Welia kebingungan. Memangnya apa yang salah? Ia kan hanya mengatakan kenyataan.
"Welia," Vivaldi memanggil nama putrinya dengan ekspresi seram. "Apakah kau tahu kalau selama ini kau orang paling bodoh yang pernah ku tahu?"
Hati Welia seperti tertusuk ribuan jarum mendengar Ayahnya sendiri bicara begitu. Karakter Vivaldi memang buruk, tapi Welia tak menyangka Ayahnya akan menghinanya secara terang-terangan seperti itu.
"Maaf, Ayah." Kepala Welia tertunduk malu.
Suasana ruang makan menjadi tak enak. Masih belum ada orang yang melanjutkan kegiatan makan karena Vivaldi selaku kepala keluarga yang berkuasa di rumah ini belum kembali menyentuh makanannya.
Vivaldi melirik Arabella yang piringnya masih penuh, hanya beberapa helai daun selada yang termakan.
'Bisa gawat kalau Arabella menceritakan keributan di rumah ini pada Grand Duke, apalagi kalau sampai dia kehilangan selera makan,' pikir Vivaldi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com