Fajar hampir menyingsing, Laguna sudah bangun dari istirahatnya, ia tak menyangka kalau tidur di dalam laut sangat menenangkan, Gali dan Kairi benar benar berbakat membangun suatu ruangan yang indah dan menyatu dengan alam sekitar, Laguna merasa aman dan nyaman tidur semalaman. Tetapi hari ini ia tidak dapat bermalas-malasan, Laguna bangun dan keluar dari ruangan tidurnya. Chantara sudah menunggunya. " Selamat pagi yang Mulia." sapa Chantara. " Selamat pagi Chantara, pagi sekali kamu bangunnya. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kakek dan nenek." kata Laguna gembira. "Semoga semuanya dapat berjalan lancar." kata Chantara. " Semoga.. jadi bagaimana rencana hari ini? kita masih punya banyak tamu, apa keperluan mereka semua sudah terpenuhi?" tanya Laguna. "Sudah yang Mulia, Avisa sudah mengurus makanan untuk pagi ini, sekaligus untuk siang dan malam nanti, karena kita tidak tahu sampai kapan rombongan kerajaan akan tetap berada disini, tergantung perkembangan hari ini sepertinya. Gali dan Kairi juga sudah membersihkan dan menyiapkan ruangan lagi seandainya ada rombongan dari Atlantis datang hari ini." Jawab Chantara. "Ah ya mereka, hmm, Chantara bisakah kamu menceritakan tentang mereka, siapa mereka? kenapa aku merasa ada yang disembunyikan tetua Agil mengenai klan Atlantis?" tanya Laguna.
"Mungkin tetua Agil hanya menceritakan secara garis besarnya saja Yang Mulia, bukan menyembunyikan." jawab Chantara. " Ya ampun Chantara, sudahlah dengan yang mulia yang mulia , panggil aku Laguna, aku merasa kita akan menjadi sahabat dekat. Sekarang, ayo ceritakan ada apa dengan klan Atlantis? bukan kah aku berhak tahu ada apa dengan klan ku sendiri?" tanya Laguna.
" Baiklah Laguna, Sebenarnya tidak ada yang salah dengan klan mu, atau sepengetahuan kami begitu, tetapi akhir-akhir sepertinya sedang ada masalah internal diantara klan Atlantis. kami tidak tahu masalahnya apa. hanya saja karena mereka adalah klan yang berkuasa atas kami, kami merasakan ketidakharmonisan hubungan itu. Makanya aku senang berada di dekatmu, kau tenang Laguna." kata Chantara. Laguna tersenyum senang mendengar pujian Chantara lalu mengerti memikirkan klannya, tampaknya akan terus menjadi misteri sebelum ia bertemu dengan salah satu dari mereka.
"Baiklah, lalu bagaimana dengan pengawal yang akan menggiring kakek dan nenekku kemari? sudah berangkat?" tanya Laguna. "Baru saja berangkat, mereka sudah dibekali dengan bajumu juga." kata Chantara. Laguna mendesah gelisah, "baiklah kalau begitu, sekarang tinggal menunggu."
"Sebaiknya engkau sarapan dulu Laguna, pasti Raja dan Ratu sudah bangun, demikian juga dengan Jenderal Raka dan Tetua Agil, kebiasaannya disini adalah makan pagi bersama-sama, untuk makan siang tidak diwajibkan, kalau makan malam biasanya lebih ke tamu undangan saja." kata Chantara. "Oh begitu rupanya, baiklah, ayo kita sarapan bersama, aku sudah lapar." kata Laguna sambil menarik Chantara menuju ruang makan bersama.
"Selamat Pagi yang Mulia" Sapa Raja Ernest, Ratu Crystal dan Jenderal Raka. " Selamat pagi, dimana Tetua Agil dan anak-anak?" tanya Laguna. " Kami disini!" kata Tetua Agil memasuki ruangan sambil digelendoti dua anak duyung yang tak lain adalah Juno dan Nivi. Laguna tersenyum, "Baiklah ayo kita mulai sarapan sebelum ajudan jenderal kembali bersama kakek dan nenekku." kata Laguna dan makanan pun mulai disajikan oleh Avisa.
" Yang Mulia, sehabis sarapan ini, hamba harus kembali ke klan hamba, banyak upacara upacara yang harus hamba pimpin disana.Mohon izin untuk kembali yang Mulia." kata Tetua Agil. " Wah secepat itukah? tapi aku masih punya banyak pertanyaan mengenai kaum Mer tetua." kata Laguna.
" jangan khawatir yang Mulia, ada Chantara disini, pasti ia bisa memuaskan rasa ingin tahu Yang Mulia, lagipula sebentar lagi klan Atlantis akan datang, mereka pasti lebih mampu lagi memberitahukan apa yang ingi diketahui oleh yang Mulia." kata Tetua Agil.
" baiklah tetua, maaf kalau kedatanganku kesini membuatmu menjadi teralihkan dari tugas tugasmu yang seharusnya. Terimakasih karena Tetua sudah membuka potensiku. " kata Laguna.
