webnovel

Lactating

(Rate 21+) Seumur hidupnya, Valerry tidak pernah berpikir untuk melakukan hal luar biasa seperti ini. Wanita cantik dan bertubuh mungil itu belum menikah, dan usianya masih dua puluh lima tahun seminggu yang lalu. Hanya karena harus melunasi seluruh hutang Ayahnya pada rentenir, wanita yang terlahir di musim semi itu akhirnya menyetujui untuk melakukan Lactating. Padahal dia belum pernah hamil dan menyusui. Ohhhh... dan sialnya, sebelum ia melakukan itu untuk bayi yang berusia lima bulan, Valerry harus lebih dulu melakukan Lactating pada lelaki yang ternyata Ayah dari si bayi tersebut. Apakah dunia sudah mulai gila!!! NT : Harap bijak dalam memilih cerita. Beberapa di dalamnya mengandung konten yang tidak sesuai untuk anak di bawah umur. Dan cerita ini milik saya. Hasil dari imajinasi saya sendiri. Plagiator!! Nyingkir yang jauhhhhhh. Terima kasih.

HaiMey · perkotaan
Peringkat tidak cukup
18 Chs

Terbiasa

Tandai jika kalian menemukan TYPO ya

Jangan lupa ⭐ dan komentar khas nyinyiran buat Kenzo ya. Hehehehe

Oke, happy Reading ya 😋😋

****

Sudah dua Minggu lebih Valerry berada di kediaman keluarga Alarix. Dan sudah dua Minggu pula Valerry melakukan tugasnya dengan perasaan campur aduk hingga membuat badannya panas dingin di buatnya.

Salahkan saja Kenzo. Lelaki yang memiliki rambut model pantat ayam gila itu selalu saja membuat tubuh Valerry merinding dan meremang hebat saat lelaki tampan itu menghisap puting susunya, yang seharusnya hanya di lakukan oleh putranya.

Sial!! Valerry benar-benar merasa kecolongan. Karena ulah kecerobohan dan keteledorannya, isi kontrak yang sudah terlanjur Valerry sepakati itu tidak bisa Valerry rubah sedikitpun. Dan lagi, kenapa ia bisa mengizinkan Kenzo untuk ikut serta merasakan puting susunya, bahkan menikmati ke dua payudaranya.

Shitt!!

Kemana perginya mulut cabe andalannya itu. Kenapa setiap berdekatan dengan Kenzo, Valerry sama sekali tidak berkutik di buatnya. Satu kalimat dari lelaki itu saja sudah membuat Valerry terdiam, apalagi saat menatap langsung mata jelaga milik Kenzo. Bisa di pastikan jika Valerry akan telentang di bawah kungkungan Kenzo Alarix.

Ya Lord...

Valerry menarik napas dalam di buatnya. Entah setan darimana yang langsung mensarang di otaknya saat itu. Hingga langsung menyetujui gagasan yang sahabatnya itu berikan. Ahh... sial!! Gara-gara Ayahnya, kini hidupnya di penuhi dengan gelenyar aneh tiap Kenzo berusaha menjangkau tubuhnya dan mencoba mencicipi puting susunya seperti yang baby Kean lakukan. Padahal usia lelaki itu sudah dua puluh sembilan tahun, tapi kelakuannya hampir seperti anak lelakinya jika sudah menyangkut payudaranya.

Dan jangan lupakan jika dirinya pun akan merasakan tekanan pada pusat tubuhnya ketika Kenzo semakin gencar bermain dengan bibir, lidah dan giginya yang menyarang indah di payudara miliknya. Lalu jangan lupakan telapak tangan lelaki itu yang terkadang ikut meremas sebelah dadanya dengan gerakan cepat dan terkadang lembut.

Damn!! Apakah ini termasuk pekerjaan tambahan juga!?

"Dasar Kenzo sialan." gerutu Valerry. Menggelengkan kepalanya tak percaya.

Bahkan untuk berbagi dengan tubuhnya sendiri pun Valerry merasa sangat kesulitan. Bayangkan saja, bayi tampan itu seperti enggan ia tinggal. Ketika Kean bangun dari tidurnya dan tidak mendapati Valerry, maka suara tangisan akan terdengar di seluruh penjuru.

Ohhh... Apa dia pikir aku ini ibunya. Pikir Valerry heran

Sudah satu jam Valerry berada di kamar Kean. Dari menemani bermain, kemudian harus menemani bayi tampan itu agar segera tertidur, karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Dan sudah lima menit berlalu Valerry membaringkan Keanu di sampingnya dan memberinya asi, tapi sepertinya hisapan di putingnya masih bisa ia rasakan.

