webnovel

12. Kesedihan dan Kebahagiaan

" lu aja, masih belum bisa Makai sihir, Gimana coba masuknya, kan nanti bakal ada test ordo kalo nggak bisa lolos salah satu ordo, udah pasti bakalan dikeluarkan "

terang Michael kepada Lian, yang sepertinya belum tau sistem operasi sekolah itu.

" sumpah demi apa!, ada test ordo? "

" Lelah dengan bahasa lain karena "

yang terbaik adalah bahasa hati

...

Test ordo merupakan test sihir dimana para Great wizarde atau para petinggi sihir, menilai seberapa besar sihir yang kita miliki.

Dan karena ini adalah sebuah penilaian sihir tentu akan ada peringkat didalamnya, dalam dunia ini tingkat sihir dibagi menjadi tujuh, peringkat, dimana semakin kecil angkanya semakin kuat pula sihir mereka.

posisi terbawah peringkat ketujuh diberi gelar Lixz, peringkat keenam gelarnya Dux, peringkat kelima Firen, tingkat keempat Gomlar, tingkat ketiga Rozy, peringkat yang kedua Qeun, dan yang paling kuat adalah peringkat pertama Quartz.

Quartz digadang-gadang kemampuannya bisa setara dengan para dewa-dewi, dan untuk saat ini yang memiliki gelar sebagai Quartz hanya 17 orang saja di seluruh benua, dan mereka disebut sebagai the seventeen magus atau penyihir suci

mereka semua adalah tujuh belas orang yang sangat luar biasa, bahkan katanya jika kau berdiri disebelah mereka, kau akan merasakan energi sihir yang membeludak keluar dari diri mereka.

apakah Raja masuk kedalam tujuh belas penyihir suci itu?, sayangnya raja kita bukanlah termasuk kelompok tujuh belas penyihir suci karena gelar raja saat ini hanyalah Qeun saja.

Sesuai penjelasan di atas Liansi tidak tau jika ada test ordo dalam seleksi sekolahnya nanti.

" Iya, pendaftaran sekolah disana minimal peringkat Dux kalau ingin fasilitas yang memadai kalo dibawah itu, susah buat memakai kelas sihir yang ada "

balas Michael tidak terkejut dengan ekspresi Lian yang putus asa, Michael tau kalau Lian ini masih sulit mengendalikan sihirnya, karena itu dia bingung apakah Lian yakin masuk ke sekolah itu.

" hah kok gitu, disekolah ku nggak ada pembagian fasilitas buat orang yang ordo nya Lixz, semuanya bisa Makai fasilitas yang ada "

Mira membalas perkataan Michael yang berkata bahwa orang-orang yang ordo nya Lixz sulit menggunakan fasilitas sihir disana.

" Namanya juga sekolah bergengsi, kalo isinya kebanyakan Lixz malu-maluin jadinya "

ucap Michael tak menyadari bahwa di samping dirinya ada Lian yang hampir menangis karena takut, tidak bisa bersekolah dengan benar disana.

" hueeeehh "

tangis Lian air matanya jatuh, gimana ini bunda udah susah payah mendaftarkan aku disekolah itu, nanti kalo aku belajar nya nggak maksimal karena dapat ordo rendah gimana.

Lian pusing dengan pikirannya sendiri, dia menangis sesenggukan, Michael dan Mira yang melihat itu menjadi panik ini anak orang jadi nangis gara-gara omongan si Michael, Mira dan Michael mencoba menenangkan Lian dengan berbagai cara,

" eh, tenang aja, siapa tau kamu ordo nya lebih tinggi " ucap Michael

" i.. iya , kan masih belum pasti, ordo kamu Lixz bukan " ditimpali Mira yang mendukung pernyataan Michael, seakan semua sia-sia Lian masih menangis sesenggukan tak berhenti merak berdua sekarang pasrah menunggu sampai Lian berhenti menangis.

