webnovel

Chapter 2 Perpisahan.

Di rumah, Miki dan seluruh keluarganya sudah mulai bersiap-siap untuk pergi. Mereka sekeluarga sedang mengepak barang-barang mereka. Sementara itu Miki membereskan barang-barang yang ada di kamarnya, di lantai atas. Ia membereskan semua barang yang ia miliki ke dalam kardus. Tiba-tiba ia mendengar namanya di panggil.

"Miki!" panggil Peter.

"Apa?" Miki mengeluarkan kepalanya dari jendela kamar.

"Sini sebentar!" suruh Peter.

"Tunggu sebentar,"ujar Miki, ia turun ke bawah dan menuju ke halaman. Peter melihat Miki berjalan ke arahnya dengan santai.

"Hei," sapa Peter.

"Hei," balas Miki. "Ada apa kamu panggil aku?"

"Tidak aku cuma mau memberikan kamu sesuatu, besok kamu kan pergi jadi aku beli ini untukmu," ujar Peter sambil menyerahkan sebuah kotak yang berbungkus kertas kado.

"Apa ini?" tanya Miki.

"Lihat aja, Aku tidak tahu kamu suka atau tidak," jawab Peter.

Miki membuka kado itu dan melihat sebuah kalung di dalamnya. Miki senang sekali mendapat kado itu.

"Indah sekali," ujarnya sambil melihat kalung liontin tersebut.

"Sini aku pakaikan," ujar Peter sambil mengambil kalung itu dari tangan Miki. Peter memakaikannya ke leher Miki. "Kau sangat cantik pakai kalung itu."

"Thank's."

"Sebenarnya kalung itu ada pasangannya," ujar Peter.

"Benarkah?" Tanya Miki.

Peter mengeluarkan pasangan kalung itu dari sakunya. "Ini pasangannya," ujar Peter sambil menunjukkan kalung itu. "Jadi jika suatu saat kita bertemu kita dapat saling mengenal lagi. Dan kalung ini akan menuntunku padamu."

"Aku akan memakai kalung ini setiap hari," ujar Miki.

"Peter janji ya, kamu tidak akan melupakan aku suatu saat nanti dan saat kita bertemu lagi kamu harus menjadi laki-laki yang dapat aku banggakan."

"Aku janji aku takkan pernah melupakan kamu. Dan aku akan jadi laki-laki yang pantas mendampingimu suatu saat nanti. Tenang saja, saat aku sudah besar aku pasti mencarimu," ujar Peter.

Mereka saling berpelukan dalam waktu yang lama. Mereka menumpahkan segala rasa sedih mereka dalam pelukan masing-masing.

"Aku suka kamu Miki," ujar Peter setelah berpelukan.

"Aku juga suka kamu."

"Miki!" panggil ibu Miki. "Kamu dimana?"

" Di sini ma," jawab Miki. "Ya udah, aku harus masuk dulu. Besok jangan lupa untuk mengantarku. Kamu harus ada di bandara pukul setengah sebelas."

"Oke."

"Oya, jangan lupa nanti malam ada pesta perpisahan dengan teman-teman," ujar Miki sebelum masuk rumah.

Miki masuk ke dalam rumah dengan senang sehingga membuat mamanya heran.

"Ada apa kamu kok terlihat senang Miki?" tanya mamanya. "Kalung itu dari siapa Miki?"

"Ada aja."

"Sama mamanya sendiri kok pakai rahasia-rahasian," ujar mamanya.

"Kalung itu dari kak Peter ma," ujar Leo, adik Miki.

"Dasar monyet lu. Kamu ngintip ya," tanya Miki.

Leo hanya tersenyum nakal. "Ada aja deh," jawab Leo.

"Eh…masih kecil suka ikut-ikutan," ujar Miki yang tertawa melihat sikap adiknya yang baru berumur 8 tahun. Leo dan Miki hanya berjarak 2 tahun.

"Ya udah sana kamu mandi dulu. Nanti malam kan ada pesta perpisahan jadi kamu harus tampil menarik," suruh mamanya.

"Baik ma," jawab Miki. "Oya ma, bagusan pakai baju mana ya. Yang long dress atau celana panjang."

"Bagusan nggak pakai baju, ce,"ujar Leo yang usil.

"Leo, darimana kamu dapat kata-kata seperti itu?" tanya mamanya.

"Dari Robin."

"Lain kali jangan bicara gitu lagi ya," suruh mama.

"Ya ma."