"Hahhh..." valerry menghela napas panjang di buatnya. Jujur saja, ia sudah merasa lelah dengan posisi miring seperti ini, dan ujung payudaranya pun mulai memanas karena mulut bayi itu tak kunjung mau terlepas. "Apakah semua bayi seperti ini?" tanya Valerry frustasi.

Hingga sepuluh menit berlalu, hisapan dalam puting susunya sudah tidak valerry rasakan. Menarik napas lega, itulah yang langsung wanita musim semi itu lakukan.

Menarik perlahan dadanya dan kemudian menyimpan benda keramat itu ke dalam tempat yang seharusnya.

"Akhirnya, dia tidur juga."

Valerry menatap Kean dengan senyum tipis menghiasi. Wajah bayi itu terlihat tenang dengan hembusan pelan yang menandakan jika Kean sudah tertidur pulas.

Setelah itu Valerry keluar dari kamar baby Keam dan memutuskan untuk keluar menemui sahabatnya Ini. Sesekali Valerry ingin menikmati kehidupan normalnya dulu. Yang bisa menikmati kebebasan dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Karena ketika ia sudah bekerja dan menandatangani sebuah kontrak, maka waktunya tersita habis untuk sih Alarix kecil.

Setelah berpamitan pada Azura dan mengatakan ia akan segera kembali, Valerry langsung memesan taksi Online.

Setengah jam kemudian Valerry sudah berada di sebuah cafe tempat terakhir kali ia bertemu dengan sahabat pirangnya itu.

"Sudah lama menunggu?" tanya Valerry. Menatap Inara yang mendengus ketika melihatnya.

"Hanya sepuluh menit," ucap Inara. Yang di tanggapi Valerry dengan terkekeh kecil.

Inara mendesah memaklumi wanita  yang sudah duduk di depannya itu. Lalu mata Inara menatap Valerry dengan penuh selidik.

"Terlihat berbeda dari terkahir kita bertemu." seru Inara. Kembali memperhatikan Valerry.

Sedangkan Valerry menaikkan sebelah alisnya tak mengerti dengan apa yang Inara katakan, "berbeda seperti apa?"

"Bentuk badanmu," sahut Inara, lalu menunjuk dada Valerry dengan dagunya, "apalagi dada mu yang sekarang terlihat sedikit lebih berisi dari sebelumnya." Valerry mengernyit dan menggelengkan kepalanya tak percaya atas pernyataan dari sahabatnya itu.

"Memangnya kenapa. Kau kan sering bilang jika dadaku terlalu kecil. Sekarang jauh lebih berisi kan?" jawaban penuh rasa bangga itu ternyata sanggup membuat Inara berdecak, "kau iri, hm?"

"Ck!! Yang benar saja!!" dengus Inara. "Dari ceritamu kemarin, sepertinya bayi yang bernama Keanu itu harusnya mendapat baby siter yang siap menjaganya dua puluh empat jam."

Valerry kembali menaikan alisnya, "maksudmu?"

"Setiap kali aku mengajakmu keluar, kau selalu saja mengatakan jika bayi itu tidak ingin di tinggal. Lama-lama kau seperti Mamanya saja." keluh Inara.

Valerry merenung dan baru saja tersadar dengan apa yang baru saja Inara katakan. Wanita dengan Surai panjang itu baru saja menyadari jika waktunya terkuras habis untuk baby Kean dan ia sama sekali tak mendapat waktu luang untuk dirinya sendiri. Bukankan ia hanya bekerja sebagai Ibu Asi? Kenapa sekarang pekerjaannya Double menjadi baby siter dadakan seperti ini.

Diamnya Valerry sepertinya dapat di tangkap Inara dengan sangat baik. Bahwa apa yang baru saja ia katakan, membuka pola pikir sahabatnya itu. "Lagipula, kenapa kau harus mengurusi keluarga mereka. Toh setelah kontrak itu habis, hubunganmu dengan mereka akan berakhir seperti tidak mengenal satu sama lain, kan?"

Kali ini pernyataan Inara seperti menamparnya. Valerry baru saja menyadari fakta jika setelah tugas kontraknya selesai, dirinya pasti tidak akan di anggap oleh mereka. Ya, tentu saja seperti itu. Memang siapa dirinya setelah itu. Tidak memiliki ikatan apapun dan dirinya hanyalah wanita yang di butuhkan untuk menyusui baby Kean. Lalu setelah itu apa??

