28 Oktober 2023
Malam ini bintang telah menyelimuti Ternate kita, Ternate dengan baik nya telah mempertemukan kita. Ternate dengan jahatnya telah membawa mu jauh dari Ku.
" Selamat malam Sa ku yang selalu temani hari-hari buruk ku. Sa yang selalu ada saat aku butuhkan. Sa dengan segala dunia nya telah membuat ku betah. Ini adalah pesan terakhir ku untuk mu. Aku ingin berterima kasih karena kamu sudah menjadi bagian dari perjalanan ku dan kamu sudah mau menjadi bagian dari kisah ku. Kisah dengan segala kelam di dalamnya. Hey, kamu itu orang yang paling aku sayangi, kamu adalah lelaki yang paling aku ingin untuk bertemu. Namun begitulah, setiap orang datang dan pergi dalam hidup kita. Untuk itu aku memohon maaf untuk mu. Maaf jika kehadiran ku sudah membuat mu jenuh, maaf jika aku selalu ingin membutuhkan mu dalam setiap perjalanan ku. Walau aku tau, kau mempunyai dunia mu sendiri.
Sa, kali ini aku janji. Aku tidak menggangu hidup mu lagi, aku pamit yah ganteng ku. Tetap sehat dan semangat untuk menjalani hidup mu tanpa ku. "
Lanersa, itu adalah pesan terakhir mu setelah 6 tahun aku menjalani semua dengan mu. Pesan yang kau kirim lewat malan yang indah ini telah membuat ku jatuh. Malam yang indah ini terbalik menjadi malam yang sangat kelam bagi ku. Sebab setelah malam ini, aku harus menjalani hidup baru tanpa mu. Tanpa cerita-cerita mu. Aku benci padamu karena kau tak membiarkan aku membalas pesan mu. Setelah kau mengirim pesan itu, kau malah menghilang entah kemana.
Kau malah membuat sepi hari ku tanpa hadir mu lagi. Bagaimana aku bisa menjalani hidup tanpa mu Lanersa ku yang sangat aku sukai tawa nya.
Setelah mendapat pesan terakhir dari Lanersa, kehidupan Aqsa berubah. Dunia yang indah baginya kini hanyalah dunia yang penuh dengan kesedihan dan kepedihan. Malam yang indah justru menjelma malam yang luka.
" kepada semesta yang melihat kesedihan ini semata
kepada langit yang ku tatap menjelma derita
Akan aku bawa kemana perasaan ini?
Perasaan yang hanya milikinya." Tulisan Aqsa salam catatan kelana nya.
Catatan kelana Aqsa adalah catatan yang ia tulis untuk menemani setiap perjalanan nya. Sebuah buku dengan sampul hitam yang selalu di genggamannya kemana pun ia berjalan.
Apapun yang terjadi kepada manusia, waktu tetaplah berjalan tanpa berpihak kepada satu orang saja.
Hari-hari yang Aqsa lalui begitu kelam hingga tak terasa sudah sebulan ia menjalani harinya tanpa ada kabar dari Lanersa.
" Nersa, kini sudah dua bulan waktu berlalu. Dan kau tau, semenjak kepergian mu, aku sangat begitu senang dengan pantai. Setiap kali aku memandang pantai, aku selalu melihat mu. Aku selalu melihat kita Nersa. Yah, kita yang lalu.
Aku sangat berharap agar aku bisa melupakan semua tentang kita Nersa. Aku ingin berjalan tanpa di temani bayang-bayang mu. Aku ingin hidup ku kembali, dan jujur saja, jika kepergian mu memang sesakit ini, aku hanya ingin kembali ke masa lalu di mana aku lebih baik takkan pernah bertemu dengan mu. Sesakit ini aku mencintaimu. " tulisan Aqsa di saat senja mulai hilang jinga nya.
Pagi yang ceria di balik kamar Aqsa yang gelap, segala ruangan di tutup rapat tanpa membiarkan sedikit cahaya menemani.
Begitulah dunia Aqsa ketika kepergian Lanersa.
Bunyi telepon berdering, Aqsa mengambil lalu melihat siapa yang menelepon ternyata Dani teman baik Aqsa yang baru saja menyelesaikan PMM nya di Jogjakarta.
" Sa, lu dimana? Gak ngampus? Gue udah di Ternate cokk, Gue otw ke rumah lu yah" Dani memulai obrolan lewat telepon.
" Kenapa gak bilang klo Lo udah balik biar gue yang jemput bro gue kangen banget Lo cokk" jawab Aqsa.
" Anj* mau muntah gua dengar kata kangen Lo bangsa*" ucap Dani sambil tertawa.
"Jadi gimana? Gue ke rumah lu?" Sambung Dani.
" Ketemu di kampus saja. Nih gua mau mandi, ntar kita ketemu di kantin biasa yah.." ucap Aqsa.
"Oke sayang.." jawab Dani ketawa sambil mengakhiri telepon dia dengan Aqsa.
Perjalanan menuju ke kampus mengunakan motor sambil mendengarkan lagu adalah hal yang paling tenang bagi Aqsa. Itu adalah kebiasaannya dari masih SMA sampai-sampai Dani pernah berkata ' di antara teman kita, cepat atau lambat akan ada seseorang yang tunarungu' ia berkata sambil ketawa dan menatap ke arah Aqsa.
Pertemuan Dani dengan Aqsa di mulai saat pertama kali masuk SMA. Aqsa adalah anak pindahan dari kampung yang masuk di sebuah sekolah di kota Ternate. Beda dengan teman-teman yang lain, Aqsa harus menyesuaikan diri dari lingkungan barunya.
Sebuah penyesuaian yang cukup berat bagi Aqsa. Anak kampung harus bergaul dengan anak kota.
Saat pembagian kelas tiba, datang seorang lelaki dengan tinggi sekitar 164 menuju ke meja Aqsa lalu berkata " oii, lu dari SMP mana?" Lelaki itu adalah Dani. 'Sebuah perkenalan yang sangat tidak sopan' ucap Aqsa dalam benaknya saat Dani bertanya padanya.
"Aku dari SMP 12, SMP yang berada di luar kota Ternate" ucap Aqsa.
" Ikut gue ke kantin " Dani berkata seperti anak preman sekolah.
Kesan pertama Aqsa bertemu dengan Dani adalah Dani anak yang nakal, anak yang tidak mau di atur, dan anak yang toxic. Di lihat dari gerak geriknya saja bisa kalian ketahui.
Tapi begitulah Aqsa dengan penyesuaian nya, ia tidak pernah memandang pertemanan. Ia akan menyesuaikan dirinya tergantung siapa yang berada di dekatnya. Bukan berarti ia anak yang serba pergaulan dan ikut-ikutan ketika ada yang minum-minuman keras ia juga ikut. Tidak. Aqsa tidak demikian. Ia bisa menyesuaikan lingkungan pertemanan nya dan ia juga bisa mengontrol dirinya sendiri. Baginya, tidak ada lingkungan yang dapat merubah mita terkecuali diri kita sendiri yang mau melakukannya.
ini adalah kisah ku dengan dia, dia yang kuganti namanya. dia yang ingin ku rangkai setiap perjalanan bersamanya disini. semoga kalian bisa belajar dari kisah ku dengan ya.