Arabella mengerjap bingung, kenapa Amarlion terlihat baik padanya?
"Amarlion, apa yang ada dalam otakmu?! Justru Arabella yang menjadi otak di balik semua masalah ini! Dia ini wanita licik yang lihai memanfaatkan keadaan!" Gillean berseru tak terima saat Amarlion dengan mudahnya membiarkan Arabella pergi.
"Cukup, Gillean. Arabella tak ada kaitannya dengan semua ini, dia hanya ikut karena dipaksa Julian, bukankah begitu, Arabella?" lontar Amarlion.
"Tidak, aku ikut atas keinginanku sendiri. Gillean benar, aku licik dan menjadi otak dari semua masalah malam ini. Jadi kau tidak perlu berbaik hati padaku," tegas Arabella.
Sorot mata Amarlion yang tadinya terlihat berbinar bahagia meredup, "kenapa?"
"Apanya yang kenapa?!" pekik Felix dan Ravino sebal melihat tingkah aneh Amarlion.
"Kenapa kau berdiri di sisinya, Arabella? Kau... tidak seharusnya di sana," ujar Amarlion dengan nada berbisik.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com