"Kau benar." Ucap Valerry pada akhirnya.

Setelah itu mengalirlah percakapan-percakapan soal Inara yang sedang dekat dengan seorang pria. Yang kemudian di tanggapi Valerry dengan beberapa cibiran bahwa sahabatnya itu selalu lemah dengan lelaki tampan yang memiliki senyum manis. Jenis lelaki idaman yang sudah Inara cari-cari selama ini.

"Lalu?"

Inara mendesah putus asa, "hanya saja lelaki ini memperlakukan semua wanita sama. Ramah terhadap siapa saja."

Lalu suara gelak tawa langsung menggema, membuat Inara mendengus kesal begitu suara tawa dari wanita di depannya itu seperti mengejeknya tanpa belas kasih.

"Ketawa saja. Kau belum tau saja bagaimana rasanya seperti itu." Kesal Inara dengan tangan bersedekap.

"Itu karena kau terlalu percaya diri."

Namun sebelum Inara mengeluarkan kalimat sanggahan. Wanita Francess itu melotot terkejut dengan apa yang ia lihat.

Di sana. Ia melihat sesosok lelaki tampan yang sedang mengedarkan fokus matanya pada isi cafe tersebut dengan tajam. Lelaki itu seperti sedang mencari seseorang dengan seorang anak kecil dalam gendongannya. Saat mata Inara tertangkap basah dengan sorot mata se-gelap malam itu, ia langsung menunduk dan tiba-tiba saja tubuhnya menegang.

"Kenapa?" tanya Valerry heran. Mendapati Inara yang tiba-tiba menundukkan kepalanya seperti menghindari sesuatu. "Ada masalah?"

Inara menggeleng pelan dan mendesah, "tidak."

Namun sebelum Valerry mengeluarkan kalimat pertanyaan selanjutnya, tiba-tiba saja dari belakang tubuhnya ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya merinding. Menoleh sesaat, kemudian ia mendapati lelaki yang sangat ia kenali sudah berdiri tegap dengan Kean yang ada dalam gendongannya.

"K-ken?"

Lelaki yang berdiri tegap itu menatap Valerry dengan pandangan seperti biasanya. Dan sekali lagi Valerry tak bisa mengeluarkan kata-kata yang tepat untuk menghadapi situasi seperti ini.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Valerry sekali lagi. Dan Kenzo tak menyahut, bahkan lelaki itu langsung menyerahkan bayi dalam gendongannya untuk Valerry ambil alih.

"Dia menangis." ucap Kenzo, kemudian lelaki minim ekspresi itu ikut duduk di samping Valerry "Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?"

Valerry tersenyum kaku, "aku bosan. Dan karena baby Kean sudah tidur, sepertinya aku punya waktu untuk pergi keluar sebentar menemui sahabatku, Inara." jawab Valerry. Sambil menunjuk Inara yang juga tersenyum tipis.

Kenzo hanya mengangguk sekilas, "dia haus."

Valerry memincingkan sebelah alisnya, "masih ada waktu setengah jam lagi untuk Kean minum, Ken." terang Valerry. Merasa jika jeda untuk Kean menyusu masih setengah jam lagi.

Inara tak terlalu mengerti kemana isi percakapan dua orang yang duduk di depannya itu. Pikirannya lebih terfokus pada bayi yang terlihat nyaman nyaman di pangkuan Valerry, dan jangan lupakan sosok lelaki yang memiliki wajah tampan seperti pahatan dewa Yunani.

Ya Lord, betapa beruntungya Valerry. pikir Inara.

***

Pertemuannya dengan Inara hari ini tak terlalu membuat Valerry merasa puas. Valerry masih ingat bagaimana Kenzo Alarix yang tiba-tiba saja berada di sana dengan Kean yang ada di dalam gendongan pria tersebut. Dan herannya, kenapa Kenzo bisa mengetahui dimana keberadaan Valerry saat itu.

Padahal wanita musim semi itu hanya berpamitan untuk keluar dan tidak berkata tentang kemana ia akan pergi kemana.

Sial!! Kenapa Valerry merasa jika dirinya seperti di awasi.