Miki hanya tersenyum melihat gaya menyesal adiknya. Miki akhirnya pergi ke atas untuk mandi. Selesai mandi dia memakai baju long dress kesayangannya.

"Waduh putri mama cantik sekali," ujar mama Miki yang masuk ke dalam kamar.

"Ah..mama bisa aja," jawab Miki.

"Lho memang putri mama cantik."

"Jangan gitu dong ma. Nanti Miki jadi besar kepala nih," ujar Miki yang malu dipuji mamanya.

"Ya udah cepat turun sana!" suruh mamanya. "Sudah banyak yang nungguin lho."

"Peter sudah datang ma?" tanya Miki.

"Lho yang ditanya kok malah Peter bukannya Nicky sih," gurau mamanya.

"Ah mama bisa aja."

"Ce, cepetan!" suruh Leo dari bawah. "Dasar perempuan kalau dandan lama"

"Eh jangan bicara sembarangan ya. Gini-gini kami juga perempuan," sahut Mia yang marah dengan kata-kata Leo.

"Maaf kak Mia," ujarnya dengan mimik menyesal.

"Sudah biarin aja Mia. Memang adikku sukanya ngejek aku," ujar Miki yang sudah turun dari kamarnya. Banyak anak pria yang terpana melihat Miki turun dengan menggunakan baju itu.

"Leo jangan nakal ya," ujar mamanya yang ada di samping Miki.

"Ya ma," jawab Leo. "Tapi kak Peter kok belum datang ya ma. Jangan-jangan dia lupa kalau malam ini ada pesta," goda Leo.

"Iya nih, mana sih Peter," tanya Andi teman se ganknya Peter.

"Lho dia nggak bareng kamu, Ndi," tanya Miki.

"Sorry ya. Mana mau aku jalan bareng dia. Dipikir nanti aku homo lagi," godanya.

"Jangan bicara yang aneh-aneh ya," ujar Peter yang baru datang sambil mukul Andi.

"Wow…tampan amat lu, ter," ujar Mia. "Nggak biasanya kamu tampil rapi."

"Jangan ngejek lu. Mentang-mentang aku nolak kamu, kamu jadi sewot sama aku," ujar Peter.

Miki yang dengar perkataan Peter tiba-tiba merasa hati seperti tertusuk.

"Mia kamu suka sama Peter ya," tanya Miki yang takut punya saingan.

"Kamu ini percaya amat sama kata-katanya Peter. Dia kan cuma bercanda," ujar Mia menegaskan.

"Ya udah ayo kita mulai pestanya!" seru Leo.

"Baik acara pembuka kita pada malam hari ini adalah pesta dansa. Setiap anak harus cari pasangannya masing-masing. Dan selama dansa kita akan mengadakan lomba," ujar Dina yang jadi presenter.

"Lomba apa Din?" tanya Miki yang tidak tahu menahu soal lomba yang akan diadakan oleh temannya itu.

"Ada aja deh. Pokonya ikuti permainannya sampai selesai," jawab Dina.

"Kamu dansa sama siapa Miki?" tanya Andre yang suka sama Miki sejak pertama kali bertemu di SD.

"Wah kayak nggak tahu Miki aja, Ndre. Miki pasti dansanya sama Peter. Betul kan Miki?" ujar Frans temannya Peter.

"Masa sih," goda Miki.

"Peter!" panggil Frans.

"Apa?" tanya Peter yang saat itu sedang bicara dengan Andi.

"Miki tanya, kamu mau dansa sama dia nggak," seru Frans sampai terdengar teman-temannya. Miki yang kaget dengan sikap Frans jadi tersipu malu.

"Wah Frans sejak kapan kamu jadi mak comblangnya mereka," goda Mia. "Lagipula Peter dansanya sama aku."

"Wah kalau Peter sama kamu. Miki kamu dansa sama aku aja," ujar Alex.

"Eh…kalian ini kalau bercanda nggak tanggung-tanggung ya," ujar Peter yang mulai marah karena Miki diperebutkan. "Miki dansanya sama aku."

"Suit…Suit…" seru teman-temannya membuat Miki jadi malu.

"Wah…yang punya pesta jadi malu tuh," ujar Andi.

"Miki kamu mau dansa sama siapa, sama Peter atau sama Andre," tanya Frans.

"Aku dansa sama Peter aja deh," ujar Miki dengan malu.

Peter senang karena Miki mau dansa sama dia.

