya seakan goyah tapi masih terus berlari menjauh "kenapa" ucapku melihat kearah sosok ini.

Dia mempererat pegangan nya pada diriku, kemudian makhluk ini melompat dengan sangat tinggi menuju pepohonan, dia melompat-lompat menggunakan dahan dan batang pohon sebagai pijakan bergerak dengan sangat cepat dan lincah, aku tidak tau tapi yang pasti sekarang ini Aqma sudah tidak lagi terlihat dari belakang sepertinya makhluk ini berhasil lolos dari kejaran Aqma.

Kita melewati pepohonan yang rimbun ini, sesekali ada satu ranting pohon mengenai tubuhku hingga tergores, karena sekarang makhluk ini mendekap diriku membuat tubuhku hanya sedikit terkena, aku tidak bisa membayangkan tubuhnya yang sendari tadi terkena ranting itu.

Kembali pada diriku yang masih tengah berada dalam dekapan makhluk ini, melewati dahan demi dahan.

Untuk Aqma entahlah aku tidak tau dimana dia sekarang ini, aku rasa dia sudah tertinggal jauh kebelakang karena melihat sudah sejauh apa aku tak melihatnya.

Tapi entah kenapa aku malah tidak merasakan adanya tanda yang menunjukkan kalau makhluk ini itu berbahaya sama sekali, maksudku lihat kenapa dia mengendong ku dengan nyaman menggunakan gaya seorang pengantin wanita, dan juga seharusnya jika ingin menjadikan aku sebuah sandera tidak perlu makhluk ini susah-susah melindungi aku dari dahan dan ranting kayu, yang menghantam dirinya. lalu apa tujuan dari makhluk ini membawaku, apa jangan-jangan memang benar aku bakalan disantap, jadi aku harus tetap terlihat segar dulu oh tidak.

kalau memang begitu yang bakalan terjadi aku mohon, Aqma tolong selamatkan aku, pengemar mu ini tidak ingin menjadi santapan makhluk aneh dan membingungkan ini, tapi bagaimana cara Aqma bisa menyelamatkan aku, kalau kenyataannya adalah sekarang kita tengah berpisah jauh, Aqma harus datang sebelum aku dimakan makhluk ini.

Entah sudah berapa lama aku dibawa oleh makhluk ini, ke entah kemana rasanya seperti aku semakin masuk kedalam hutan, kalau begini terus "padahal kan, aku cuma pengen ngelihat doang tadi dari kereta, tapi kurang ajarnya yang ngedorong aku"

tunggu kereta, pendaftaran!!!.

Astaga!!!, aku baru ingat kalau hari ini adalah hari dimana aku seharusnya mengikuti test ordo dan masuk ke Academy bukanya malah dibawa kabur sama makhluk aneh ini.

Nggak bisa, nggak bisa pokoknya aku harus kembali nggak mau tau caranya aku harus lepas dari satu makhluk ini biarpun dia baik, "slimeart" mantra yang ku bacakan tadi berhasil membuat tubuhku menjadi licin seperti lendir slime, dan voilah gendongan makhluk ini menjadi tidak sekuat itu dan aku akhirnya lepas, tapi "akhhhh jangan jatuh" yap aku lupa kalau aku masih berada di atas pohon, dikarenakan gendongan makhluk itu melicin membuat aku terlepas dan berakhir jatuh, "mati aku, mati" pasrah diriku karena tau akan jatuh menabrak tanah, aku menutup mata berharap saat jatuh nanti tidak terasa sakit sama sekali.

'Hup', "aku udah mati yah?", kok nggak terasa sakitnya tau sih aku kuat tapi kan setidaknya tulang aku harusnya ada yang patah kalau jatuh dari tempat itu, apa aku memang udah mati.

"Tenang kamu baik-baik saja"

Kayaknya aku kenal deh suara ini punya siapa, aku buka mataku dan yang pertama kali kulihat adalah wajah Aqma dan juga dari jarak sedekat ini, wajahku memerah tanpa alasan jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, aduh kalo gini mah bukan mati karena jatuh dari tempat tinggi aku tapi malah mati kehabisan oksigen ngeliatin wajah tampan nya milik Aqma dari jarak sedekat ini.

Wajah nya ituloh, alis tebal fitur muka yang tegas dagu lancip, bibir merah, kulitnya putih dan yang paling penting dan menjadi daya tarik adalah warna dari kedua bola matanya, sebelah kiri bewarna merah terang dan sebelah kanan bewarna biru terang pula, itu benar-benar salah satu hal yang langka.

"Ada apa dengan wajah mu, apa ada yang terluka" suara Aqma kembali menanyakan kepada diriku, nggak ada yang terluka sih cuma agak sesak aja ngelihatin entu wajah, "Tidak aku tidak apa-apa" bohong kalau nggak ada apa apa, ini aku hampir jadi gila ini karena ngeliatin wajah lu doang.

Aku berusaha menutupi wajah ku yang terlihat memalukan ini, tapi sepertinya tidak ada waktu, karena Amqa dengan gerakan cepatnya membawa diriku menghindari ledakan yang diarahkan pada kami, siapa ternyata makhluk itu tidak bosan apa dengan diriku seharusnya dia bisa kabur dengan sendirinya.

Sekali lagi makhluk itu membentuk bola hitam pekat kemudian ia melemparkan bola itu kepada kita berdua, Aqma menarik tangan nya keatas dan tsaaat bola itu terbelah oleh sihir air Aqma, lalu meledak tepat di atas sebelum serangan itu sampai dan mengenai diri kita.

Begitu terus makhluk itu mengulang serangan yang sama dia terus menyerang-menyerang dengan menggunakan bola hitam itu bertubi-tubi, tapi dengan sama juga dengan Aqma dia terus memotong bola-bola itu menggunakan sihir air miliknya.

Pertarungan semakin intens makhluk itu sama sekali tida kelihatan kelelahan malah sekarang dia semakin kuat menyerang tanpa memberi jeda sama sekali, aku melihat Aqma yang mulai lelah dia terus menyerang sambil memegang diriku.

Jika tidak melakukan sesuatu kita pasti akan kalah melawan makhluk itu, ayo Lian berfikir, "kau tunggu sebentar disini"

Aqma melepaskan pegangannya pada ku, dia menjauh yang kemudian diriku langsung terselimuti pelindung air yang kutahu itu sihirnya, Aqma berjalan menggertakan tangannya, "Nobilis ignis iome!" mantra yang dibacakan Aqma sepertinya aku tau mantra apa itu, 'grqgrrggrgg' tanah disekitar diriku bergoyang dengan kuat, ternyata benar ini adalah sihir magma miliknya

"Tidak selamanya yang jahat akan selalu"

menjadi jahat