Selang beberapa menit kemudian Lian berhenti dari tangisannya, lalu mengusap air mata, dia menyadari bahwa perbuatannya tadi telah membuat teman-temannya menjadi khawatir pada dirinya,

" teman-teman maafkan aku, telah membuat kalian cemas "

kalimat yang pertama Lian katakan setelah tangisannya reda, dia meminta maaf sudah membuat kedua sahabatnya ini khawatir.

Lian hanya sedikit terkejut saja mengetahui fakta bahwa tidak ada harapan baginya untuk bisa bersekolah ditempat yang bunda daftarkan, namun sekarang ia sadar lebih baik mencoba terlebih dahulu, jika memang diterima dia akan bersyukur dan harus berlatih lebih keras, tapi jika tidak diterima entah Lian pun tidak tau apa yang harus ia lakukan.

" Aku, walaupun kesempatan untuk diriku bisa masuk Draconis sangat kecil, setidaknya aku mencobanya terlebih dahulu "

ucap Lian meyakinkan dirinya sendiri, Mira dan Michael yang melihat ini ikut bahagia setelah tau Lian kembali bersemangat.

" Benar Lian, setidaknya kamu mencoba terlebih dahulu kan udah lama kamu belum test ordo lagi, siapa tau sekarang pangkatnya tinggi "

Michael berkata penuh percaya, benar juga sudah lama Lian tidak melakukan test ordo, terakhir kali dirinya melakukan test ketika masa kanak-kanak, dan hasilnya memang Lixz, eh siapa tahu sekarang ordonya sudah meningkat.

Mira berdiri lalu berjalan mendekati Lian, merentangkan kedua lengannya dihadapan lian seakan ingin memeluk tubuh Lian, orang yang menjadi sasaran kedatangan itu paham maksud dari Mira, Lian merentangkan tangannya juga lalu menerima pelukan dari Mira " kamu jangan menyerah dulu, ordo bukanlah satu-satunya hal yang menunjukkan seberapa kuat kamu, tapi disini " ucap Mira sambil jarinya menunjukkan kearah kepalanya, Mira berkata bahwa otak lebih banyak bermain peran dalam sihir dibandingkan sebuah ordo, percuma saja punya sihir tingkat tinggi tapi tidak memikirkan susunan rencana dalam menghadapi musuh nanti.

Lian yang mendengar itu, menjadi semakin tersadar bahwa dirinya tidak boleh menyerah secepat itu. " terimakasih Mira atas nasihatnya, aku sangat bersyukur mempunyai sahabat sebaik kalian berdua, yang mau mendukung diriku dalam keadaan apa-pun "

Michael merentangkan tangannya memeluk diri Mira dan Lian yang sedang berpelukan, mereka bertiga saling memberikan energi baik bagi satu sama lain, mendukung sahabatnya dikala muram adalah hal yang harus mereka lakukan.

lama mereka berpelukan sampai akhirnya Lian tersadar, bahwa barang-barang yang seharusnya sudah rapi masuk kedalam koper untuk kepergiannya besok malah sekarang belum sama sekali, barang yang terkemasi, mana ruangan kamar Lian lagi berantakan lagi.

" eh udah ah, barang-barang aku belum pada di masukin dalam koper, aku mau ngemasin dulu barang-barangnya "

Lian melepaskan pelukan dari diri Michael dan Mira, lalu segera turun dari kasurnya mengemasi segala macam barang, Mira juga ikut membantu menyusun barang-barang, sedangkan Michael dirinya duduk santai saja di kasur setelah Lian menyuruh nya begitu.

" kamu, nggak usah ikut bantu dulu, kamu pasti capek habis pakai sihir teleport sejauh itu, kamu istirahat aja dulu aku nggak lama kok beres beresnya "

begitulah kira-kira perintah Lian pada Michael yang dibalas dengan senyum saja

" Senyum bukanlah sebuah pertanda "