"Baik karena si pemilik rumah sudah dapat pasangan mari kita mulai pesta dansa ini," seru Dina.

Mereka pada mencari pasangannya masing-masing. Mia akhirnya dansa dengan Frans, Andre dansa dengan Lusi, Andi sama Juanita, Nicky dengan Nita sedangkan Leo dengan Caroline. Teman-teman Miki yang lain dansa dengan pasangannya masing-masing.

"Baik, karena semua pada dapat pasangan masing-masing kita mulai permainannya. Bagi pasangan yang berdansanya bagus dan indah akan mendapat hadiah untuk membuka acara permainan kita. Mereka nantinya akan kita suruh untuk membuat pernyataan cinta bagi pasangan dansanya di akhir acara. Baik kita mulai pesta dansanya," ujar Dina.

Lagu mengalun indah mengajak para pasangan untuk melantai. Peter dan Miki berdansa dengan bagus. Mereka tidak peduli akan perlombaan yang diadakan oleh Dina. Mereka hanya memanfaatkan waktu yang ada untuk bersama-sama.

"Mia, lihat deh pasangan Peter dan Miki," bisik Frans.

"Memangnya kenapa?"tanya Mia.

"Mereka berdansa seperti dunia ini milik mereka berdua," jawab Frans sambil memeluk Mia.

"Lho, kamu kok malah cemberut sih, Mia," tanya Frans yang tahu kalau Mia seneng sama Peter.

"Tidak apa-apa," jawab Mia.

Setelah setengah jam berdansa, Dina mulai bicara dengan Mic.

"Teman-teman setelah dewan juri menilai akhirnya diputuskan pemenang pesta dansa malam ini adalah pasangan Peter dan Miki," ujar Dina diantara suara penonton. "Ya, saya persilahkan pemenang pasangan pesta dansa malam ini untuk maju ke depan."

Miki dan Peter maju kedepan untuk membuka permainan. Dina memberikan secarik kertas yang sudah dilipat. Miki dan Peter membuka kertas tersebut dan membaca isinya.

"Apa tulisannya, Ter?" tanya Andi.

"Cari orang yang paling kalian sayangi dan cium pipinya," ujar mereka berdua.

"Baik, teman-teman," tegur Dina. "Peter dan Miki akan mencium orang yang paling disayanginya."

Peter dan Miki hanya dapat saling memandang dengan pandangan bingung, sementara teman-temannya menyoraki mereka berdua.

"Peter siapa yang bakalan kamu cium?" tanya Andi.

"Aku maunya cium kamu boleh," ujar Peter untuk membalas gurauan temannya itu.

"Mana boleh kamu cium Andi. Andi kan sudah ada yang punya," ujar Frans.

"Memangnya Andi siapa yang punya, Frans?" tanya Doni.

"Masa pada belum tahu semua kalau Andi sudah jadian sama Juanita," ujar Frans.

Mereka semua pada kaget mendengar kalau Andi sudah jadian.

"Masa sih," tanya Alex. "Sejak kapan jadiannya, ndi. Aku kok nggak dikasih tahu"

Andi hanya diam aja ditegur teman-temannya itu. Sementara Juanita hanya tersipu malu di dekat Andi.

"Kalian ini sukanya ngerjain temen aja sih. Ayo kita lanjutin pestanya," ujar Peter untuk mengalihkan perhatian teman-temannya. "Baik aku akan mencium Miki"

Teman-teman Peter dan Miki bersorak senang saat Peter mencium pipi Miki. Miki hanya tersenyum saat dicium Peter. Dia senang sekali karena Peter sayang padanya.

"Sekarang giliran Miki," teriak Dina. "Miki siapa yang mau kamu cium?"

Miki berjalan menjauh dari Peter dan pergi ke belakang penonton. Disana dia mencium mamanya yang sedang duduk bersama papanya.

"Peter, ternyata Miki lebih sayang mamanya daripada kamu," ujar Andi.

"Itu tandanya anak yang berbakti," ujar Peter membela Miki.

"Teman-teman, sekarang Peter dan Miki akan menunjuk satu pasangan lagi yang akan dihukum," ujar dina.

Peter dan Miki memilih pasangan Andi dan Juanita. Mereka bermain selama satu jam. Setelah permainan usai, satu persatu teman-teman mereka pulang ke rumah masing-masing. Peter dan Miki pun berpisah. Setelah pesta usai Miki naik ke kamarnya dan tidur. Miki bahagia tapi ia juga sedih karena ia harus berpisah dari Peter.