webnovel

Labirin (Dimensi Misteri)

Caution! Cerita ini penuh dengan Adegan yang tidak patut untuk di tiru. Adegan di dalam novel ini mengandung beberapa Adegan Gory yang menyebabkan rasa tidak nyaman setelah membacanya. Dianjurkan bagi para pembaca yang sudah menginjak 18 tahun ke atas. Labirin (dimensi misteri) Angga, menjadi salah satu dari banyaknya orang yang terpilih yang pada akhirnya masuk ke dalam sebuah tempat yang tidak pernah ia datangi sebelumnya. Tempat itu merupakan sebuah dimensi yang penuh dengan tanda tanya, dan menjadikan orang-orang yang masuk ke dalamnya merasa depresi hingga pada akhirnya menyebabkan mereka memiliki sifat egois yang tinggi, bahkan sifat itu mampu membuat mereka menjadi seseorang yang tega menghabisi nyawa orang lain secara sadis. Sifat itu muncul secara naluri karena mereka ingin mendapatkan kunci untuk kembali pulang ke dunia yang pernah mereka singgahi. Tidak ada waktu yang berdentang, tidak ada pula situasi siang dan malam yang mendatangkan mentari dan rembulan. Hanya memiliki terang beserta gelap sebagai penggantinya, dan juga dinding semak tinggi yang menutupi pandangan dalam mencari jalan keluar. Tak ada yang bisa di lakukan oleh Angga selain melawan balik mereka yang hendak menyakitinya dan melindungi orang-orang yang membutuhkan dirinya. Satu hal yang bisa dilakukan oleh Angga, bertahan dan berusaha untuk mendapatkan kunci kembali. Bagaimana perjuangannya untuk bisa lolos dari dimensi misteri itu??

Ay1004 · Seram
Peringkat tidak cukup
244 Chs

Arena

Pandangan Eiji saat ini tertuju kepada satu jasad yang tergeletak di hadapannya dan juga Peter dengan kondisi yang sangat mengenaskan, yang tentu saja membuat Eiji kini langsung memalingkah wajahnya setelah merasa bahwa ia sudah tidak sanggup jika harus berlama-lama untuk menatap jasat tersebut. Jasad seorang wanita yang tubuhnya sudah terlanjang dengan luka lebam yang terdapat di sekitar wajahnya serta kemaluan yang sudah hancur tertusuk oleh besi yang ukurannya cukup besar di sana.

"Siapa yang tega melakukan hal ini?" gumam Peter saat itu, sedangkan Eiji tidak menjawabnya dan hanya menolehkan pandangannya ke arah lain.

"Apapun itu, dia sudah gila." ucap Eiji kepada Peter yang kini menghembuskan napasnya menanggapi ucapan itu dan kemudian mengangguk di sana.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com