"Masuklah, Scintia."
Gadis itu membuka pintu, menundukkan kepalanya begitu dalam untuk sesaat sebagai bentuk penghormatannya. Kemudian ia masuk dan menutup pintu, lalu berjalan mendekat dengan ekspresi yang begitu murung.
"Scintia, kau ..."
Void tak bisa melanjutkan ucapannya, pertanyaan untuk mengetahui kabarnya terkesan sangat bodoh disaat dirinya sendiri sudah bisa melihat betapa murungnya pelayan pribadinya sejak pertemuannya kembali dengan Mona.
Void melanjutkan ucapannya dengan kata-kata yang lain "Kau dudukulah." Kaisar berbicara seraya memberikan tanda dengan menepuk-nepuk ruang kosong disampingnya diatas ranjang.
"Tapi–"
"Aku tidak menerima bantahan, Scintia."
Void tahu jika dia akan menolaknya, namun Void menggunakan otoritasnya yang membuat Scintia tak mungkin untuk menolak. Scintia akhirnya menunduk kembali dan kemudian terduduk disamping sang Kaisar dengan ekspresi resah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com