Lalu, jangan lupakan pula bagaimana Kenzo berusaha untuk mengajak Valerry untuk segera pulang, padahal wanita berparas cantik itu masih ingin tetap menghabiskan waktunya untuk bercakap-cakap dengan sahabatnya. Toh Baby Kean terlihat baik-baik saja dan tidak menunjukkan bahwa bayi tampan itu terganggu atau merengek untuk Valerry susui.

Ketika sampai di rumah, sekali lagi Kenzo tak membiarkan Valerry untuk duduk tenang barang sejenak. Lelaki itu selalu ingin Valerry membuatkannya nasi goreng ekstra tomat seperti yang biasanya ia buatkan untuk Kenzo. Dan entah sejak kapan lelaki itu selalu ingin Valerry yang bertugas melakukannya mulai sekarang.

"Memangnya aku pembantu," celetuk Valerry masih dengan menggoreng nasi goreng untuk Kenzo. "Tidak cukup dengan memberi Asi pada Keanu, dan kadang membiarkannya ikut serta seperti anaknya, sekarang harus membuatkannya nasi goreng ekstra tomat. Astaga!!" keluh Valerry tak habis pikir.

Setelah selesai membuatkan nasi goreng untuk Kenzo, wanita yang terlahir di musim semi itu segera menghampiri Kenzo dan mengambil alih Keanu yang sejak awal berada di pangkuannya.

Valerry menatap sekilas Kenzi yang sedang menyantap makanannya. Dalam hati Valerry selalu berpikir, kenapa lelaki di depannya itu sulit sekali mengucapkan kalimat terima kasih sebagai tanda kerja yang sudah Valerry lakukan.

"Dasar pantat ayam sialan!!" Maki Valerry dalam hati.

Setelah itu Valerry merasakan tepukan kecil di dadanya. Dan ia melihat Keanu sedang merengek ingin meminum susu.

"Sebaiknya kita ke kamar," Valerry kembali menghela napas di buatnya. Baru saja ia mengurus Kenzo, sekarang bayi kecil ini pun ingin di perhatikan.

Sebelum Valerry beranjak dari duduknya, suara Kenzo kembali mengudara, "disini saja."

Demit sialan!!

Kali ini, Valerry benar-benar tidak abis pikir!!

"Kami akan ke atas."

Tiba-tiba saja suara bantingan sendok terdengar nyaring, membuat Valerry terkejut dengan apa yang Kenzo lakukan. Di tambah dengan tatapan tak terbantahkan seperti biasanya. Ohh... Selalu berakhir seperti ini. Kenapa Valerry tak pernah bisa menolak keinginan lelaki yang bernama lengkap Kenzo Alarix sih.

Dengan terpaksa Valerry membuka tiga kancing kemejanya dan mengeluarkan payudaranya. Dan reaksi yang Keanu perlihatkan selalu membuat Valerry tersenyum tipis di buatnya.

"Iya. Kamu bisa minum sampai kenyang, hm?"

Valerry kembali mengernyit saat puting susunya di hisap oleh Keanu. Bayi yang berada dalam pangkuannya itu sesekali berkedip dan hal itu sukses membuat Valerry tersenyum.

"Pelan-pelan sayang, tidak ada yang akan merebutnya darimu." kecuali Papamu sendiri, sambung Valerry dalam hati

Kenzo melihat interaksi itu dengan saksama. Ia sudah sering kali melihat bagaimana Keanu yang tak ingin jauh dari Valerry, dan wanita itu selalu memperlakukan Keanu dengan hangat. Bahkan saat Kenzo menyuruhnya untuk menyusui Keanu di depan matanya pun, Valerry tak pernah menolak dan tetap mematuhi apa yang ia katakan.

Kenzo sadar, bahwa dirinya pun mulai terbiasa dengan apa yang ia lihat di hadapannya ini. Terbiasa dengan kehadiran Valerry di tengah-tengah keluarganya. Dan terbiasa untuk menghisap puting susu milik Valerry untuk dia nikmati jika ASI dalam payudara itu hanya mengeluarkan beberapa tetes hingga membuat Keanu meraung kesal.

Brengsek!!

Ketika kenzo melihat Keanu menghisap puting itu dan menatap wajah Valerry yang meringis, entah kenapa Kenzo ingin mengambil alih tugas Keanu untuk menghisap puting Valerry dan meraup payudara itu ke dalam mulutnya.

Dan ingin melihat Valerry kembali menggerang karena ulah mulutnya itu.

.

•••

TBC

.

.

.

Emoticon buat chapter ini juga Yee 😣😣.

****

Salam sayang, MEY