"sudah menjadi kewajiban hamba untuk menolong yang mulia." kata Tetua Agil.
Lalu mereka menikmati sarapan pagi mereka sambil mengobrol.
Sesudah sarapan Tetua Agil mohon diri. Laguna dan Chantara mengantar Tetua Agil hingga ke gerbang. Setelah berpamitan, Tetua Agil berenang dengan cepat menuju klannya. Laguna memperhatikan kepergian tetua Agil, bahkan untuk seorang kaum Mer setua Tetua Agil kecepatannya tidak kalah dengan Jenderal Raka. "Chantara, bagaimana aku bisa berenang secepat itu? apakah aku bisa berenang secepat itu?" tanya Laguna. " tentu bisa Laguna, tapi biasanya kaum kita menggunakan kecepatan itu kalau sedang terburu buru, dan metode berenang seperti itu sangat menguras tenaga. lebih baik menumpang arus. Kalau kau mau mencoba ayo kita coba sekarang. kita berenang mengelilingi rumahmu saja dengan kecepatan tinggi. kalau kau lelah bilang ya?" kata Chantara. " Siap.. ayo kita mulai." kata Laguna sambil bersiap berenang. "Baik, dalam hitungan ke 3, 1..,2..,3!" dan merekapun langsung melesat mengelilingi rumah Laguna hingga beberapa kali. Lalu Laguna mulai melambat, " wah, lelah juga ya.. kamu tidak lelah Chantara?" Tanya Laguna. " sepertinya kamu belum terbiasa Laguna, otot otot perenangmu perlu dilatih, kecepatan mu mengagumkan, tetapi ketahananmi perlu ditingkatkan. Tidak apa apa, kita bisa latihan setiap hari. Saat ini simpan dulu tenagamu untuk bertemu kakek dan nenekmu. Ayo kita minta kudapan pada Avisa." kata Chantara. Dan merekapun pergi mencari Avisa yang sedang menyiapkan makanan untuk siang. " Avisa, apakah kamu mempunyai makanan yang dapat memulihkan tenaga dengan cepat? aku membutuhkannya. Dan panggil aku Laguna." kata Laguna. " Baik Laguna, ini makanlah ini, telur ikan merah. sangat menyegarkan." kata Avisa. Laguna melihat telur kecil kecil itu dengan sangsi. Lalu melihat ekspresi dua anak buahnya yang terlihat antusias. Lalu tanpa berpikir lagi langsung melahap semuanya. " mmhhh.. enak.. segar sekali!" kata Laguna. "aku tidak merasa lelah lagi!" seru Laguna sambil berputar putar keatas kebawah kesamping kiri dan kanan. "Avisa, sepertinya Laguna makan terlalu banyak." kata Chantara sambil tertawa. Avisa hanya tertawa, "tidak apa apa, telur ikan merah tidak memabukkan seperti telur ikan Unggu. Lagipula sepertinya Laguna senang" kata Avisa sambil terus melihat Laguna yang berenang kesana kemari sambil meneriakkan, "wiiiiiiii..."
Nivi dan Juno yang datang karena mendengar Laguna langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan Laguna. dan mereka bertiga berakhir dengan saling mengejar ekor satu sama lain.
Jenderal Raka bersama seorang ajudannya menghampiri mereka. Laguna berhenti bermain bersama Nivi dan Juno dan membiarkan kedua anak tersebut bermain sendiri menjelajahi taman.
"Bagaimana, sudah bertemu dengan kakek dan nenekku?" tanya Laguna. "Sudah yang Mulia, tetapi kami memtuskan tidak membawa mereka kemari tetapi ke tempat lain yang tidak terlalu jauh dari pantai tetapi aman dari manusia. kami tidak ingin tempat ini diketahui manusia." kata Raka. " Pemikiran yang bagus, baiklah kalau begitu kita berangkat sekarang?" tanya Laguna. " Kalau yang mulia sudah siap kita akan segera berangkat bersama Raja Ernest, Ratu Crystal akan tetap tinggal menunggu kita disini. Siapa tahu ada utusan dari Atlantis datang." kata Raka menjelaskan. " Masuk Akal, baiklah, ayo kita berangkat sekarang. Chantara, aku serahkan pengurusan rumah ini padamu sementara aku pergi ya." kata Laguna. " Siap yang mulia" kata Chantara.
Lalu Laguna dan jenderal Raka menuju gerbang Diman Raja Ernest dan beberapa pengawalnya sudah menunggu, dan merekapun segera pergi menuju tempat yang dimaksudkan jenderal Raka.
Dari bawah air Laguna dapat melihat lambung kapal milik kakeknya. Laguna berenang lebih cepat . "Tunggu yang Mulia, kita harus memastikan keadaan dulu!" seru Jenderal Raka. Lalu jenderal Raka berenang mendahului memeriksa keadaan sekitar lalu memberi tanda aman untuk naik.